Tanah adalah lapisan bumi terluar atau disebut juga permukaan bumi yang awalnya berasal dari bebatuan kemudian mengalami pelapukan sehingga membentuk partikel-partikel halus atau disebut dengan regolit. Tanah merupakan kombinasi mineral dan bahan organik lainnya yang sangat mendukung kehidupan diatas bumi (Baca:Sifat Fisik Tanah dan Pengertiannya ).
Dalam proses pembentukannya, tanah memiliki bentuk dan karekteristik yang berbeda-beda sesuai dengan gaya-gaya alam yang terjadi. Banyaknya bentuk dan karakterisitik tanah ini menjadikan tanah memiliki nama sesuai dengan klasifikasinya. Sistem klasifikasi tanah yang salah satunya telah dikembangkan oleh Amerika Serikat dikenal dengan nama Soil taxonomy (USDA, 1975). Dalam sistem klasifikasi Soil taxonomy ini digunakan enam kategori yaitu:
Tanah dalam ordo Oxisol merupakan tanah tua yang telah mengalami pelapukan tingkat lanjut sehingga mineral mudah lapuknya tinggal sedikit. Tanah ini memiliki kandungan liat yang tinggi tetapi tidak aktif sehingga kapasitas tukar kation (KTK) nya rendah. Besaran nilai KTKnya untuk tanah oxisol kurang dari 16 me/100g liat. Tanah oxisol ini didominasi oleh mineral-mineral dengan aktivitas yang rendah, seperti kwarsa, kaolin, unsur hara rendah, mengandung oksida-oksida besi dan oksida Al yang tinggi .
Tanah ini tidak cukup jelas menunjukkan batas-batas horison. Jika dihubungkan dnegan sistem klasifikasi lama, tanah ini termasuk tanah Latosol, Lateritik, atau Podzoik Merah Kuning. Tanah oxisol mengalami perkembangan di daerah tropis dan sub tropis dengan lingkungan yang memiliki suhu dan surah hujan tinggi (Baca: Pengertian, ciri-ciri, dan daerah sebaran iklim tropis ). Tanah oxisol meliputi sekitar 8% dari daratan dunia sedangkan di Indonesia, tanah ini banyak ditemukan di Sumatera, Sulawesi, Kalimanatan, dan Papua.
Tanah oxisol memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Pada umumnya tanah oxisol tidak memiliki sifat fisik pembatas pada pertumbuhan tanaman. Tanah ini telah mengalami perkembangan lanjut sehingga memiliki tektur liat. Karena partikelnya yang liat, tanah ini membentuk agregat mikro yang sangat kuat sehingga sifat fisiknya menyerupai pasir. Kandungan besi berfungsi sebagai pengikat dan perekat partikel tanah sehingga tidak mudah hancur oleh erosi atau tetesan air hujan yang mengenai permukaan tanah. (Baca: Erosi Tanah, Proses, jenis, dan Dampaknya)
Pembentukan Tanah Oxisol
Tanah oxisol merupakan tanah yang memiliki ciri hirison oksik yang tebal. Proses pelapukan yang terjadi dalam waktu kurun waktu yang panjang mengakibatkan pelindian basa dan silika, pelonggokan nisbi sesquioksida (oksida besi dan Alumunium) dan pembentukan lempung kaolinit. Proses pembentukkan pada oxisol yang utama adalah proses desilikasi dan konsentrasi besi bebas dan kadang-kadang gibsit. Hal ini kemudian mempengaruhi jenis mineral mudah lapuk yang didalamnya termasuk mineral liat.
Permasalahan Tanah Oxisol
Tanah oxixol merupakan tanah yang penting dalam pertanian tetapi sangat miskin dengan unsur kimiawinya juga unsur haranya rendah (Baca: Ciri-ciri Tanah Subur dan Tidak Subur). Hal ini karena kuatnya kahat basa Ca, Mg, dan P. Penyebab lainya juga karena rendahnya kapasitas pertukaran kation. Oleh karena itu tanah ini membutuhkan gamping untuk pengapuran dan beberapa unsur lain untuk pemupukan seperti Zn dan S.
Tanah oxisol biasanya tidak dipergunakan dalam pertanian jika tanah dari ordo lain masih tersedia dan memenuhi kebutuhan. Jika dilihat dari tingkat kesuburan, tanah oxisol memiliki tingkat kesuburan yang rendah dan mengalami pelapukan lanjut di daerah-daerah yang kering. Meskipun tanah oxisol memiliki tingkat kesuburan yang rendah, tanah ini jumahnya cukup banyak sehingga dapat dijadikan sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam budang pertanian.
Tanah oxisol dapat dimanfaatkan untuk ladang pertanian sub sistem, perkebunan yang intensif seperti perkebunan kopi, tebu pisang dan sebagainya. Tanah ini juga dapat dimanfaatkan untuk penggembalaan dengan intensitas rendah. Agar potensi dari tanah oxisol ini dapat dimanfaatkan dengan baik, tentu saja tanah ini masih perlu perbaikan dan pengelolaan yang baik. Dengan perbaikan dan pengelolaan yang baik tanah ini dapat dimanfaatkan secara optimal.
Perbaikan Tanah Oxisol
Salah satu uaya yang dapat dilakukan untuk perbaikan tanah oxisol adalah dengan menambahkan bahan organik baik yang masih segar ataupun yang sudah dikomposkan. Kematangan dari bahan organik yang digunakan akan sangat menentukan karena apabila bahan organik belum terdekomposisi dengan baik dan sempurna atau dengan kata lain komposnya masih terlalu muda dapat menyebabkan fitoktositas terhadap tenaman dan akan mempengaruhi lingkungan yang ada. Diperlukan ekstrak bahan humat dari kompos sehingga bahan yang aktif dapat cepat bereaksi di dalam tanah. Bahan humat ini (asam humat dan fulfat) adalah hasil akhir dari dekomposisi bahan organik dan paling aktif.
Beberapa prinsip dalam pengolahan dan pemanfaatan tanah oxisol adalah sebagai berikut:
Siapa sangka ternyata negara Indonesia memiliki sejarah tentang letusan gunung berapi cukup banyak. Diketahui jika…
Hampir sebagian besar gunung berapi yang ada di dunia pernah mengalami erupsi atau letusan. Setiap…
Negara Indonesia merupakan negara iklim tropis dan hanya memiliki dua musim saja, yakni musim kemarau…
Gunung merupakan sebuah daerah yang sangat menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dapat mencapai tinggi lebih…
Gunung memiliki keindahan dan pesonanya tersendiri terutama bagi para pecinta alam. Namun siapa sangka dibalik…
Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi di negara Indonesia yang memiliki keindahan alam yang sangat…