Categories
Geografi Dasar

3 Perbedaan Wilayah Formal dan Fungsional

Dalam mempelajari geografi khususnya pembahasan mengenai wilayah, terdapat informasi mengenai cara pandang dalam membahas wilayah secara multidimensional dan komprehensif, yang dikenal dengan sebutan ilmu kewilayahan atau geografi regional.

Di dalam ilmu kewilayahan tersebut para ahli menggunakan dua jenis wilayah yang terbagi menjadi wilayah formal dan wilayah fungsional. Kedua wilayah tersebut tentunya memiliki perbedaan.

Untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan antara wilayah formal dan wilayah fungsional, berikut penjelasannya!

1. Pengertian Wilayah Formal dan Wilayah Fungsional

Wilayah Formal

Wilayah formal merupakan suatu wilayah yang dicirikan berdasarkan homogenitas atau keseragaman. Secara umum wilayah formal dapat dicirikan pada sesuatu yang melekat pada manusia dan alam, misal penggunaan bahasa tertentu yang telah digunakan penduduk wilayah sejak lama hingga bentang alam seperti kawasan pantai.

Menurut Wardiyatmoko, wilayah formal adalah wilayah yang dicirikan dengan kondisi fisik, sosial, dan biotik. Pada umumnya wilayah formal dapat terlihat dari adanya perbedaan ciri-ciri fisik yang tampak jelas.

Pengertian lain yang diungkapkan oleh Achmad Zaini di dalam buku yang berjudul Pengembangan Sektor Unggulan di Kalimantan Timur (2019), menjelaskan jika wilayah formal merupakan sebagian besar permukaan Bumi atau wilayah geografis yang mempunyai keseragaman dalam kriteria tertentu.

Wilayah Fungsional

Wilayah fungsional adalah suatu wilayah yang difungsikan berdasarkan pada jenis dan kekhususannya. Wilayah ini saling terhubung antara beberapa pusat kegiatan secara fungsional, yang apabila dilihat secara fisik mempunyai kondisi berbeda (heterogen) akan tetapi secara fungsional saling terhubung dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup penduduknya.

Wilayah fungsional juga dapat diartikan sebagai wilayah dengan ciri adanya kegiatan yang saling terhubung antara beberapa pusat kegiatan secara fungsional.

Sedangkan di dalam buku yang dikarang oleh Yudi Antomi, berjudul Aktivitas Ekonomi dalam Perspektif Ruang dan Lingkungan (2021), menjelaskan jika wilayah fungsional merupakan wilayah yang terbentuk karena diatur oleh beberapa pusat kegiatan lalu dihubungkan dengan garis melingkar. Artinya pembagian wilayah tersebut menunjukkan adanya kekompakan fungsional di dalam beberapa kriteria.

2. Ciri-Ciri Wilayah Formal dan Wilayah Fungsional

Wilayah Formal

Adapun ciri-ciri dari wilayah formal antara lain:

  • Terdapat beberapa elemen yang terdapat pada identitas nasional ataupun wawasan nusantara Indonesia.
  • Mempunyai ciri khas yang spesifik sehingga dapat dibedakan dengan jelas secara kasat mata oleh pengamat.
  • Dapat dirasakan dengan jelas perbedaan perbatasannya sehingga mudah dibedakan.
  • Homogen yang membuat para pengamat mudah dalam mengamati suatu wilayah beserta perbatasan-perbatasan wilayah.
  • Bersifat statis dan tidak aktif.
  • Umumnya wilayah ini berada di bagian tengah.
  • Terbentuk akibat adanya keseragaman atau kesamaan baik kriteria fisik dan sosial.

Wilayah Fungsional

Sama halnya dengan wilayah formal, wilayah fungsional juga memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut:

  • Memiliki ciri heteronitas yang dapat disebut sebagai organic region, functional region, nodus region.
  • Terdapat arus barang, gagasan dan manusia.
  • Mempunyai pusat kegiatan yang berhubungan dengan wilayah di sekitarnya.
  • Terdapat pusat yang menjadi pusat pertemuan arus barang, gagasan, dan manusia secara terorganisasi.
  • Adanya jaringan jalan sebagai tempat berlangsungnya tukar-menukar.

3. Contoh Wilayah Formal dan Wilayah Fungsional

Wilayah Formal

Berdasarkan pengertian dan ciri yang telah disebutkan di atas, contoh dari wilayah formal antara lain:

Wilayah ini masuk ke dalam wilayah formal sebab bentang alamnya yang sangat berbeda dibandingkan dengan wilayah sekitar.

  • Kawasan Perkotaan dan Pedesaan

Kedua kawasan ini masuk sebagai wilayah formal karena bentuk kenampakan jika dilihat secara sosial dan fisik terlihat jauh berbeda, mulai dari tata bangunan hingga fasilitas umum yang tersedia.

  • Sungai dan Daerah Aliran Sungai

Kedua wilayah ini terlihat mempunyai perbedaan yang sangat jelas. Bahkan secara fisik wilayah tersebut berbeda dengan wilayah sekitarnya.

Ketiga wilayah tersebut mempunyai bioma yang terlihat jauh berbeda. Tentunya jenis flora dan fauna yang tinggal di wilayah tersebut mempunyai ciri dan karakteristik yang berbeda.

Wilayah Fungsional

Beberapa contoh wilayah fungsional antara lain:

  • Kawasan Metropolitan

Kawasan ini terdiri atas berbagai wilayah yang berbeda mulai dari pedesaan, perkotaan, kampung kota sampai dengan kawasan pesisir. Akan tetapi wilayah-wilayah tersebut memiliki hubungan yang erat umumnya oleh ekonomi, misal Jabodetabek atau Tokyo Metropolitan Area.

  • Kawasan Agropolitan

Kawasan ini terdiri atas kawasan desa dan kota yang saling terhubung dalam sebuah node skala menengah. Sebagian besar kawasan ini terfokus pada sektor pertanian dibandingkan dengan perdagangan atau jasa.

  • Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

Kawasan-kawasan yang masuk ke dalam Ekonomi Khusus terbagi menjadi dua jenis yakni KEK industri berupa kawasan kota, desa, kawasan industri, stasiun, dan pelabuhan, serta KEK pariwisata meliputi kawasan yang memiliki bentang alam yang berbeda mulai dari pesisir hingga pegunungan.

  • Kawasan Strategis

Kawasan ini terdapat banyak jenis bentang alam yang saling terait satu dengan lainnya. Di Indonesia, kawasan ini direncanakan dalam RTR Kawasan Strategis Nasional.