Sudah sangat lama sejak ditemukan berbagai macam teori tentang pembentukan sistem tata surya. Teori – teori tersebut antara lain teori bintang kembar, teori protoplanet, teori pasang surut, teori awan debu dan yang terbaru yaitu teori big bang. Pada intinya semua teori tersebut menceritakan mengenai asal usul dari planet – planet berserta isinya yang kita ketahui saat ini. Di dalam sistem tata surya kita diketahui terdapat Matahari sebagai pusat tata surya yang dikelilingi oleh 8 planet yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus. Masing – masing dari planet tersebut memiliki keunikan serta ciri – ciri yang berbeda antara satu planet dengan planet lainnya.
Seperti planet Bumi yang menjadi rumah bagi makhluk hidup di alam semesta ini atau yang mendapat julukan sebagai planet biru karena mempunyai komposisi air lebih banyak dibandingkan dengan daratannya yaitu sebesar kurang lebih 70%. Ada lagi planet Jupiter yang terkenal sebagai planet paling besar di dalam sistem tata surya dengan ukuran radius sekitar 69.911 km dan massa mencapai 1,8986 x 10^27 kg. Selain Jupiter dan Bumi masih ada planet unik lainnya yang sangat terkenal akan kepemilikan cincin raksasanya sehingga membuat planet ini berbeda dengan planet – planet yang ada di dalam tata surya, apa lagi jika bukan planet Saturnus. Berbicara mengenai cincin yang terdapat pada planet Saturnus, pernahkah kalian berpikir terdiri dari apakah cincin tersebut? dan apakah cincin tersebut bisa ditemukan atau terdapat pada planet lain selain Saturnus? Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, di bawah ini akan dijelaskan secara terperinci mengenai apa itu cincin planet, mari disimak!
Pengertian Cincin Planet
Seperti yang sudah kita ketahui jika cincin pada planet Saturnus menjadi ciri khas dari Saturnus. Cincin planet ini terlihat sangat besar dan jelas sehingga sangat mudah untuk diamati dari Bumi dengan menggunakan teleskop. Lalu apa itu cincin planet? Cincin planet merupakan cincin yang tersusun atas debu kosmik serta partikel lainnya yang berukuran kecil serta mengorbit pada suatu planet di dalam daerah hingga membentuk piringan yang pipih. Keberadaan cincin planet ini ternyata tidak hanya dimiliki oleh planet Saturnus saja, tetapi juga dimiliki oleh planet lainnya seperti Jupiter dan Uranus meskipun tidak sejelas dan setebal milik Saturnus.
Penyusun dan Proses Terbentuk Cincin Planet
Cincin planet tersusun dari beragam partikel seperti silika atau debu – debu es. Tidak hanya itu saja, diperkirakan terdapat batu – batu yang berukuran besar sekitar ratusan meter yang diketahui terdapat pada cincin Saturnus. Dari beberapa cincin tersebut juga mempunyai “bulan – bulan” gembala yaitu bulan kecil yang berada atau mengorbit di dekat tepi luar cincin atau di dalam celah antara cincin. Gravitasi bulan gembala yang terdapat pada cincin planet tersebut memiliki fungsi yaitu menjaga bentuk cincin agar terlihat tajam. Jika ada suatu materi berada tidak jauh dari bulan gembala ada kemungkinan materi – materi tersebut akan terlempar balik ke cincin, keluar dari sistem ataupun dapat terkumpul pada bulan gembala itu sendiri.
Menurut proses terbentuknya, cincin planet terbentuk dari tiga cara yaitu berasal dari material piringan protoplanet yang ada di dalam batas Roche planet di mana material tersebut tidak membentuk kelompok untuk membentuk bulan, kedua cincin planet berasal dari reruntuhan bulan yang telah hancur akibat terkena tabrakan besar, dan ketiga berasal dari pecahan – pecahan bulan yang hancur dan disebabkan adanya tekanan pasang surut ketika bulan melewati batas Roche planet. Hampir sebagian besar cincin diperkirakan tidak stabil serta hilang terhambur selama kurun waktu ratusan juta tahun. Akan tetapi cincin yang dimiliki planet Saturnus berusia sangat tua atau berasal dari masa terciptanya sistem tata surya sehingga sudah cukup stabil.
