Categories
Fenomena Alam

Hujan Meteor Lyrid : Proses Terjadi – Waktu Terjadi – Fenomenanya

Hujan Meteor Lyrid, atau disebut juga dengan April Lyrid adalah hujan meteor yang terjadi pada bulan April. Puncaknya adalah April tanggal 22-23. Manusia sudah mengamati hujan meteor ini sejak tahun 687 SM, yang juga merupakan catatan tertua mengenai hujan meteor yang pernah ada.

Apabila kita menarik jejak dari titik arah hujan meteor Lyrid berasal, tampaknya mereka berpendar dari konstelasi Lyra sang Harpa, dekat dengan bintang Vega yang benderang. Namun ini hanya dugaan semata, karena meteor-meteor ini terbakar di atmosfer Bumi dalam kecepatan 100 km/jam. Sementara itu bintang Vega terletak trilyunan kali lebih jauh dalam 25 kecepatan cahaya. Walaupun belum pasti, namun nama dari hujan meteor ini memang berasal dari konstelasi Lyra. Perlu diingat bahwa sekalipun arah datangnya dari konstelasi Lyra, bukan berarti Lyrid berasal dari sana.

Pada tanggal 5 April 1861, seorang pengamat amatir bernama A.E. Thatcher menemukan komet yang sedang melintasi sistem tata surya. Rupanya partikel debu hingga potongan batu yang terlepas dari komet C/1861 G1 Thatcher menjadi asal muasal bagi hujan meteor Lyrid. Komet terkikis sehubungan dengan panas matahari dan mengakibatkan partikel seperti es dan serpihan debu lainnya untuk terlepas dari inti komet. Hal ini menghasilkan kepingan-kepingan reruntuhan di angkasa. Reruntuhan tersebut menabrak Bumi dan menghasilkan pemandangan indah di langit malam berupa hujan meteor.

Orbit Thatcher berpapasan dengan orbit Bumi setiap 415 tahun sekali. Rentang waktu orbit dari komet ini relatif cepat karena biasanya periode putaran komet adalah antara 200-10.000 tahun sekali. Jadi, komet tersebut diprediksikan baru akan terlihat kembali pada tahun 2276.

Hujan Meteor ini akan memperlihatkan sekitar 15-20 meteor dalam satu jam. Walau kadang-kadang ada tahun dimana hujan meteor Lyrid mempertontonkan hingga seratus meteor dalam satu jamnya (Outburst/meledak), namun hal ini jarang terjadi dan sulit untuk diprediksikan. Ada yang mengatakan bahwa ledakan Lyrid itu terjadi setiap 30 tahun sekali. Namun pakar NASA bernama Bill Cooke tidak sepakat dengan itu. Beliau berpendapat bahwa belum ada data yang mendukung dengan pasti kapan ledakan Lyrid itu terjadi, karena data yang ada pun tidak menentu. Bisa terjadi sebelum atau setelah 30 tahun.

Hujan meteor Lyrid datang dengan cepat, walau tidak secepat hujan meteor Leonid (November). Menurut Cooke, Leonids menabrak Bumi secara langsung, sedangkan Lyrid hanya menyerempet sisi kiri dari planet.

Berikut ini adalah koordinat dari Lyra :

  • Asensio Rekta: 19 h
  • Deklinasi: +40
  • Dapat dilihat antara 90° LU dan 40° LS.

Lyrid dikenal akan kecepatan lintasannya, walau tidak secepat dan sebanyak hujan meteor Perseids di bulan Agustus. Ekornya berkilau terang, dapat dilihat selama beberapa detik. Meteor-meteor yang berjatuhan dari Lyrid bergerak dalam kecepatan 49km/detik.

Peristiwa Fenomena Hujan Meteor Lyrid

  1. Pada tahun 1982, seorang pengamat dari Amerika melihat ledakan hujan meteor yang terdiri dari sekitar 100 Lyrid per jam. Sekitar 100 meteor Lyrid juga terlihat pada tahun 1922 di Yunani , dan 1945 di Jepang.
  2. Masyarakat Tiongkok kuno mencatat bahwa mereka telah menyaksikan hujan meteor Lyrid yang jatuh bagaikan hujan di tahun 687 SM. Pada masa itu Tiongkok sedang berada dalam era Periode Musim Gugur dan Musim Semi (771-476 SM), dan Konghuchu hidup pada masa itu.
  3. Pada tahun 1136, masyarakat Korea mencatat adanya hujan meteor dengan kata-kata “banyak bintang yang beterbangan dari arah timur laut.”
  4. Di tahun 1803, warga Richmond di negara bagian Amerika Serikat Virginia, bergegas keluar dari rumah mereka pada tengah malam (pukul 1-3 dini hari, waktu lokal) setelah terjadi alarm kebakaran. Kemudian mereka melaporkan bahwa mereka melihat ada meteor serupa roket melintas di langit. “Seakan-akan bintang-bintang tersebut berjatuhan dari segala sudut surga, jumlahnya banyak sekali seperti hujan kembang api.”
  5. Tahun 1803, Lyrid menimbulkan badai meteor yang besar, sehingga tampaklah lebih dari 700 meteor perjam yang terlihat pada puncaknya.
  6. Foto di atasdiambil di Portesham, Dorset, Inggris pada tanggal 23 April 2017, berlokasi di Monumen Hardy. Saat itu terjadi pemandangan luar biasa di langit yang disebabkan oleh hujan meteor Lyrid dimana ada 30-40 meteor terlihat dalam satu jam. Anda dapat melihat ada segaris Lyrid, sedikit di atas galaksi Bima Sakti.

