Categories
Astronomi

Fenomena Pink Moon: Bulan Berwarna “Pink”?

Salah satu benda langit yang bisa kita lihat dengan mata telanjang adalah bulan. Waktu yang tepat untuk melihat bulan yaitu pada saat malam hari. Bulan akan menjadi salah satu benda langit yang akan bersinar sangat terang di langit malam. Tahukah kalian jika sinar bulan yang biasa kita lihat setiap malam, bukanlah berasal dari bulan itu sendiri. Sinar tersebut merupakan hasil dari pantulan yang berasal dari sinar matahari. Bulan hanya menyerap untuk kemudian memantulkannya kembali, itulah mengapa kita bisa melihat bulan saat malam hari.

Bulan juga dikenal sebagai satelit alam yang dimiliki oleh planet bumi. Bulan juga melakukan revolusi yaitu bergerak mengelilingi bumi. Waktu revolusi bulan sama dengan waktu bulan melakukan rotasi, sehingga kita hanya bisa melihat satu sisi dari bulan saja dan tidak akan pernah bisa melihat sisi belakang milik bulan. Perlu diketahui jika penampakan bulan tidaklah sama setiap malam. Seperti contoh ada kalanya kita bisa melihat bulan purnama atau full moon, di malam yang lain kita bisa melihat bentuk bulan tidak bulat sempurna, melainkan berbentuk sabit. Itulah yang dinamakan dengan fase bulan.

Fase bulan ternyata dipengaruhi oleh bentuk lintasan yang dimiliki bulan. Lintasan tersebut ternyata tidak berhimpit dengan orbit revolusi bumi atau bidang ekliptika. Orbit atau lintasan bulan tersebut menyilang sebesar 5,2 derajat. Selain mempengaruhi fase bulan, ternyata bentuk orbit bulan tersebut juga berpengaruh pada fenomena bulan yang lain yaitu gerhana bulan.

Berbicara mengenai fenomena alam yang dialami oleh bulan, tidak hanya gerhana bulan saja. Bulan juga mengalami kejadian lain terkait dengan peristiwa alam. Fenomena tersebut antara lain halo bulan, bulan kembar, dan Bulan Merah Muda atau lebih dikenal dengan sebutan Pink Moon. Pasti beberapa dari kalian baru mendengar nama tersebut. Apakah benar jika bulan akan berwarna merah muda? Bukankah selama ini bulan akan berwarna kuning cerah. Nah, menjawab rasa penasaran tersebut, berikut adalah penjelasan mengenai apa itu Pink Moon.

Apa Itu Pink Moon?

Mendengar kata tersebut pasti terbesit di benak kalian bahwa bulan berwarna merah muda. Sebelum kita mengenal pink moon, ada baiknya kita perlu mengetahui jika siklus atau fase bulan untuk mencapai bulan penuh atau full moon dibutuhkan waktu setidaknya 29,5 hari. Mengapa kita perlu tahu tentang hal tersebut, sebab ini berkitan dengan peristiwa pink moon. Di tahun 2019 pada bulan April ini bisa dikatakan bahwa ini merupakan keempat kalinya bulan mengalami fase bulan purnama atau full moon.

Kita kembali lagi ke pink moon, apakah pada bulan April bulan akan benar – benar berwarna merah muda? Ternyata tidak sama sekali. Istilah pink moon ternyata berasal dari nama tumbuhan herbal yang berwarna merah muda atau Wild Groud Phlox. Tumbuhan ini memiliki bunga yang berwarna pink atau merah muda dan hanya berbunga di saat awal musim semi. Wild Ground Phlox atau Moss Pink akan banyak bermekaran pada bulan April dan bisa ditemukan di Amerika Serikat dan Kanada. Mekarnya bunga ini juga bisa sebagai tanda bahwa saat ini bulan berada di posisi satu garis lurus dengan bumi dan matahari, sehingga bulan akan bersinar sangat terang. Saat terang itulah, bulan berada pada fase full moon.

Di luar negeri, bulan merah muda dikenal dengan Pink Moon ternyata memiliki sebutan lain seperti Egg Moon, Fish Moon, Growing Moon atau Sprouting Grass Moon. Bagi umat Kristiani, Pink Moon on Good Friday juga mempunyai makna lain yang bertepatan pada Jumat Agung. Serta pada hari Minggu akan dilanjutkan dengan perayaan Hari Paskah di mana perayaan tersebut akan dilakukan setelah kemunculan fenomena equinox.

Orang – orang Amerika ternyata mempunyai istilah tersendiri di setiap bulan saat terjadi full moon.

  1. Wolf Moon untuk bulan Januari.
  2. Snow Moon untuk bulan Februari.
  3. Worm untuk bulan Maret.
  4. Flower Moon untuk bulan Mei.
  5. Strawberry Moon untuk bulan Juni.
  6. Buck Moon pada bulan July.
  7. Sturgeon Moon pada bulan Agustus.
  8. Harvest Moon pada bulan September.
  9. Hunter’s Moon pada bulan Oktober.
  10. Beaver Moon pada bulan November.
  11. Cold Moon pada bulan Desember.

Fenomena pink moon bisa terjadi saat bulan berada pada jarak yang dekat dengan planet bumi atau lebih dikenal dengan istilah perigee. Sehingga bisa dikatakan jika pink moon hampir sama dengan supermoon, di mana kenampakan bulan yang lebih besar dibandingkan ukuran rata – ratanya. Sedangkan untuk supermoon terjadi saat full moon serta bertepatan saat berada pada posisi perigee. Yang membedakan hanya berupa ukuran, saat pink moon masih bisa dikatakan berukuran kecil, namum masih dapat dengan mudah untuk diamati. Pada tanggal 19 April 2019, posisi bulan berada pada gugus bintang virgo. Matahari akan terbit sekitar satu jam sebelum bulan berada pada tanggal 20 April, kurang lebih satu jam full moon yang dekat dengan bumi serta matahari akan muncul bersamaan di langit.

Kapan Waktu Yang Tepat Untuk Melihat Pink Moon?

Pada tahun ini, fenomena pink moon akan terjadi pada tanggal 19 April 2019 atau hari Jumat di seluruh dunia. Perlu diingat jika fenomena ini hanya terjadi sekali dalam satu tahun. Dan kemunculan kenampakan bulan penuh atau full moon bergantung dari posisi bulan saat mengorbit di sekitar planet bumi. Sehingga ada kalanya kejadian full moon bisa terjadi di siang hari di beberapa tempat di bumi.

Seperti contoh di Tiongkok, pink moon akan terjadi di sore hari pada pukul 4 sore, Amerika Serikat pada pukul 7:14 pagi, Prancis, Italia dan Spanyol bisa melihat pink moon pada pukul 1 siang dan akan berada pada puncaknya di Eropa bagian Timur pada pukul 2 siang. Di Inggris, pink moon berada di puncak sekitar pukul 12:12 siang, akan tetapi akan tidak terlihat setelah pukul 8.05 malam. Sedangkan untuk wilayah Indonesia bagian barat terutama Jakarta, pink moon akan muncul pada tanggal 19 April 2019 pada pukul 18:12. Jadi, siapkan diri Anda untuk melihat fenomena langka ini!