Beberapa Planet Yang Memiliki Cincin Planet
Seperti yang telah kita ketahui jika planet yang memiliki cincin planet yakni Saturnus. Akan tetapi Saturnus bukanlah satu – satunya planet yang mempunyai cincin planet saja, masih ada planet lain yaitu Uranus dan Jupiter dan akan dibahas satu persatu. Planet Uranus tidak hanya dikenal sebagai planet paling luar dalam sistem tata surya (setelah Pluto tidak dianggap lagi sebagai planet) ternyata Uranus juga dikenal memiliki cincin planet yang tipis serta tak kasat mata sehingga cukup sulit untuk diamati kecuali jika menggunakan teleskop berukuran raksasa seperti teleskop Hubble. Penemuan cincin pada Uranus baru diketahui di tahun 1977 dan pengamatan cincin Uranus masih bisa dilakukan dengan menggunakan thermal image atau gambar yang memproyeksikan distribusi panas dari suatu objek yang sedang diamati.
Dari pengamatan yang telah dilakukan dan diambil menggunakan ALMA (Atacama Large Milimeter Telescope) seorang astronom dari University of California berhasil mengetahui bentuk serta suhu yang dimiliki oleh cincin tersebut. Dari pengamatan tersebut diketahui jika cincin yang terdapat pada Uranus mempunyai suhu yang berbeda – beda dengan suhu rata – rata berkisat 77 derajat Kelvin atau -196,15 derajat celcius. Angka tersebut tentu tidaklah aneh, mengingat jika posisi Uranus terletak sangat jauh dari pusat tata surya atau Matahari sehingga memiliki suhu yang sangat dingin. Jika pada cincin Saturnus tersusun dari cincin es yang lebar dan terang (cincin epsilon) mulai dari debu kosmik pada bagian cincin D atau cincin bagian dalam sampai dengan batuan yang berukuran puluhan meter pada cincin utama. Maka cincin pada Uranus yang paling terang atau cincin epsilon terdiri atas batu berukuran bola golf.
Selain Uranus masih ada Jupiter yang sama – sama memiliki cincin planet yang dikenal dengan nama cincin Jovian atau cincin Jupiter. Pertama kali cincin Jupiter ini ditemukan oleh wahana antariksa Voyager 1 di tahun 1979 dan penelitian terus berlanjut hingga pada tahun 1990 seorang ilmuan bernama Galileo berhasil membagi cincin Jupiter menjadi 4 cincin lengkap. Keempat cincin Jupiter ini yaitu cincin Utama, cincin Halo, cincin Gossamer Amalthea dan cincin Gossamer Thebe. Dari semua cincin tersebut tersusun atas debu – debu namun terlihat pudar.
- Cincin Utama: memiliki lebar sekitar 6.500 km, di bagian tepi dalam cincin utama tidak ditandai oleh satelit apapun dan berjarak 122.500 km dari Bumi.
- Cincin Halo: lebih tebal secara vertikal dari cincin Utama dan berada sangat jauh di dalam cincin Jovian. Pada jarak 122.500 km cincin Halo bertepatan dengan batas dalam dari cincin utama.
- Cincin Amalthea Gossamer: mempunyai bentuk persegi panjang dan sangat redup, terbentang dari orbit Amalthea di 129.000 km ke 182.000 km dengan ketebalan 2.300 km di dekat orbit Amalthea dan semakin berkurang mendekati Jupiter.
- Cincin Gossamer Thebe: cincin yang sangat redup dengan bentuk persegi panjang. Memiliki ketebalan sekitar 8.400 km di dekat orbit Thebe dan semakin berkurang mendekati Jupiter.
Demikian penjelasan mengenai cincin planet yang perlu diketahui. Semoga penjelasan cincin planet di atas dapat bermanfaat dan menambah wawasan Anda.