Eta Lyrid

Hujan meteor Eta Lyrid muncul antara 3-12 Mei, puncaknya pada tanggal 9. Hujan meteor ini termasuk ke dalam hujan meteor tahunan, sama seperti Quadrantid yang terjadi di masa tahun baru. Sumber dari hujan meteor ini adalah Komet C/1983 H1 (IRAS-Araki-Alcock). Bintang terdekat dari titik pendar hujan meteor ini adalah Bintang Aladfar di titik koordinat Asensio Rekta (289.9) dan deklinasi (43.4).

ZHR, atau banyaknya jumlah meteor yang terlihat selama satu jam ada di kisaran 3. Namun jumlah ini dapat meningkat bila ada komet atau benda yang berhubungan dengan itu datang mendekat. Kecepatan dari partikel meteor Eta Lyrid adalah sekitar 44 km/detik. Kekuatan cahaya dari meteor ini cukup kuat karena jumlahnya hanya sedikit.

Eta Lyrid cukup jarang diamati, namun tidak kalah menarik karena kemungkinan dia memiliki kaitan dengan sebuah komet yang terlihat pada tahun 1983. Penemuan ini pada dasarnya diprediksikan 9 Mei 1983. Saat itu Jack Drummond dari Penelitian Stewart memberi peringatan mengenai kemungkinan terjadinya aktivitas meteor dari komet IRAS-Araki-Alcock. Drummond memprediksikan adanya hujan meteor yang dapat muncul pada tanggal 10 Mei. Namun peringatan ini tidak terbukti. Para peneliti di Otawa tidak menangkap adanya aktivitas yang dimaksudkan.

Walau beberapa peneliti meteor sudah mendapatkan peringatan dari kemungkinan hujan meteor itu dari IAU Circular 3801, para pengamat di Jepang sudah menyadari kemungkinan hujan meteor ini beberapa waktu sebelumnya. Mereka bisa lebih bersiap-siap dan penelitian mereka membuahkan hasil kemudian dilaporkan pada bulan Juni 1984.

Penelitian kemudian dilanjutkan, hingga akhirnya tidak ada meteor yang terlihat lagi dari pendaran ini setelah tanggal 12 Mei dan seterusnya. Mereka lalu mengubah penelitian mereka menjadi ZHRs dan mendapatkan hasil berupa tiga penampakan meteor. Yang cukup menarik adalah pada tahun 2000 para peneliti menemukan sekitar 2-6 penampakan meteor dari Eta Lyrid

Lyrid Juni

Fenomena Lyrid Juni ini pertama kali dicatat oleh seorang bernama Stan Dvorak yang berdomisili di California, Amerika Serikat. Saat itu dia sedang memanjat gunung di Pegunungan San Bernardino tahun 1966.

Setahun kemudian, Lyrid Juni tidak dapat diobservasi sehubungan dengan terangnya cahaya bulan malam itu. Namun tahun berikutnya di 1968, seorang dari tempat yang sama, California bernama Richard Nolthenius melaporkan bahwa dia telah menyaksikan Lyrid Juni. Selama satu jam pada tanggal 15, dia menghitung ada 8 meteor yang terlihat di langit. Kemudian di jam yang sama di tanggal 17, terlihat ada 7 bintang jatuh. Sejak itu (tepatnya mulai tahun 1969), pengamatan terhadap Lyrid Juni ini dilakukan setahun sekali.

Hujan meteor ini didominasi oleh ekor berwarna warna biru kehijauan dan putih. Hujan meteor yang tampak pada saat  itu berasio sekitar 8-10 meteor perjam dari tanggal 10 hingga 21 Juni. Namun baru-baru ini diketahui bahwa sumber dari hujan meteor ini bukanlah Komet Thatcer, melainkan C/1915 C1 Mellish.