Categories
Geografi Dasar

67 Konsep Geografi Menurut Para Ahli

Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang fenomena nyata baik itu fisik maupun non fisik dalam kehidupan manusia. Kata geografi berasal dari bahasa yunani geo yang berarti bumi dan grapein yang berarti tulisan atau menjelaskan.

Definisi Geografi menurut para ahli

  1. Erastothenes-  Menyatakan bahwa geografi merupakan penggambaran tentang bentuk permukaan bumi
  2. Claudius Ptolomaeus-  Menyatakan geografi suatu bentuk penyajian dari sebagian atau seluruh bagian permukaan bumi dalam bentuk peta.
  3. Ullman (1954)- Menyatakan bahwa geografi adalah interaksi yang terjadi antar ruang
  4. Strabo (1970)-  Dalam konsep natural Attribute of place menyatakan bahwa geografi memiliki keterkaitan dengan lokasi, karakteristik, serta hubungan antar wilayah yang terjadi secara keseluruhan.
  5. Ekblaw dan Mukerne- Menyatakan bahwa geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bumi beserta kehidupan di dalamnya, segala hal yang mempengaruhi pandangan hidup, makanan yang dikonsumsi, pakaian yang dikenakan, rumah yang dihuni, serta tempat-tempat rekreasi yang diniknmati.
  6. Menurut Paul Vidal De La Videl- Menyatakan bahwa geografi merupakan study mengenai kualitas negara-negara dimana manusia sebagai pengelola alam menjadi penentu dalam kehidupan.
  7. Menurut Bintaro (1981)-  Menyatakan bahwa geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan kausal gejala-gejala di permukaan bumi baik secara fisik maupun hal-hal yang menyangkut kehidupan makhluk hidup serta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, kelingkunagn, serta regional untuk kepentingan program, proses, serta keberhasilan suatu pembangunan.
  8. Menurut Von Rithoffen Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala serta sifat-sifat permukaan bumi beserta penghuninya yang tersusun berdasarkan letak. Selain itu, ilmu tersebut juga menjelaskan hubungan timbal balik antara sifat serta gejala-gejala tersebut.
  9. Menurut Haris (2012)-  Menjelaskan bahwa geografi merupakan ilmu yang mengkaji aspek-aspek yang berada di permukaan bumi beserta konsep spasial yang dimanfaatkan dalam pembangunan.
  10. Menurut hasil seminar dan lokakarya di Semarang (1988)- Menjelaskan bahwa geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang persamaan serta perbedaan fenomena geosfer berdasarkan kewilayahan serta kelingkungan dalam konteks keruangan.

Selain definisi geografi menurut para ahli, kita juga akan menjelaskan mengenai konsep geografi yang dijelaskan oleh para ahli juga.

Fenomena geografi yang terdapat di sekitar kita merupakan semua hal yang memiliki keterkaitan spasial antara faktor fisik dan non fisik, yang di dalamnya terdapat dua pola pembelajaran yaitu pola nyata yang berupa pemahaman, serta pola abstrak yang berupa konsep.

Konsep geografis memungkinkan terjadinya eksplorasi hubungan antara manusia, lingkungan alam, serta budaya yang masing-masing terdapat komponen spasial di dalamnya. Dengan adanya konsep geografi, akan dapat membantu para ahli geografi dalam menyusun kerangka kerja yang nantinya digunakan untuk menafsirkan serta mewakili informasi tentang dunia.

Beberapa Konsep Geografi menurut para ahli antara lain adalah :

1. Menurut Nursid Sumaatmadja

Konsep geografi menurut Nursid Sumaatmadja merupakan suatu pola abstrak yang berkaitan dengan gejala-gejala nyata tentang geografi. Di dalam konsep geografi terdapat nilai guna, keterkaitan ruang, interaksi, serta interdependensi.

Konsep Geografi dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Konsep Geografi Denotatif

Yaitu suatu konsep yang dapat memberikan penjelasan tentang pengertian-pengertian gejala geografi berdasarkan definisinya. Misalnya : erosi merupakan suatu peristiwa dimana terjadi proses pemindahan massa bebatuan dari satu tempat ke tempat yang lain melalui perantara suatu zat yang ada di permukaan bumi yang terjadi secara alamiah.

