Categories
Geologi

Struktur Sekunder Geologi beserta Penjelasannya

Ilmu geografi yang kita tahu selama ini, memiliki cakupan yang sangat luas. Tidak hanya berhubungan dengan gunung dan juga gempa saja, namun juga mempelajari bagaimana asal usul suatu planet terbentuk, termasuk planet bumi. Salah satu cabang ilmu di geografi yaitu geologi. Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi dan bagaimana proses pembuatan planet bumi dari waktu ke waktu.

Pengertian Struktur Geologi

Struktur geologi merupakan gambaran dari suatu bentuk arsitektur bebatuan yang menyusun kerak bumi, proses ini merupakan akibat dari deformasi dan sedimentasi. Berdasarkan kejadiannya, struktur geologi dibagi menjadi 2 yaitu struktur primer dan struktur sekunder.

  • Struktur Primer

Bagian dari struktur geologi yang terbentuk pada saat terjadinya pembentukan batuan. Contoh struktur primer yaitu, struktur sedimen (flute cast, silang siur dan lain sebagainya), struktur kekar akibat dari pendinginan magma (sheeting joint dan columnar joint) dan struktur perlapisan.

  • Struktur Sekunder

Struktur geologi yang membahas dan juga mempelajari bentuk – bentuk deformasi kerak bumi serta gejala – gejala dari penyebab pembentukan batuan. Struktur sekunder mempelajari mengenai struktur – struktur sekunder yaitu kekar (joint), sesar (fault) dan lipatan (fold).

Pembahasan kali ini hanya terfokus pada struktur sekunder saja. Sebab di dalam geologi, struktur sekunder paling penting untuk dipelajari.

Kekar (Joint)

Kekar merupakan struktur rekahan yang terdapat pada batuan, tetapi tidak memperlihatkan atau menunjukan adanya pergeseran. Selain itu, kekar juga dapat dikatakan sebagai bagian permukaan atau bidang yang memisahkan batuan namun sepanjang bidang tersebut belum pernah terjadi pergeseran. Selain bidang datar, kekar juga dapat berupa bidang lengkung. Secara umum, kekar dapat dicirikan oleh:

  • Pemotongan pada bidang perlapisan batuan.
  • Terdiri atas mineral lain (mineralisasi) seperti kuarsa, kalsit dan lain sebagainya.
  • Penampakan dari breksiasi.

Secara geometri, kekar dibagi menjadi:

  • Kekar jurus (strike joints), jika arah jurus kekar sejajar atau hampir sejajar dengan jurus bidang lapisan batuan sedimen, struktur gneissic gneiss, dan struktur sekis.
  • Kekar turun (dip joints), jika arah jurus bidang kekar sejajar atau hampir sejajar dengan arah dari dip pada lapisan batuan, dip struktur gneissic atau schistosity.
  • Oblique (diagonal joint), jika arah jurus bidang kekar berada di antara jurus dan arah dip batuan yang bersangkutan.
  • Bedding joint, jika bidang kekar sejajar dengan lapisan batuan sedimen.

Berdasarkan genesisnya, kekar dibedakan menjadi:

1. Kekar Kolom

Biasanya terdapat pada batu basalt namun terkadang terdapat juga pada batuan beku jenis lainnya. Kolom – kolom yang terdapat pada kekar ini berkembang secara tegak lurus pada permukaan pendinginan. Oleh karena itu, pada sill atau aliran tersebut akan berdiri secara vertikal sedangkan pada bagian dike berada pada posisi horizontal.

2. Kekar Tarik (tension joint)

Jika bidang kekar berada tegak lurus terhadap arah gaya tarik yang bekerja pada batuan. Ciri-ciri yang ada di lapangan yaitu:

  • Selalu dalam keadaan terbuka.
  • Bidang kekar tidak rata.
  • Pola tidak beratur, jika teratur biasanya akan berbentuk pola kotak-kotak.
  • Karena terbuka, maka mudah terisi oleh mineral yang disebut dengan vein.

3. Kekar Gerus (shear joint)

Kekar ini disebabkan oleh gaya kompresi yang biasanya menggeser atau menyesarkan batuan. Ciri-cir yang ada di lapangan yaitu:

  • Memotong komponen batuan.
  • Memotong seluruh batuan.
  • Biasanya bidang licin.
  • Terdapat goresan garis.
  • Terdapat joint berbentuk belah ketupat.

Sesar (Fault)

Sesar atau patahan merupakan bentuk rekahan pada lapisan batuan yang mengakibatkan satu blok batuan bergerak relatif terhadap blok yang lain. Pergerakan yang terjadi biasanya pergerakan relatif turun, relatif naik atau bergerak relatif mendatar terhadap blok lain. Jika terjadi pergerakan secara tiba – tiba pada bidang sesar, maka akan menimbulkan gempa bumi.

