Ilmu pengetahuan terus berkembang setiap harinya. Tidak heran jika setiap saat ada kemungkinan akan ditemukan teori – teori baru atau bahkan mematahkan teori yang sudah ada sebelumnya. Hal ini disebabkan karena perkembangan teknologi yang ada juga berpengaruh pada perkembangan ilmu pengetahuan.
Manusia merupakan makhluk hidup yang mempunyai rasa ingin tahu tinggi. Jauh sebelum adanya teori mengenai asal usul alam semesta tercipta yaitu berdasarkan teori big bang, manusia sudah memikirkan tentang bagaimana munculnya atau asal usul suatu makhluk hidup yang ada di Planet Bumi. Tidak heran jika muncul berbagai pendapat mengenai asal usul makhluk hidup dan salah satu teori yang cukup terkenal yaitu teori abiogenesis. Lalu apakah teori abiogenesis tersebut? Pada penjelasan kali ini akan dibahas mengenai teori abiogenesis, mari kita simak.
Sejarah Teori Abiogenesis
Abiogenesis atau biopoiesis merupakan sebuah ilmu yang memperlajari tentang bagaimana kehidupan biologis muncul dari bahan anorganik secara alami. Teori ini mengacu pada proses saat munculnya terbentuknya Planet Bumi. Diperkirakan jika abiogenesis terjadi di awal masa Eoarkean atau kurang lebih 4 hingga 3,5 milyar tahun yang lalu dalam skala waktu relatif.
Teori ini tergolong teori tertua yang membahas tentang asal usul makhluk hidup. Dapat dikatakan jika teori abiogenesis merupakan teori yang menjelaskan jika makhluk hidup berasal dari benda mati. Pendapat tersebut muncul berdasarkan pemikiran yang sederhana ketika melihat katak ataupun cacing yang muncul dari dalam lumpur atau tanah.
Teori abiogenesis dicetuskan pertama kali oleh Aristoteles (384 – 322 SM) yang merupakan seorang ilmuwan dari Yunani. Teori abiogenesis atau teori generatio spontanea dibuat berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Aristoteles bahwa ikan – ikan yang berada di sungai berasal dari lumpur. Tidak hanya itu saja, dia juga melakukan percobaan pada tanah yang direndam di dalam air dan hasilnya muncullah cacing dari dalam tanah tersebut. Berdasarkan percobaan itulah teori abiogenesis menjadi kuat bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati. Generatio spontanea atau teori abiogenesis klasik telah tercatat di dalam buku Aristoteles dengan judul “Historia Animalium”.
Teori ini masih terus diyakini sampai dengan akhir abad ke 17 dan salah satu pendukungnya yaitu seorang ilmuwan Inggris yang bernama Nedham. Nedham melakukan percobaan dengan merebus kaldu yang dimasukan ke dalam wadah selama beberapa menit kemudian menutupnya dengan gabus. Dalam waktu beberapa hari di dalam kaldu ditemukan bakteri, sehingga Nedham mengambil kesimpulan bahwa bakteri berasal dari kaldu.
Pembuktian teori abiogenesis tidak berhenti sampai di sini saja. Pendukung lain datang dari Antonie van Leeuwenhoek saat ia menemukan mikroorganisme di dalam air rendaman jerami dengan menggunakan mikroskop. Penemuan tersebut memperkuat teori abiogenesis dan para pendukungnya menyatakan jika mikroorganisme tersebut berasal dari jerami yang sudah busuk. Namun, Leeuwenhoek menyangkalnya dan berpendapat jika mikroorganisme tersebut berasal dari udara.
Pengembangan teori abiogenesis terus berkembang hingga muncullah teori abiogenesis modern yang dicetuskan pertama kali oleh Oparin dan Haldane di tahun 1920-an. Ada perbedaan antara generatio spontanea atau abiogenesis klasik. Perbedaan tersebut dapat dilihat jika abiogenesis modern menjelaskan tentang asal usul fenomena kehidupan. Sedangkan abiogenesis klasik lebih menekankan tentang bagaimana sebagian hewan ataupun tumbuhan tertentu secara rutin dapat muncul tanpa melalui proses reproduksi. Perbedaan kedua teori tersebut juga dapat dilihat dari sisi mekanisme, untuk abiogenesis modern berdasarkan pada pengetahuan biokimia modern sedangkan abiogenesis klasik didasarkan pada konsep klasik berupa prinsip material, prinsip gerakan dan prinsip ruh. Saat ini konsep teori abiogenesis klasik sudah tidak digunakan lagi di kalangan biologiwan, justru abiogenesis modern masih terus digunakan terutama dalam mempelajari dunia RNA.
Teori Abiogenesis Terpatahkan
Tidak sedikit yang ingin mematahkan dan tidak meyakini tentang dasar teori abiogenesis ini sejak teori ini diciptakan. Usaha menyanggah teori abiogenesis sudah dimulai oleh Francesco Redi dengan melakukan percobaan dengan menggunakan daging. Daging tersebut dimasukan ke dalam buah toples dimana salah satu toples dibiarkan terbuka sedangkan yang lainnya tidak. Setelah beberapa hari muncul larva pada daging di dalam toples tidak tertutup. Redi menyimpulkan jika larva yang terdapat di daging tersebut berasal dari lalat – lalat yang masuk ke dalam toples. Tidak hanya itu saja, dia juga melakukan percobaan yang sama hanya saja memodifikasi penutup toples dengan menggunakan kain kasa dengan tujuan udara dapat masuk ke dalam toples sedangkan toples lain ditutup rapat. Hasilnya daging tetap membusuk namun tidak ditemukan larva di dalam daging.
Pada tahun 1768 oleh Lazzar Spallanzani dengan mengulangi percobaan yang dilakukan oleh John Needham. Dia memanaskan air kaldu lalu menempatkannya ke dalam 2 tempat. Salah satu tempat ia biarkan terbuka sedangkan tempat lainnya ditutup rapat. Setelah beberapa hari air kaldu di dalam tempat terbuka berubah menjadi lebih keruh dan mengeluarkan aroma tidak sedap, sedangkan air kaldu yang ada di dalam wadah tertutup tetap bening. Dari percobaan ini membuktikan jika organisme tidak berasal dari benda mati tapi berasal dari makhluk hidup lainnya.
Meskipun demikian teori abiogenesis tetap bertahan, hingga akhirnya Louis Pasteur seorang ahli biokimia dari Prancis mencoba menyempurnakan percobaan yang dilakukan oleh Spallanzani. Pasteur memodifikasi wadah dengan menggunakan tabung labu berleher panjang. Hal ini dilakukannya guna mengetahui indikator lain yang berkaitan dengan tabung labu dengan udara yang berada di luar. Setelah menunggu beberapa hari didapatkan hasil bahwa air kaldu tetap dalam kondisi jernih, namun pada bagian ujung leher tabung labu banyak debu dan kotoran berkumpul dan pada tabung terbuka air kaldu banyak mengandung mikroorganisme.
Dari hasil percobaan yang dilakukan oleh Louis Pasteur inilah, teori abiogenesis terpatahkan bahkan menghasilkan teori baru yaitu:
- Omne vivum ex ovo yang berarti semua makhluk hidup berasal dari telur.
- Omne ovum ex vivo yang berarti semua telur berasal dari makhluk hidup.
- Omne vivum ex vivo yang artinya semua makhluk hidup berasal dari makhluk hidup lain.
Demikian penjelasan mengenai teori abiogenesis. Semoga info di atas dapat bermanfaat untuk kalian.