2. Konsep dasar Konotatif

Yaitu suatu konsep yang memiliki pengertian lebih luas jika dibandingkan dengan pengertian secara harfiah, dimana di dalam konsep tersebut terdapat segala aspek yang memiliki hubungan dengan konsep-konsep yang dibahas seperti faktor pendukung, persebaran, jenis, manfaat, serta proses pembentukannya. Seperti contoh proses terjadinya efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.

2. Menurut Ikatan Geograf Indonesia (IGI)

Dalam Seminar Loka Karya yang diadakan oleh Ikatan Geograf Indonesia (IGI) di Semarang pada tahun 1988 menghasilkan suatu rumusan yang menyatakan bahwa geografi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dan unsur-unsur geosfer dengan sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan.

Dari waktu ke waktu, definisi, pengertian, serta sejarah tentang geografi selalu mengalami perkembangan. Namun jika dikaji lebih mendalam terdapat beberapa kesamaan titik pandang dari kajian-kajian tersebut, yaitu :

  • Bumi sebagai tempat untuk tinggal
  • Hubungan antara manusia dengan lingkungan
  • Dimensi ruang serta historinya
  • Berbagai pendekatan seperti pendekatan spasial, ekologi, serta regional.

Dari kesamaan-kesamaan titik pandang tersebut, maka muncullah 10 konsep esential geografi, yaitu : 
1. Konsep Lokasi

Merupakan suatu konsep utama yang digunakan untuk mengetahui fenomena-fenomena geosfer serta tempat terjadinya fenomena seperti pada lapisan atmosfer. Konsep ini menganalisa adanya aspek-aspek baik itu positif maupun negative dari berbagai tempat di permukaan bumi. Konsep ini terbagi menjadi 2, yaitu :

  • Konsep lokasi absolut yaitu lokasi suatu wilayah berdasarkan garis lintang dan garis bujur dan memiliki sifat yang tetap. Misalnya : Letak astronomis Indonesia terletak pada 6°LU – 11°LS dan 95°BT – 141°BT.
  • Konsep Lokasi relatif, yaitu lokasi dari suatu daerah di permukaan bumi yang mengalami perubahan sifat karena pengaruh dari daerah di sekitarnya. Misalnya : tanah yang berada di daerah perkotaan biasanya memiliki harga yang lebih mahal.

2. Konsep Jarak

Merupakan suatu konsep yang menggambarkan adanya jarak antara dua wilayah. Konsep ini berkaitan dengan lokasi, kehidupan sosial, serta ekonomi dan bersifat relative. Dengan adanya jarak, maka hal tersebut juga berpengaruh terhadap harga maupun nilai dari suatu barang. Misalnya : pada saat seseorang sedang bepergian dengan membawa barang-barang yang cukup banyak, maka hal tersebut akan berpengaruh pada biaya transportasi atau tanah yang letaknya jauh dari jalan raya, akan memiliki harga yang lebih murah jika dibandingkan dengan tanah yang berada di dekat jalan raya.

Konsep jarak terbagi dalam 2 golongan, yaitu :

  • Konsep jarak absolut, yaitu jarak yang satuan panjangnya diukur dengan kilometer. Misalnya jarak antara kota A dan kota B adalah 100 km.
  • Konsep Jarak Relative, yaitu jarak yang satuan panjangnya diukur dengan waktu . Misalnya : Dari kota A kita bisa menjangkau kota B dalam waktu lima jam.

3. Konsep keterjangkauan (accesbility)

Konsep ini memiliki keterkaitan dengan kondisi suatu permukaan bumi, dimana hal tersebut dapat menyangkut bagaimana cara untuk dapat menjangkau suatu lokasi atau daerah, alat transportasi apa yang digunakan untuk mencapainya, alat komunikasi yang digunakan, dan masih banyak lagi. Misalnya :  suatu daerah yang terisolasi karena kondisi permukaan buminya (seperti sebuah desa yang terletak di antara rawa-rawa dan hutan) akan menyebabkan daerah tersebut sulit dijangkau.

4. Konsep Pola

Merupakan konsep geografi yang memiliki kaitan dengan ketergantungan pada berbagai fenomena geografis di permukaan bumi. Kata lainnya adalah konsep pola merupakan sesuatu yang berulang sehingga menghasilkan bentuk yang lebih konsisten. Konsep pola menitikberatkan konsepnya pada pola keruangan baik alami maupun sosial budaya.

