Categories
Ilmu Sosial

Kudeta: Pengertian, Jenis, Contoh Kasusnya

Pengertian Kudeta

Kudeta berasa dari kata “coup d’état” yaitu Bahasa Prancis yang artinya “pukulan terhadap negara”. Pertama kali digunakan di Prancis pada abad ke-17. Kudeta dijelaskan sebagai pencabutan, perpindahan atau pemindahan otoritas eksekutif dari pemerintah independen secara tiba-tiba dan tidak teratur (ilegal).

Beberapa orang menyamakan kudeta dengan revolusi. Namun, revolusi berbeda dengan kudeta. Revolusi membutuhkan sejumlah besar orang untuk membuat perubahan baik dalam aspek sosial, ekonomi, dan politik sementara kudeta dapat dilakukan oleh segelintir orang, bahkan satu orang dapat dikategorikan kudeta.

Penyebab Terjadinya Kudeta

Studi literatur akademik di tahun 2003 menemukan faktor-faktor di bawah ini yang dapat menyebabkan kudeta di suatu negara, yaitu:

  1. Keluhan terhadap kinerja pejabat
  2. Keluhan terhadap kinerja organisasi militer
  3. Popularitas kekuatan militer di negara tersebut
  4. Kekompakan sikap pihak militer
  5. Kemunduran ekonomi pada negara tersebut
  6. Krisis politik dalam negeri
  7. Pengaruh buruk dari kudeta yang sedang terjadi di wilayah lain
  8. Ancaman dari pihak luar
  9. Ikut serta dalam suatu perang
  10. Persekongkolan dengan kekuatan militer dari luar ngera tersebut
  11. Doktrin di dalam keamanan nasional militer
  12. Budaya politik para pejabat dan pihak yang memiliki kewenangan dalam pemerintahan
  13. Lembaga di negara tersebut yang tidak inklusif
  14. Warisan dari zaman penjajah
  15. Perkembangan ekonomi
  16. Kegiatan ekspor yang tidak terdiversifikasi
  17. Susunan golongan pejabat
  18. Ukuran militer
  19. Kekuatan masyarakat sipil
  20. Legitimasi rezim dan kudeta masa lalu

Tipe Kudeta

Ilmuwan politik Samuel P. Huntington dalam bukunya tahun 1968 Political Order in Changing Societies, ada tiga jenis kudeta yang diakui secara umum:

  1. Kudeta Sempalan (The breakthrough coup) merupakan kudeta yang dilakukan oleh kelompok bersenjata yang terdiri dari militer atau tentara yang tidak puas dengan kebijakan pemerintahan yang sedang berkuasa saat itu. Kemudian, mereka melakukan Gerakan yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintah tradisional. Yang akhirnya akan menciptakan Elit birokrasi yang baru.
  • Kudeta Wali (The guardian coup) adalah kudeta yang dilakukan sekelompok pihak yang akan mengumumkan mereka sebagai perwalian dalam rangka meningkatkan ketertiban umum, efisiensi, dan mengakhiri korupsi. Para pemimpin kudeta akan menggambarkan Tindakan mereka hanyalah Tindakan sementara dan akan menyesuaikan dengan kebutuhan. Pada umumnya, kudeta wali sering dilakukan dengan cara mengubah bentuk pemerintahan sipil menjadi bentuk pemerintahan militer.
  • Kudeta Veto (The veto coup) yaitu kudeta yang dilakukan melalui partisipasi dan mobilisasi sosial dari sekelompok massa atau rakyat dengan melakukan penekanan berskala besar yang berbasis luas pada oposisi sipil.

