Ada beragam teori mengenai asal usul pembentukan alam semesta. Setiap ilmuan berlomba – lomba menemukan berbagai teori yang masuk akal dengan berdasarkan bukti – bukti yang sudah ada sebelumnya. Berbagai macam hal yang berhubungan dengan proses pembentukan alam semesta tersebut dipelajari dalam sebuah ilmu yang bernama kosmologi. Dan orang yang pertama kali mempelajari teori kosmologi modern yaitu Albert Einstein.
Di tahun 1915 Albert Einstein mulai menyempurnakan sebuah teori umum relativitas dan kemudian berlanjut untuk diterapkan untuk pendistribusian zat yang terdapat di luar angkasa. Ada banyak ilmuan yang menggunakan teori relativitas umum, sebut saja Alexander Friedman seorang fisikawan yang berasal dari Russia. Dengan berdasarkan teori relativitas umum tersebut, Friedman berhasil membuat sebuah model dengan menggunakan persamaan matematis yang dibuat oleh Einstein pada evolusi alam semesta.
Perkembangan mengenai teori asal usul alam semesta terus mengalami perkembangan sampai pada akhirnya seorang astrofisika yang berasal dari Belgia bernama George Lemaitre menemukan sebuah teori. Lemaitre mengajukan sebuah teori bahwa alam semesta berawal dari sebuah atom purba tunggal yang sangat panas dan padat hingga akhirnya atom tersebut meledak keluar. Teori yang diungkapkan oleh George Lemaitre ini dikenal dengan nama Teori Big Bang. Sekitar tahu 1940an, ada seorang ahli fisika berdarah Rusia – Amerika yang bernama George Gamow yang merupakan salah satu pendukung teori ledakan besar tersebut. Gamow menyatakan jika suatu ledakan besar telah terjadi pada proses pembentukan alam semesta, maka akan menyisakan pijar – pijar susulan berupa jejak radiasi kosmis.
Ternyata teori yang dikemukakan oleh George Gamow berhasil dibuktikan oleh dua fisikawan bernama Robert Wilason dan Arno Penzias saat melakukan pencarian mengenai sinyal radio di bagian tepi Galaksi Bima Sakti. Mereka berdua secara tidak sengaja menemukan sisa – sisa dari gelombang mikro tersebut. Hal inilah yang menambah bukti dan mendukung bahwa telah terjadi ledakan besar dalam proses pembentukan alam semesta.
Pengertian Teori Keadaan Tetap
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa teori mengenai asal usul pembentukan alam semesta tidak hanya satu. Selain Teori Big Bang, sebelumnya juga telah dikemukakan mengenai pembentukan alam semesta berdasarkan teori Bintang Kembar, teori pasang surut, teori awan debu hingga teori protoplanet. Akan tetapi semua teori tersebut berhasil terpatahkan karena dianggap masih kurang untuk menjelaskan asal usul alam semesta.
Selain teori – teori tersebut ada teori lain yang masih berkaitan dengan pembentukan alam semesta yaitu teori keadaan tetap. Teori keadaan tetap pertama kali dikemukakan oleh beberapa ahli astrofisika bernama H. Bondi, T. Gold dan F. Hoyle yang berasal dari Universitas Cambridge di tahun 1948. Dalam teori ini menjelaskan bahwa alam semesta tidak memiliki awal dan tidak akan berakhir. Alam semesta yang ada saat ini akan terus dalam keadaan tetap baik dahulu ataupun beberapa waktu ke depan. Berdasarkan teori keadaan tetap dijelaskan bahwa materi – materi yang ada di alam semesta secara terus menerus datang dalam bentuk atom hidrogen hingga membentuk sebuah galaksi lama yang terus bergerak menjauhi kita dalam prosesnya.
Teori keadaan tetap berdasarkan pada prinsip kosmologi sempurna yang berisi bahwa alam semesta di manapun dan kapanpun akan selalu sama. Terlebih teori ini didukung oleh fakta bahwa sebuah galaksi baru memiliki jumlah yang hampir sama dengan galaksi lama. Dapat dikatakan pula jika teori keadaan tetap menjelaskan alam semesta tersebut tidak terhingga ukurannya dan tidak terhingga pula usianya.
Teori ini sangat populer sekitar awal abad ke 20, akan tetapi teori keadaan tetap ternyata mengalami penolakan oleh sebagian besar kosmolog profesional hingga ilmuan lainnya. Sebab terdapat bukti bahwa adanya suatu kebenaran mengenai teori ledakan dahsyat (teori Big Bang) serta usia dari alam semesta yang mempunyai batasan. Satu lagi yang menyebabkan teori keadaan tetap runtuh yaitu adanya radiasi gelombang mikro kosmis yang telah diprediksi oleh model yang berasal dari teori big bang.
Alasan Teori Keadaan Tetap Ditolak
Teori keadaan tetap yang dikemukaan oleh Fred Hoyle bersama beberapa ahli astronomi tersebut ditolak karena sangat bertolak belakang dengan teori big bang. Pada teori keadaan tetap ruang angkasa berkembang hingga menjadi lebih kosong, di saat yang sama berbagai macam galaksi saling menjauh. Tidak hanya itu saja, pada teori ini juga mengatakan bahwa zat baru selalu tercipta di dalam ruang angkasa tepatnya di antara berbagai macam galaksi. Galaksi yang baru terbentuk akan menggantikan galaksi yang menjauh. Dalam hal ini, disepakati jika zat baru tersebut adalah hidrogen yang merupakan unsur dari pembentukan bintang dan juga galaksi.
Selain itu, alasan lain mengapa teori keadaan tetap mengalami penolakan yaitu diketahui jika teori ini melanggar salah satu hukum dasar fisika mengenai hukum kekekalan zat. Seperti yang diketahui jika suatu zat tidak dapat diciptakan ataupun dihilangkan begitu saja, tetapi hanya dapat diubah menjadi bentuk zat lain atau menjadi bentuk energi lainnya. Sebaliknya sulit pula melakukan penyanggahan secara langsung tentang bagaimana proses pembentukan zat tersebut. Berdasarkan teori keadaan tetap laju pertumbuhan zat sangatlah lambat yaitu 1 atom untuk setiap satu milyar tahun dalam 1 volume luar angkasa.
Perlu diketahui juga jika sampai saat ini masih belum diketahui teori atau model yang benar – benar tepat untuk menjelaskan tentang bagaimana kondisi alam semesta di masa mendatang. Kita tahu jika teori pembentukan alam semesta sendiri pun ada beragam bentuk dengan pendapat yang berbeda pula hingga akhirnya menemukan sebuah teori yang hampir mendekati bukti yang ada saat ini. Itulah mengapa pembahasan mengenai alam semesta tidak akan pernah ada habisnya dan selalu muncul pertanyaan – pertanyaan baru. Tidaklah heran jika mempelajari alam semesta selalu penuh dengan misteri dan sulit untuk dipecahkan.
Siapa sangka ternyata negara Indonesia memiliki sejarah tentang letusan gunung berapi cukup banyak. Diketahui jika…
Hampir sebagian besar gunung berapi yang ada di dunia pernah mengalami erupsi atau letusan. Setiap…
Negara Indonesia merupakan negara iklim tropis dan hanya memiliki dua musim saja, yakni musim kemarau…
Gunung merupakan sebuah daerah yang sangat menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dapat mencapai tinggi lebih…
Gunung memiliki keindahan dan pesonanya tersendiri terutama bagi para pecinta alam. Namun siapa sangka dibalik…
Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi di negara Indonesia yang memiliki keindahan alam yang sangat…