Contoh konsep ini adalah pola pemukiman yang berada di daerah pegunungan kebanyakan mengikuti pola penyebaran, sedangkan pemukiman yang berada di daerah pinggiran sungai biasanya mengikuti pola yang memanjang.

5. Konsep Morfologi

Konsep ini sesuai dengan kondisi di permukaan bumi sebagai hasil dari tenaga endogen maupun eksogen seperti terciptanya dataran rendah, pegunungan, maupun dataran tinggi, dan lain sebagainya. Dengan mengikuti konsep ini, maka orang akan mudah dalam memperkirakan kondisi suatu wilayah.

Contohnya : dataran rendah di sepanjang pantai utara Jawa kebanyakan dipergunakan sebagai perkebunan tebu. Contoh lainnya adalah daerah dataran tinggi atau pegunungan sangat cocok untuk dijadikan sebagai lahan perkebunan maupun pertanian.

6. Konsep Aglomerasi

Konsep aglomerasi atau konsep mengelompok merupakan konsep yang berkaitan dengan penyebaran objek-objek geografi yang ada di permukaan bumi berdasarkan pada unsur-unsur yang di rasa menguntungkan atau berdampak positif.

Contoh dari konsep ini adalah pemukiman yang berada di daerah pedesaan biasanya berkelompok di dekat lahan pertanian atau lahan-lahan yang subur.

7. Konsep nilai guna (utilitas)

Merupakan keadaan geografis suatu wilayah yang bersifat relatif yang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti lokasi, jarak, maupun keterjangkauannya. Suatu wilayah di permukaan bumi ini memberikan manfaat yang tidak sama bagi semua orang.

Contoh : Laut memiliki nilai guna yang tinggi bagi nelayan daripada bagi petani.

8. Konsep interaksi dan interdependensi

Yaitu suatu konsep yang di dalamnya terdapat hubungan timbal balik antara dua wilayah atau lebih sehingga menghasilkan fenomena, penampilan, maupun masalah yang baru dimana dalam konsep ini suatu fenomena akan tergantung pada fenomena yang lainnya.

Contoh : interaksi antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan terjadi karena adanya perbedaan sumber daya yang dihasilkan. Daerah pedesaan biasanya menghasilkan bahan-bahan baku, sedangkan daerah perkotaan menghasilkan berbagai macam produk industri. Kondisi tersebut menjadikan kedua wilayah saling membutuhkan.

9. Konsep Area Diferensiasi

Yaitu konsep yang memandang bahwa suatu daerah yang ada di permukaan bumi ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti jenis tanaman, cara hidup, maupun mata pencaharian penduduk penghuninya.

Contoh : jenis tanaman yang dibudidayakan di daerah dataran tinggi memiliki perbedaan dengan tanaman yang dibudidayakan di daerah dataran rendah, seperti di ketinggian 0-700 meter jenis tanaman yang dibudidayakan adalah tebu, jagung, dan kelapa. Di daerah dengan ketinggian 700-1500 meter jenis tanaman yang dibudidayakan antara lain adalah kopi, teh, kakao, tembakau, kina, dan lain sebagainya. Di daerah dengan ketinggian 1500-2500 meter jenis tanaman yang di budidayakan antara lain adalah pinus, dan pohon cemara. Sedangkan di daerah yang memiliki ketinggian lebih dari 2500 meter jenis tanaman yang dibudidayakan adalah jamur.

Contoh lainnya adalah bahwa di daerah pesisir pantai, kebanyakan penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan, sedangkan di daerah dataran rendah, mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.

10. Konsep Keterkaitan tata ruang

Konsep ini memandang adanya keterkaitan antara peristiwa atau fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik itu dari segi fisik maupun non fisik.

Contoh : keterkaitan antara kehidupan di daerah perkotaan dan pedesaan seperti masyarakat yang ada di perkotaan memerlukan bahan baku yang dihasilkan oleh masyarakat di daerah pedesaan dalam proses produksi produk-produknya. Sedangkan masyarakat pedesaan perlu untuk memasarkan bahan-bahan alami yang mereka hasilkan ke daerah perkotaan.

