Kita tentu sudah tak asing lagi dengan istilah erosi. Erosi merupakan proses pengikisan lapisan tanah, batuan dan benda lainnya yang disebabkan oleh beberapa faktor. Karena faktor- faktor penyebab erosi ini, erosi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya yakni erosi oleh air, erosi oleh angin, erosi oleh es, erosi oleh gelombang laut dan korosi (baca : Macam Macam Erosi). Berikut adalah penjelasan lengkap dari masing- masing jenis erosi dan penyebabnya.
Jenis erosi pertama yang akan dijabarkan dalam pembahasan kali ini adalah erosi oleh air (ablasi). Erosi oleh air ini dapat disebabkan oleh aliran air sungai maupun air hujan (baca : Jenis-jenis Hujan). Erosi oleh air sungai atau erosi sungai merupakan sebuah proses berpindahnya suatu massa tanah atau batuan (baca: Jenis Jenis Batuan) karena adanya air sungai yang mengalir secara terus menerus. Erosi oleh air sungai ini bisa terjadi di dasar maupun di tepi sungai. Jika erosi oleh air sungai terjadi di dasar, maka dasar sungai akan menjadi semakin dalam. Sedangkan erosi oleh air sungai yang terjadi di tepi akan membuat sungai menjadi semakin lebar ( baca : Akibat Erosi Sungai ). Proses terjadinya erosi oleh air sungai ini bisa dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
Air yang dapat menyebabkan erosi selanjunya adalah air hujan. Hujan mempunyai pengaruh besar pada proses terjadinya erosi tanah. Daerah dengan intensitas hujan yang tinggi sangat rawan mengalamai erosi tanah. Sebaliknya, tanah yang berada di wilayah dengan intensitas hujan yang rendah cukup aman dari bahaya erosi.
Jenis erosi yang kedua yakni erosi oleh angin. Erosi oleh angin ini disebut juga dengan istilah deflasi. Deflasi hanya berlaku di daerah dengan tekstur tanah berpasir, misalnya di pantai atau di gurun. Erosi oleh angin dapat terjadi jika kekuatan angin cukup besar untuk memindahkan partikel- partikel tanah. Meski seringkali tak disadari, angin laut dapat mengangkat partikel- partikel pasir secara perlahan- lahan menuju ke tempat yang lain. Pada akhirnya pasir yang awalnya berada di suatu tempat akan terkikis, berpindah dan kemudian mengendap di tempat yang lain.
Jenis erosi yang ketiga yakni erosi oleh es atau gletser. Erosi oleh es ini disebut juga dengan istilah eksarasi. Gletser atau es yang baru saja mencair akan membentuk cairan kental yang terus bergerak turun dari puncak pegunungan menuju ke lembah. Pergerakan es yang mencair yang disebabkan gaya beratnya itu akan mengikis bagian kanan dan kiri lembah. Batuan yang terkena aliran gletser akan tergores kemudian terkikis dan terbawa oleh gletser. Peristiwa tersebut dinamakan plucking.
Hasil pengikisan batuan yang terbawa oleh gletser kemudian akan menggores dinding lembah yang lebih dalam. Erosi oleh es atau glestser ini akan membentuk bentang alam yang indah seperti lembah yang terpotong menjadi bentuk segitiga (trucated spurs), lembah yang berbentuk lingkaran (cirques), pecahan batuan (bergsrund), lereng tajam (aretes) dan danau di pegunungan es (rock basin lake).
Jenis erosi yang keempat adalah erosi oleh gelombang laut. Erosi ini lebih dikenal dengan istilah abrasi. Abrasi merupakan jenis erosi yang disebabkan oleh gelombang atau arus lau t yang sifatnya merusak. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempercepat terjadinya erosi oleh gelombang laut. Dua dari faktor tersebut adalah besarnya daya gelombang dan intensitas waktu. Semakin besar daya gelombang yang menghantam pesisir pantai maka semakin cepat terjadi abrasi. Begitu juga dengan faktor intensitas waktu. Semakin sering gelombang laut menghempas pasir pantai maka semakin cepat pula proses terjadinya abrasi.
Faktor lain yang dapat mempercepat abrasi yakni pemanasan global, tidak seimbangnya ekosistem pantai dan ekosistem air laut, hembusan angin laut, serta pasang surut air laut. Erosi oleh gelombang laut dapaat dicegah dengan beberapa hal, diantaranya yakni dengan cara melestarikan hutan mangrove, menjaga habitat terumbu karang, melakukan kegiatan pengisian pantai (beach fill) untuk membentuk garis pantai, membangu pemecah gelombang & sea wall, serta melarang kegiatan penambangan pasir yang berlebihan.
Jenis erosi yang terakhir dalam pembahasan kali ini adalah korosi. Korosi hampir mirip dengan deflasi. Keduanya sama- sama disebabkan oleh adanya angin. Perbedaannya adalah terletak pada partikel yang dibawa angin. Deflasi terjadi karena adanya kekuatan angin tanpa melibatkan partikel yang dibawanya. Sedangkan korosi terjadi karena angin yang membawa serta butiran- butiran pasir. Butiran- butiran pasir yang terbawa angin akan menyebabkan gesekan pada batuan yang terkena hembusan angin. Akibat gesekan tersebut, batuan menjadi terkikis dan pada akhirnya terjadi pelapukan.
Berbagai jenis erosi disebabkan oleh faktor alam sesuai dengan nama erosi tersebut. Misalnya erosi oleh air, berarti bahwa erosi tersebut disebabkan oleh air. Selain air, angin, es dan gelombang laut, terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan terjadinya erosi. Diantara faktor- faktor tersebut adalah :
Siapa sangka ternyata negara Indonesia memiliki sejarah tentang letusan gunung berapi cukup banyak. Diketahui jika…
Hampir sebagian besar gunung berapi yang ada di dunia pernah mengalami erupsi atau letusan. Setiap…
Negara Indonesia merupakan negara iklim tropis dan hanya memiliki dua musim saja, yakni musim kemarau…
Gunung merupakan sebuah daerah yang sangat menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dapat mencapai tinggi lebih…
Gunung memiliki keindahan dan pesonanya tersendiri terutama bagi para pecinta alam. Namun siapa sangka dibalik…
Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi di negara Indonesia yang memiliki keindahan alam yang sangat…