Bumi terbentuk sejak ratusan abad yang lalu. Bahkan Planet Bumi telah ada jauh sebelum ada manusia. Pertama kali, Bumi ini dihuni oleh bangsa binatang purba yang ukurannya sangat besar. Bahkan setelah itu Bumi dihuni oleh kawanan Dinosaurus dan binatang lainnya yang berukuran sangat besar bila dibandingkan dengan ukuran binatang dan manusia pada zaman sekarang. Setelah zaman kepemimpinan dinosaurus pun Bumi tidak langsung dihuni oleh manusia seperti sekarang ini, namun manusia purba.
Manusia purba memiliki ukuran tubuh yang juga jauh lebih besar dibandingkan dengan manusia zaman sekarang. Seiring berjalannya waktu terjadilah evolusi atau perubahan bentuk dan ukuran sehingga menjadi seperti sekarang. Lalu apakah sejarah itu benar adanya? tentu saja, banyak rekam jejak dari penghuni lama Bumi yang sudah ditemukan. Beberapa diantaranya berupa fosil dan juga lukisan- lukisan serta benda- benda prasejarah lainnya.
Diantara ketiganya, yang sering ditemukan adalah fosil. Kali ini kita akan membahas mengenai fosil dan juga proses terbentuknya fosil sehingga bisa ditemukan hingga zaman saat ini dan bukannya hancur. Fosil memang memegang peranan yang sangat penting untuk mengenali sebuah sejarah, khususnya keadaan Bumi pada masa lampau. Maka dari itulah hal mengenai fosil ini sangat penting untuk kita pelajari bersama dan untuk kita ketahui. Maka dari itulah mari kita simak bersama.
Pengertian Fosil
Fosil merupakan istilah yang sangat familiar di dalam dunia sejarah. Fosil merupakan bukti peninggalan dari zaman pra sejarah yang sering digunakan untuk riset dan penelitian tentang keadaan Bumi masa lampau. Pengertian fosil sendiri merupakan jejak atau sisa- sisa makhluk hidup atau organisme hidup yang telah menjadi mineral atau batu.lalu, organisame yang bisa menjadi fosil ini berupa apa saja?
Makhluk hidup yang dapat berubah menjadi fosil adalah manusia, binatang dan juga tumbuhan. Sisa- sisa manusia, tanda binatang maupun tumbuhan ini tentu saja yang telah ditutupi oleh sedimen. Tanaman atau binatang dianggap punah namun masih hidup disebut dengan sebutan fosil. Kebanyakan yang ditemukan adalah kerangka fosil sebagai shell atau cangkang, tulang dan juga gigi. Untuk fosil jaringan lunak masih jarang ditemukan. Studi ilmu yang mempelajari mengenai fosil disebut dengan Paleontologi, yang masih dalam ranah ilmu Arkeologi. Lalu, bagaimanakah sebenarnya proses terbentuknya fosil? Kita akan membahasnya di bawah ini.
Proses Terbentuknya Fosil
Secara umum fosil terbentuk dari proses penghancuran peninggalan organisme yang pernah hidup. Hal ini sering terjadi apabila tumbuhan atau hewan terkubur dalam lingkungan yang terbebas dari oksigen. Fakta- fakta yang telah ditemukan, fosil tidak bertahan dalam bentuk aslinya. Maka dari itulah dalam beberapa kasus, mineral atau perubahan kimia sisa- sisa makhluk hidup dilarutkan sehingga semuanya diubah dalam bentuk cetakan untuk mendapatkan bentuk yang lebih mirip aslinya. Sebelum berubah menjadi fosil, tentunya ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Hal ini karena tidak semua sisa makhluk hidup dapat berubah menjadi fosil. Setidaknya ada beberapa kriteria yang bisa dianggap pemfosilan diantaranya sebagai berikut:
- Memiliki umur lebih dari 10.000 tahun yang lalu
- Organisme mempunyai bagian tubuh yang sulit
- Terjadi secara alamiah atau proses alam
- Mengalami pelestarian
- Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit
- Terbebas dari bakteri pembusuk atau pengurai yang dapat menghancurkan sisa- sisa makhluk hidup tersebut.
Itulah beberapa kriteria yang harus dimiliki dalam sebuah sisa organisme hidup sehingga layak disebut dengan fosil. Lalu, bagaimanakah proses terbentuknya fosil? Ada beberapa langkah terjadinya fosil, diantaranya sebagai berikut:
- Ada organisme yang telah mati atau terkubur
Seperti yang kita ketahui bahwa fosil terjadi karena adanya sisa- sisa mikroorganisme yang telah mati atau terkubur. Nah, terbentuknya fosil ini diawali dari adanya mikroorganisme baik tumbuhan atau binatang yang telah mati atau bisa juga yang terkubur.
- Jasad dari mikroorganisme tersebut tertimbun di daerah yang minim dengan oksigen
Setelah adanya mikroorganisme yang mati, jasad dari makhluk yang telah mati tersebut akan tertimbun. Tertimbunnya jasad ini berada di daerah yang minim akan oksigen. Atau di daerah yang sedikit kandungan oksigennya. Sedikitnya kandungan oksigen ini akan membuat jasad tersebut tidak cepat hancur. Maka dari itulah proses terbentuknya fosil ini harus melewati tahapan ini.
- Terjadi dalam waktu yang lama
Salah satu proses terjadinya fosil ini adalah jasad yang tertimbun dalam jangka waktu yang lama. Memang untuk menjadi sebuah fosil memerlukan jangka waktu yang sangat lama, bahkan bisa saja hingga bertahun- tahun lamanya. Oleh sebab itulah maka terjadinya fosil ini melalui proses dalam jangka waktu yang lama.
Nah itulah beberapa proses terjadinya fosil. Semoga informnasi yang kami sampaikan mengenai fosil ini dapat bermanfaat untuk kita semua.