3. Menurut Henry J Warman

 Untuk mengungkapkan gejala-gejala yang ada di permukaan bumi, Henry J. Warman mengemukakan 15 konsep geografi yang dapat dipergunakan sebagai landasan. Jadi dengan begitu maka akan di dapat pemahaman mengenai hubungan sebab akibat, fungsi, proses terjadinya, maupun masalah-masalah yang hadir dalam kehidupan sehari-hari. Adapun kelima belas konsep tersebut adalah :

1. Regional Concept (konsep regional)

Merupakan sebuah konsep yang didasarkan pada definisi regional itu sendiri, yaitu wilayah dipermukaan bumi yang memiliki karakteristik yang khusus seperti keadaan alam maupun kehidupan sosial budayanya, sehingga nantinya akan dapat dibedakan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya. Dala ilmu geografis, kosep ini dianggap memiliki sifat yang komprehensif. Dan dengan adanya konsep ini, diharapkan setiap orang mampu melakukan analisa terhadap permasalahan-permasalahan atau gejala-gejala yang terjadi di muka bumi dengan analisa spasial (keruangan) serta mampu menelaah adanya hubungan timbal balik diantara komponen-komponen tersebut.

Contoh dari konsep regional antara lain :

  • Jika dilihat berdasarkan kondisi alamiah: region kutub, gurun, kawasan pantai, kawasan hutan hujan tropis, dataran tinggi (pegunungan), serta dataran rendah.
  • Jika dilihat dari kehidupan sosial budaya : daerah perkotaan, daerah pedesaan, hortikultur, dan lain sebagainya.

2. Life layer Concept (konsep batas kehidupan)

Manusia serta makhluk hidup lain memiliki batasan-batasan tertentu agar bisa betahan hidup di suatu wilayah di permukaan bumi ini. Konsep ini dapat didefinisikan bahwa bumi merupakan suatu tempat yang diperuntukkan bagi manusia serta makhluk lainnya untuk bertahan hidup, meskipun sebagian wilayah dari permukaan bumi tersebut tidak dapat dihuni. Beberapa faktor yang mempengaruhi konsep ini antara lain adalah ketersediaan sumber daya alam, serta kemampuan yang dimiliki manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam tersebut.

Contoh :

  • Kawasan kutub yang selalu ditutupi oleh bongkahan es, salju yang begitu tebal dengan suhu yang sangat rendah merupakan kawasan yang sulit dijadikan sebagai ruang hidup maupun tempat untuk bersosialisasi oleh manusia, hewan, maupun tumbuhan. Meskipun ada, jumlahnya sangatlah sedikit.
  • Kawasan gurun yang gersang dan memiliki suhu yang sangat ekstrim juga menjadi pembatas bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup yang lain. Namun gurun juga memiliki fungsi gurun pasir bagi kehidupan makhluk hidup.

3. Man ecological dominant concept ( konsep manusia sebagai makhluk yang paling dominan)

Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna yaitu dengan dibekalinya akal atau kemampuan untuk berfikir sehingga dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya itu, manusia mampu menciptakan sesuatu. Dengan kata lain, manusia memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan pada lingkungan hidup, baik itu dalam upaya meningkatkan kualitas maupun justru untuk merusaknya.

Contoh : untuk meningkatkan kesejateraan penduduk dan sebagai upaya dalam memenuhi kebutuhan hidup, maka pemerintah mengubah kawasan hutan hujan tropis yang berada di Kalimantan sebagai lahan bagi pemukiman serta lahan pertanian bagi para transmigran. Dan mereka yang tidak bertanggung jawab secara sengaja melakukan eksploitasi hutan secara besar-besaran untuk mengambil kayunya yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Di satu pihak terdapat keuntungan dari alih fungsi hutan tersebut, namun di pihak lainnya ancaman akan kerusakan hutan dapat mengakibatkan naiknya suhu bumi serta terjadinya pencemaran udara akibat pembakaran hutan.

4. Globalism concept (konsep globalisme)

Pada dasarnya wilayah di permukaan bumi ini merupakan satu kesatuan, sehingga apabila terjadi perubahan pada wilayah yang satu, maka hal tersebut akan berpengaruh pada wilayah yang lainnya. Konsep ini telah dipergunakan dalam upaya penyebaran informasi keseluruh wilayah di bumi ini tanpa terhalang oleh batas negara, batas wilayah, maupun batasan alam.

