Penginderaan jarak jauh atau dalam bahasa Inggris disebut dengan remote sensing merupakan suatu metode dalam mengetahui dan memperoleh informasi atau data seakurat mungkin tentang suatu obyek atau wilayah tanpa harus melakukan survei fisik di lapangan atau berkontak langsung dengan obyek tertentu yang dimaksud. Bidang ini dipelajari dalam cabang-cabang ilmu geografi, terutama pada cabang ilmu Geografi Teknik yang bertujuan salah satunya untuk mengetahui atau mengkaji bumi beserta isinya, seperti letak atau posisi suatu wilayah.
Pada tampilan bumi yang sebenarnya kondisi atau posisi suatu pedesaan dan perkotaan memiliki wujud topografi yang berbeda dan rumit dengan dimensi yang heterogen, mulai dari struktur bangunan, sistem jaringan jalan serta transportasinya, dan luas lahan yang ada. Dengan demikian, penginderaan jarak jauh mengatasi permasalahan yang terkait dengan ruang wilayah dan bagaimana metode atau cara mengaturnya tanpa harus melakukan kontak langsung dengan wilayah atau ruang tersebut karena keterbatasan akses atau tidak memungkinkannya untuk melakukan survei secara nyata di lapangan.
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan dalam pemetaan dan pengaturan ruang wilayah telah mengubah paradigma visualisasi bentuk-bentuk permukaan bumi daratan dan perairan yang selama ini tidak dapat diwujudkan. Lebih detail, penginderaan jarak jauh dapat mempergunakan beberapa media, baik yang konvensional maupun mutakhir. Media ini meliputi penggunaan:
- Teropong
- Pesawat terbang
- Balon udara
- Drone (pesawat nirawak)
- Satelit
Sedangkan, sumber data penginderaan jarak jauh dapat diperoleh dari pantulan radiasi sinar matahari atau citra satelit. Pemerolehan data penginderaan jarak jauh dengan mempergunakan sinar matahari dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Radiasi sinar matahari yang masuk ke bumi mengenai suatu obyek
- Dari obyek tersebut, sinar dipantulkan dan direkam oleh alat sensor dan jika obyek tersebut memiliki suhu di atas 0 derajat Kelvin akan memancarkan tenaga panas yang direkam dengan sensor panas
- Gasil dari pantulan tenaga panas dari obyek tadi menghasilkan data untuk penginderaan jarak jauh, baik berupa data digital maupun citra.
Sedangkan pada pemerolehan data dengan pesawat terbang atau satelit, data penginderaan jarak jauh dapat diperoleh dengan melakukan pemotretan atau penangkapan visual suatu obyek dengan menggunakan kamera yang kemudian data rekaman visualisasi tersebut diinterpretasikan. Interpretasi data penginderaan jarak jauh dapat dianalisa dengan cara:
- Analisis monokuler, yaitu analisis citra dengan menggunakan mata telanjang, meja sinar dan kaca pembesar;
- Analisis stereoskopik, yaitu analisis dengan menggunakan alat stereoskop dimana alat ini akan menampilkan citra 3 dimensi
- Analisis digital, yaitu analisis citra dengan menggunakan sistem software komputer. Data penginderaaan jarak jauh meliputi beberapa unsur diantaranya adalah skala, bentuk, ukuran, pola, warna (rona), bayangan, situs (letak wilayah), tekstur, dan asosiasi.
Dari pemaparan di atas, penginderaan jarak jauh (remote sensing) berperan sangat besar, salah satunya, dalam mengatur sistem transportasi dan merupakan data yang sangat penting dalam membuat suatu kebijakan dalam bidang transportasi. Permasalahan transportasi dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan yang sangat signifikan karena berkaitan dengan perkembangan populasi penduduk, mobilitas, dan tata ruang lahan dan jalan yang semakin berkembang secara dinamis.
Selain itu, permasalahan tersebut diperberat dengan bertambahnya produksi kendaraan bermotor dan konsumsi terhadapnya. Dari masalah ini, maka pengaturan sistem transportasi yang baik dan berkelanjutan sangat diperlukan oleh para pemangku kebijakan. Salah satunya dengan menggunakan penginderaan jarak jauh dalam mengatur bidang transportasi darat. Menurut beberapa ahli manfaat penginderaan jauh dalam bidang transportasi darat adalah sebagai berikut:
- Data observasi dengan menggunakan sistem penginderaan jarak jauh tidak menganggu aktifitas transportasi;
- Dapat menjangkau lokasi atau tempat yang tidak memungkinkan secara fisik untuk memetakan pembukaan jalur transportasi baru dan menghemat dana;
- Penggunaan dana dalam memperbaiki tingkat ketelitian (spasial dan spectral) dapat diminimalisir;
- Merencanakan konektifitas dan aksesbilitas pada suatu sistem transportasi yang menghubungkan daerah terpencil dengan daerah perkotaan;
- Memprediksikan pengembangan wilayah dengan penentuan sistem transportasinya;
- Mengetahui kondisi jalan yang ada, baik kondisi jalan propinsi, daerah, dan nasional;
- Penentuan zonanisasi (zoning) transportasi;
- Membuat pemodelan transportasi yang diinginkan bagi pembuat kebijakan transportasi;
- Memprediksikan laju pertumbuhan transportasi dari tahun ke tahun;
- Memantau tata guna lahan terkait dengan jalur transportasi; dan
- Mengetahui struktur dan letak jalan.
Dari beberapa manfaat penginderaan jauh dalam bidang transportasi darat tersebut diatas, pada umumnya proses perencanaan sistem transportasi menggunakan 4 model tahapan, yang terdiri dari:
- Model bangkitan perjalanan
- Model sebaran pergerakan
- Model pemilihan moda transportasi
- Model pemilihan rute
Jadi, penginderaan jarak jauh sangat berperan penting di era sekarang ini dalam menghadapi permasalahan transportasi yang tidak pernah ada habisnya. Hal ini dikarenakan penginderaan jarak jauh (remote sensing) telah memudahkan dalam mengetahui dan menentukan suatu lokasi yang dilalui jalur transportasi tanpa harus melakukan pengamatan secara fisik pada lokasi tersebut.
Selain itu pembukaan sistem transportasi yang terintegrasi dapat dilakukan dengan mudah dengan hanya membuat tampilan model 3 dimensi dari data penginderaan jarak jauh tersebut dan dapat menghasilkan suatu rekomendasi yang berharga bagi para pembuat kebijakan dan pengambil keputusan dalam membuat suatu regulasi yang bermanfaat dan berguna bagi sistem transportasi ke depannya.