Categories
Tanah

11 Penyebab Tanah Tandus dan Upaya Pelestariannya

Menurut FAO, tanah dikategorikan subur apabila tanah dapat menyuplai nutrisi dan air kepada tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan optimum. Pada tanah subur, tidak akan ditemukan senyawa-senyawa yang dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, perkembangan tanaman dan erosi tanah. Tanah tandus, di lain pihak, memiliki karakteristik berkebalikan dengan tanah subur.

komposisi tanah

Perbedaan kesuburuan suatu tanah ditentukan dari komposisi tanah tersebut dengan jenis-jenis tanah yang berbeda. Ada lima komponen utama yang membuat komposisi tanah spesifik antara satu dan lainnya, yaitu

  • Partikel mineral –  merupakan komponen utama dari struktur tanah. Mineral tanah dapat dikategorikan menjadi pasir (sand), debu (silt), dan tanah liat (clay). Perbedaan komposisi ketiganya akan menentukan porositas, tekstur, dan kemampuan tanah dalam menahan nutrisi.
  • Materi organik – merupakan hasil degradasi dari makhluk hidup yang terdeposisi di bagian atas permukaan tanah (topsoil). Kesuburan tanah sebagian besar ditentukan oleh banyak tidaknya materi organik tanah yang dapat menopang pertumbuhan tanaman.
  • Air – air dalam tanah tersedia sebagai air tanah dengan batas Ground Water Table (GWT). Kondisi air tanah ditentukan dari posisi (beda potensial) dan porositas tanah, selain dari faktor eksternal seperti manfaat curah hujan yang tinggi
  • Udara – udara dalam tanah mengisi rongga-rongga tanah dengan porositas besar. Udara dalam tanah ini berguna untuk akar tanaman dan mikroorganisme tanah melakukan proses respirasi.
  • Makhluk hidup dalam tanah – makhluk hidup dalam tanah seperti cacing menentukan struktur tanah dengan cara membuat rongga-rongga ataupun memproses bahan organik menjadi materi organik tanah.

Berikut adalah beberapa penyebab tanah tandus dan upaya pelestariannya :

Maka, suatu tanah yang dikatakan tandus dapat disebabkan oleh perbedaan komposisi atau kondisi berbagai faktor di atas. Secara lebih rinci, faktor-faktor di atas dan beberapa faktor eksternal mempengaruhi ketandusan tanah sebagai berikut :

  1. Tanah yang terdiri dari sedikit clay akan kesulitan dalam mempertahankan nutrisi karena clay memiliki muatan yang akan berikatan dengan materi organik dan nutrisi.
  2. Tidak cukupnya topsoil pada lapisan atas tanah.
  3. Kurangnya nutrisi utama di tanah terutama nitrogen, fosfor, dan kalium (NPK).
  4. Kurangnya materi organik yang berasal dari degradasi bahan organik.
  5. Tidak tersedianya cukup mineral seperti B, Cl, Co, Cu, Fe, Mn, Mg, Mo, S, dan Zn.
  6. pH tanah di bawah 6.0 (asam) atau di atas 6.8 (alkalis).
  7. Terlalu banyak kapur (CaCO3) dan gypsum (CaSO4).
  8. Curah hujan yang terlalu sedikit ataupun terlalu banyak.
  9. Adanya senyawa antibiotik, tanin, ataupun polifenol yang menghambat pembentukan materi organik tanah.
  10. Tidak tersedianya makhluk hidup tanah semisal cacing dan serangga yang membantu membuat struktur tanah lebih berongga.
  11. Tercemarnya tanah oleh senyawa kontaminan.

Tanah tandus memang tidak produktif apabila dijadikan lahan pertanian. Namun sebenaranya kondisi tanah ini dapat diperbaiki dengan upaya pelestarian tanah.

Upaya Pelestarian

Untuk melestarikan dan memperbaiki tingkat kesuburan tanah, dengan cara mencegah tanah longsor dan cara mencegah erosi tanah maka beberapa metode berikut dapat digunakan.

1. Pemberian pupuk dan materi organik – Pupuk terutama NPK akan menambah nutrisi esensial tanah yaitu nitrogen, fosfor, dan kalium sedangkan pupuk kandang atau kompos akan menambah materi organik tanah. Keduanya akan memperbaiki kondisi topsoil lahan.

2. Kontrol pH – Bila pH terlalu asam maka tanah dapat diberi batuan kapur, namun bila terlalu alkalis, tanah dapat diberi belerang.

3. Kontrol salinitas – Salinitas yang tinggi tidak akan memungkinkan tanaman untuk tumbuh. Salinitas tinggi ini dapat dikoreksi dengan penambahan asam humat yang berasal dari degradasi materi organik. Senyawa ini dapat mengikat anion dan kation sehingga menurunkan salinitas.

3. Pembajakan – Pembajakan tanah baik manual maupun dengan menggunakan traktor berfungsi untuk membalikan tanah dan membuat tanah menjadi gembur. Gembur berarti lapisan tanah memiliki banyak rongga sehingga tanaman dapat tumbuh dengan memanfaatkan oksigen dalam tanah.

4. Penjagaan ekosistem tanah – Makhluk hidup tanah seperti cacing dapat ditambahkan pada tanah, begitu pula dengan konsorsium mikroba tanah. Cacing akan memproses bahan organik menjadi kascing yaitu berupa materi penyubur tanah (vermicompos). Mikroba tanah akan melakukan daur nitrogen dan daur karbon yang berguna untuk kesuburan tanaman.

5. Penggantian tanaman – Penggantian tanaman berguna untuk menambah kesuburan tanah dengan menambah materi organik tanah. Contohnya penanaman lahan dengan tanaman kacang akan meningkatkan kandungan nitrogen tanah akibat adanya simbiosis dengan bakteri.

6. Reboisasi tanaman – Tanah gundul yang akan memberikan dampak akibat hutan gundul dapat ditanami ulang dengan penanaman bertahap sebelum dijadikan lahan pertanian untuk memperbaiki struktur tanah dan menambah lapisan topsoil.

7. Remediasi lahan – Tanah yang terkontaminasi polutan dapat diremediasi untuk menghilangkan kontaminasi yang terkandung dalam tanah. Sebaiknya remediasi dilakukan dengan penambahan mikroorganisme (bioremediasi) atau tanaman (fitoremediasi) sehingga tanah tidak akan memiliki kelebihan suatu senyawa kimia.

8. Mineralisasi lahan – Tanah yang kekurangan mineral dapat diatasi dengan menambahkan batuan yang dipecahkan. Dengan proses mekanik dari pelapukan oleh cuaca, maka kandungan mineral dari batuan akan terlarut dan akhirnya terdeposisi dalam tanah.