Contoh : kita bisa mengetahui kejadian-kejadian dari seluruh penjuru dunia melalui berita, internet, telepon, maupun media lainnya.

5. Spatial interaction concept (Konsep interaksi keruangan)

Konsep ini memberikan gambaran tentang keterkaitan antar komponen ruang di permukaan bumi ini, seperti faktor alami, faktor alami dengan kehidupan manusia, faktor alami dengan kehidupan sosial budaya, atau juga antar sosial.

Contoh : untuk melakukan analisa peristiwa banjir atau erosi di suatu daerah di permukaan bumi ini, yang menjadi fokus utama analisa tersebut ialah bagaimana tindakan atau perilaku manusia terhadap lingkungan sehingga peristiwa tersebut bisa terjadi seperti penggundulan hutan yang menjadi daerah resapan air, alih fungsi lahan pertanian, atau mungkin karena pengaspalan sehingga menyebabkan tanah kurang mampu dalam menyerap air. Kondisi tersebut menyebabkan air yang seharusnya terserap oleh tanah berubah menjadi aliran air di permukaan penyebab banjir atau erosi tanah.

6. Areal Relationship Concept (Konsep hubungan timbal balik)

Konsep ini menyajikan gambaran terkait adanya hubungan timbal balik antar wilayah di permukaan bumi, yang menjadi faktor utama pada peristiwa tersebut adalah faktor alam dan faktor manusia.

Contoh : terjadinya hubungan timbal balik antara masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan dengan masyarakat yang tinggal di perkotaan, yang mana masyarakat pedesaan merupakan produsen dari bahan baku yang dibutuhkan oleh masyarakat perkotaan yang dalam hal ini bertindak sebagai produsen bahan jadi. Dan sebaliknya masyarakat pedesaan juga membutuhkan barang jadi yang diproduksi oleh masyarakat perkotaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

7. Areal Likenesses Concept (Konsep kesamaan wilayah)

Konsep ini menjelaskan bahwa terkadang beberapa wilayah di permukaan bumi ini memiliki gejala, sifat alamiah, maupun kehidupan sosial yang hampir sama.

Contoh : beberapa wilayah seperti Indonesia, Brazil, Kongo, serta Zaire merupakan negara-negara yang memiliki iklim tropis. Keempat negara tersebut banyak memiliki kesamaan, diantaranya adalah karakteristik wilayah  dari ke empat negara tersebut yaitu adanya hutan hujan tropis. Contoh yang lainnya adalah karena sebagian besar penduduknya berasal dari ras melayu, maka Indonesia dan Malaysia memiliki kesamaan dalam hal bahasa.

8. Areal Differences Concept (Konsep Perbedaan Wilayah)

Hal ini merupakan kebalikan dari konsep sebelumnya, dimana terdapat perbedaan diantara wilayah-wilayah yang ada di permukaan bumi ini.

Contoh : Daerah pantai dan daerah dataran tinggi memiliki perbedaan kondisi alam wilayah yang cukup signifikan seperti suhu di daerah pantai relatif panas, sedangkan di dataran tinggi suhunya relatif dingin.

9. Areal Uniquennes Concep (Konsep Keunikan Wilayah)

Konsep ini menggambarkan tentang adanya kekhasan serta keunikan suatu wilayah jika dibandingkan dengan wilayah lainnya.

Contoh : meskipun memiliki tempat tinggal yang sama, yaitu di Sumatra Utara, akan tetapi orang-orang batak serta orang-orang Deli memiliki perbedaan bahasa dalam melakukan komunikasi.

10. Areal Distribution Concept (Konsep Distribusi atau persebaran wilayah)

Konsep ini menggambarkan adanya ketidakmerataan  berbagai fenomena, gejala, maupun fakta-fakta yang menyebar di permukaan bumi.

Contoh : Daerah perambangan Nikel di Indonesia terdapat di Singkep, Bangka, serta Belitung. Sedangkan untuk tambang minyak bumi terdapat di sepanjang papua bagian utara, Pantai Jawa bagian utara, pantai timur kalimantan, serta sepanjang pantai timur pulau Sumatra.