Dampak Kudeta

Secara umum, kudeta dapat berdampak ke berbagai sektor dan pada tahun 2016 terdapat studi yang mengategorikan dampak atau hasil dari kudeta menjadi 4 kemungkinan, yaitu:

  1. Kegagalan dalam kudeta
  2. tidak adanya perubahan pada pemerintahan, seperti ketika pemimpin diganti secara ilegal dari kekuasaannya tanpa mengubah identitas kelompok yang berkuasa atau aturan pemerintahan
  3. penggantian kediktatoran pemegang jabatan dengan yang lainnya
  4. penggulingan kediktatoran diikuti oleh demokratisasi (atau bisa disebut juga sebagai kudeta demokratis)
  5. Represi dan kudeta balasan. Dalam beberapa kasus terjadi kudeta balasan oleh pihak militer yang takut mereka akan menjadi korban kekerasan atau pembunuhan massal berikutnya. Untuk mencegah dampak kudeta balasan ini biasanya pemerintah menggunakan pemecatan pejabat terkemuka dan menggantikan mereka dengan loyalis. Salah satu contohnya kudeta balasan adalah kudeta balasan Sudan 1971.
  6. Respons internasional cenderung bereaksi negatif terhadap kudeta, terutama kudeta terhadap demokrasi, kudeta setelah Perang Dingin, dan kudeta di negara-negara bagian yang sangat terintegrasi ke dalam organisasi internasional.

Contoh Kasus Kudeta

Abad ke-17 merupakan Tindakan kudeta pertama kali yang bisa ditelusuri adalah saat Napoleon Bonaparte berhasil mengakhiri Revolusi Prancis menggulingkan Direktorat Prancis dan menggantinya dengan Konsulat Prancis. Dimana peristiwa tersebut terjadi pada 9 November 1799 dan dinamakan sebagai Kudeta 18 brumaire.

Sepanjang sejarah, kudeta yang berlangsung dengan kejam sepanjang sejarah yang dikutip oleh National Geographic Indonesia adalah sebagai berikut:

  1. Kudeta di Venezuela, 1992
  2. Kudeta Georgia, 1992 – 1993
  3. Kudeta Thailand, 2006
  4. Kudeta Mali, 2012

Kudeta di Myanmar

Peristiwa kudeta baru-baru ini yang sedang terjadi adalah kudeta di negara Myanmar yang dipelopori oleh Militer Myanmar. Kudeta berjenis kudeta sempalan karena dilakukan oleh pihak militer yang tidak puas dengan pemerintahan yang sedang berlangsung.  

Pihak militer Myanmar menangkap pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi bersama sejumlah tokoh senior Partai National League for Democracy (NLD). Saat ini pemimpin tertinggi untuk sementara waktu adalah panglima militer dengan konstitusi militer Myanmar yang berlaku.

Penangkapan ini dilandasi oleh meningkatnya ketegangan antara pemerintah sipil dengan militer dalam beberapa waktu ini. Diawali dari Pemilu pada November 2020 yang merupakan pemilu demokratis untuk kedua kalinya sejak negara tersebut keluar dari pemerintahan militer pada 2011.

Pihak militer menuding adanya kecurangan yang dilakukan oleh Partai NLD pada pemungutan suara. Sehingga hasilnya melebihi dari perkiraan banyak pihak. Kemudian pada tanggal 1 Februari 2021, pihak militer menindaklanjuti masalah ini dan menangkap pemimpin partai politik karena dianggap gagal dalam mengambil tindakan.

militer ini memiliki kekuatan karena dan dapat dilakukan secara tiba-tiba karena pihak militer memiliki memegang kekuasaan dalam pemerintahan yaitu adanya alokasi 25% pada kursi legislatif yang dirancang sebuah konstitusi pada tahun 2008.

Militer memiliki kewenangan untuk mengontrol kementerian utama, seperti pertahanan dan urusan dalam negeri, serta hak veto pada masalah-masalah konstitusional.

Menurut penyelidik Hak Asasi Manusia PBB untuk Myanmar yaitu Tom Adrews mengatakan bahwa kudeta ini memberikan dampak yang sangat buruk karena saat ini dunia dan Myanmar terutama sedang mengalami pandemi Covid-19. Perekonomian berada dalam kondisi yang sulit bagi masyarakatnya. Selain itu mereka telah hidup puluhan tahun pada pemerintahan militer yang brutal.