Sesar adalah bidang rekahan atau zona pada batuan yang sudah mengalami pergeseran. Terjadinya sesar dapat ditemui pada sepanjang retakan kerak bumi yang mengalami slip di antara dua sisi yang ada pada sesar. Beberapa istilah yang sering dipakai pada sesar yaitu:

  1. Jurus sesar (strike of fault): Arah dari garis perpotongan di bidang sesar dengan bidan horizontal dan diukur dari arah utara.
  2. Kemiringan sesar (dip of fault): Sudut yang terbentuk di antara bidang sesar dengan bidang horizontal dan diukur tegak lurus strike.
  3. Net slip: Pergeseran relatif dari suatu titik yang pada awalnya berimpit pada bidang sesar akibat adanya sesar.
  4. Rake: Sudut yang terbentuk oleh net slip dengan strike slip (pergeseran horisontal) pada bidang sesar.
  5. Hanging wall: Bagian dari tubuh batuan yang berada di atas bidang sesar.
  6. Foot wall: Bagian dari tubuh batuan yang berada di bawah bidang sesar.

Secara garis besar, sesar dibagi menjadi 2 yaitu sesar buta dan sesar tampak. Sesar buta merupakan sesar yang terjadi di bawah permukaan bumi dan ditutupi oleh lapisan sedimen. Sedangkan sesar tampak adalah sesar yang mencapai permukaan bumi sehingga mudah untuk dilihat. Ciri – ciri dari sesar yaitu:

  • Adanya pengulangan lapisan atau hilangnya lapisan batuan
  • Terdapat struktur yang tidak terus menerus
  • Kenampakan khas pada zona sesar (minolit, breksi sesar, horses/linces, seretan)
  • Kenampakan khas pada bidang sesar (gores sesar, gores sesar)
  • Terdapat perbedaan fasis sedimen

Berdasarkan sifat geraknya, sesar diklasifikasikan menjadi 3 jenis:

  1. Sesar normal, gerakan hanging wall relatif turun terhadap foot wall
  2. Sesar naik, gerakan hanging wall relaif naik terhadap foor wall
  3. Sesar mendatar, gerakan relatif mendatar pada bagian yang tersesar, di sini tidak ada istilah hanging wall dan foot wall.

Lipatan (Fold)

Lipatan merupakan perubahan bentuk ataupun volume dari bahan sebagai lengkungan atau kumpulan dari lengkungan yang merupakan efek dari suatu tegasan (stress). Biasanya unsur yang terlipat merupakan adalah struktur bidang, misalnya bidang pelapis (foliasi). Bidang pelapis tersebut berupa pelapisan batuan sedimen atau pelapis batuan metamorf.

Berdasarkan bentuknya lipatan diklasifikasikan menjadi:

  1. Concentric Fold (lipatan konsentris/paralel): perlapisan di mana jarak atau tebal setiap lapisan yang terlipat tetap sama.
  2. Similar Fold: lapisan – lapisan yang terlipat atau dilipat dengan bentuk yang sama sampai ke dalam.
  3. Chevron Fold: lipatan menyudut atau dengan kata lain sendi tajam dan menyudut. Sayap lipatannya berupa bidang planar.
  4. Isoclinar Fold: kedudukan bidang sumbunya sejajar atau relatif sejajar, kedua sayap sejajar atau hampir sejajar.
  5. Box Fold: bagian puncak relatif rata atau datar.
  6. Kink Fold: lipatan bersudut tajam yang dibatasi permukaan planar.

Lipatan adalah pencerminan dari lengkungan yang disebabkan oleh 2 proses yaitu bending (melengkung) dan bucking (melipat). Pada proses melipat terdapat gaya yang bekerja secara sejajar dengan bidang perlapis, sedangkan untuk proses melengkung, gaya yang berkerja tegak lurus terhadap bidang permukaan pelapis. Secara umum, bentuk lipatan dibedakan menjadi:

  • Antiklin: lipatan yang kedua sayapnya memiliki arah kemiringan saling menjauh.
  • Sinklin: lipatan yang kedua sayapnya memiliki arak kemiringan saling mendekat.

Sedangkan berdasarkan unsur geometri, lipatan dibedakan menjadi:

  • Inclined fold / over fold
  • Upright fold / simetrical fold (lipatan simetri)
  • Asimetrical fold (lipatan tak simetri)
  • Recumbent fold (lipatan rebah)

Demikian penjelasan mengenai struktur sekunder geologi. Semoga informasi ini bisa menambah pengetahuan Anda.