11. Relative Location Concept (Konsep Lokasi Relatif)

Konsep ini menjelaskan tentang keberadaan suatu wilayah di permukaan bumi yang memiliki lokasi berdasarkan wilayah yang ada di sekitarnya., dimana sesuai dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta kehidupan sosial budaya, lokasi relatife dari wilayah tersebut lambat laun bisa mengalami perubahan.

Contoh : Posisi relative pulau Sulawesi adalah diantara pulau Kalimantan dan pulau Irian Jaya, Indonesia memiliki posisi relative antara 2 samudra dan 2 benua.

12. Comperative Advantage Concept (Konsep Keuntungan secara Komparative)

Konsep ini menggambarkan terjadinya perbandingan antara wilayah-wilayah di permukaan bumi melalui kompone-komponen di dalamnya, baik itu yang berasal dari unsur alamiah, maupun unsur sosial sehingga dapat diketahui tentang adanya kelebihan maupun kekurangan wilayah tersebut yang dengan begitu nantinya kebijakan-kebijakan yang menyangkut karakteristik suatu wilayah dapat ditentukan.

13. Perpetual Transformation Concept (Konsep Transformasi yang berkesinambungan)

Konsep ini memberikan gambaran tentang adanya unsur-unsur geografi pada suatu wilayah yang akan selalu mengalami perkembangan dan proses transformasi secara dan berkelanjutan sesuai dengan ruang dan waktu kehidupan.

14. Culturally Defined Recources Concept (Konsep Penetapan Sumber Daya)

Konsep memberikan penjelasan terkait dengan tingkat optimalisasi pengelolaan serta pemanfaatan Sumber Daya yang ada di suatu wilayah dipermukaan bumi, dimana wilayah satu dan yang lainnya memiliki sumber daya yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut terkait oleh faktor budaya, adat istiadat, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi penduduk di wilayah tersebut, dimana setiap wilayah memiliki cara yang berbeda-beda dalam rangka mengeksploitasi sumber daya sesuai dengan kondisi wilayahnya.

15. Round Earth On Flat Paper Concept (Konsep Bumi Bulat pada Bidang Datar)

Konsep ini memiliki keterkaitan dengan keberadaan peta yang merupakan hasil karya manusia dalam upaya mentransformasikan bentuk bumi yang bulat beserta fenomena-fenomena yang terjadi ke dalam suatu bidang datar melalui sistem proyeksi, yaitu suatu sistem yang digunakan untuk mentransformasikan bidang lengkung ke dalam bidang datar. Dalam ilmu perpetaan (kartografi) terdapat 3 proyeksi peta, yaitu silinder, kerucut, serta azimutal.

4. Menurut Getrude Wipple

Getrude Wipple mengeluarkan konsep geografi. Konsep ini merupakan bentuk penyederhanaan dari 15 konsep yang telah diajukan oleh Henry J. Warman menjadi 5 konsep saja yang akan lebih mudah dipahami karena menurut konsep ini menjadi lenbih sedikit

Berikut adalah konsep geografi menurut Getrude Wipple yaitu :

  1. The Earth as a planet (Bumi sebagai sebuah planet)
  2. Varied ways Of Living (Keragaman Cara Hidup)
  3. Varied Natural Region (Keragaman Region alam)
  4. Significance Of Region To Man (Arti manfaat region bagi manusia)
  5. The Importance of Location in Understanding World Affairs (Peranan Lokasi dalam memahami kejadian-kejadian di dunia)

5. Menurut N. Daldjoeni

Daldjoeni mengungkapkan tujuh konsep geografi yang memiliki pengertian dari beberapa konsepnya yang akan di jelaskan satu persatu agar lebih mudah dipahami serta memberikan informasi yang pasesuai menurut ahli konsep geografi.

Menurut N. Daldjoeni konsep geografi terbagi menjadi :

1. Penghargaan Budayawi terhadap bumi

Manusia telah dapat menganalisa keanekaragaman lingkungan yang berbeda-beda, baik menurut pandangan hidup maupun menurut negrinya sejak zaman dahulu kala. Kemajuan teknologi sekarang ini tidak dapat lepas dari adanya perubahan pandangan manusia terhadap lingkungan alam sebagai sumber daya. Dimana dalam melakukan eksplorasi maupun eksploitasi terhadap sumber daya tersebut sangat bergantung pada kompetensi, ikatan sosial, tingkat pendidikan, stabilitas politik, kebijakan pemerintah, serta adanya semangat kewiraswastaan.

2. Konsep Regional (wilayah)

Konsep ini menjelaskan bahwa suatu daerah di permukaan bumi dipandang memiliki homogenitas dalam hal bentuk bentang alamnya maupun kehidupannya.

Contoh : Suatu daerah yang merupakan daerah kapur kondisinya secara umum dapat diartikan sebagai daerah yang tandus, pekonomian penduduk yang lemah, pola migrasi yang kuat, dan lain sebagainya.

3. Ciri khusus keadaan wilayah

Ciri khusus suatu wilayah di permukaan bumi dapat diperoleh dari suatu proses yang menghubungkan antara unsur-unsur yang ada di wilayah tersebut.

Contoh : Boyolali merupakan daerah penghasil susu serta daging ternak yang baik karena daerah tersebut memiliki kombinasi yang menguntungkan antara curah hujan, jenis tanah, topografi, suhu, serta jenis vegetasinya.

4. Lokalisasi

Konsep ini menjelaskan tentang pemusatan suatu kegiatan pada wilayah terbatas, dimana kondisi tersebut akan dapat menambah fungsi wilayah itu.

Contoh : Selain sebagai kota pelabuhan, surabaya juga dikenal sebagai kota industri di Indonesia.

5. Interaksi keruangan

Perbedaan wilayah satu dengan wilayah lainnya di permukaan bumi ini merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya interaksi atau hubungan di antara wilayah-wilayah tersebut. Misalnya hubungan kerjasama dalam peniagaan, maupun tukar menukar jasa, manusia, serta budaya.

6. Skala wilayah

Kombinasi unsur alam serta teknologi yang dimiliki merupakan faktor penentu apakah suatu wilayah yang dianggap mikroskopis (wilayah yang sempit) dapat digeneralisasikan menjadi wilayah makro (wilayah yang memiliki artian luas)

7. Konsep perubahan

Kondisi yang dialami oleh suatu wilayah pada saat ini merupakan hasil dari proses perubahan yang dialami wilayah tersebut dari masa lampau, baik itu perubahan jangka panjang maupun jangka pendek. Misalnya iklim di Indonesia merupakan perubahan jangka panjang, sedangkan pembagian musim di Indonesia merupakan perubahan jangka pendeknya.

Dengan adanya konsep-konsep tersebut, maka seorang geograf diharapkan mampu memahami pokok-pokok ruang permukaan bumi tempat ia tinggal. Pokok-pokok tersebut antara lain adalah :

  1. Persebaran gejala-gejala yang ada di permukaan bumi
  2. Hubungan dengan gejala lain di suatu wilayah yang bersangkutan
  3. Hubungan dengan gejala lain di lain wilayah
  4. Efek yang ditimbulkan dari satu atau lebih gejala-gejala tersebut
  5. Variasi gejala dari masing-masing wilayah
  6. Alasan mengapa timbul gejala di suatu tempat sedangkan di tempat lain tidak ada
  7. Pembauran gejala spasial
  8. Gerakan-gerakan gejala yang bertimbal balik
  9. Alasan mengapa gejala yang timbul secara tidak teratur
  10. Bentuk jaringan dari bermacam-macam gejala
  11. Kepadatan serta pengelompokan gejala
  12. Lokasi serta lokalisasi gejala
  13. Pembatasan adanya penduduk serta kegiatannya di suatu wilayah tertentu
  14. Efek yang ditimbulkan dari kegiatan yang dilakukan pada tempat lainnya

Dan dengan memahami pokok-pokok tersebut, maka diharapkan kita dapat memahami :

  1. Hubungan antara manusia dan bumi dengan segala bentuk keuntungan serta hambatannya bagi kehidupan
  2. Tingkat keterbatasan manusia dari permukaan bumi tempatnya hidup
  3. Cara memecahkan masalah-masalah yang terkait dengan adanya ruang dan jarak
  4. Mampu mengatur kondisi permukaan bumi serta manfaatnya.

Nah, Diatasa adalah penjelasan secara rinci mengenai konsep geografis yang dikemukakan oleh beberapa para ahli. Dan semoga penjelasan ini bisa bermanfaat.