Categories
Iklim

Jenis Jenis Hujan dan Bentuk Hujan

Taukah anda dengan hujan ? mungkin kata hujan memang sudah tidak asing lagi untuk didengar, hujan yang datang pada saat kurun waktu tertentu dan dinanti-nati oleh makhluk hidup memberikan arti penting bagi kehidupan makhluk hidup. Hujan sendiri memiliki arti lain menurut para peneliti. Hujan memang sudah umum terjadi di seluruh dunia sehingga para peniliti pun memiliki arti yang lain-lain mengenai hujan.

Definisi hujan

Selama ini kita hanya mengenal hujan dari rintikannya di depan rumah yang membawa berjuta juta tetesan yang jatuh ke tanah. Proses terjadinya hujan sebenarnya secara ilmiah hujan merupakan salah satu wujud peristiwa prespitasi yakni jatuhnya air atau cairan dari atmosfer bumi, entah nantinya dalam bentuk cair  ke permukaan bumi. Dengan adanya lapisan atmosfer yang tebal, sehingga bisa memenuhi suhu yang mencapai sangat tinggi (lebih tinggi dari titik leleh es) dan letaknya di atas permukaan bumi.

Selain itu hujan juga bisa di artikan dalam wujud suatu proses kondensasi, yakni adanya perubahan wujud dari benda cair menjadi benda padat yang membentuk awan, yang mana memiliki massa cukup berat sehingga jatuh ke atas bumi. Keadaan udara yang dingin atau bersuhu rendah juga berperan penting dalam penjatuhan hujan di atas bumi. Selain itu adanya keadaan uap air yang terus bertambah tidak menentu menjadikan bentuk tetesan air hujan menjadi bervariasi, ada tetesan besar ada pula tetesan kecil.

Berikut adalah jenis-jenis hujan :

1. Hujan siklonal

hujan siklonalHujan siklonal terjadi karena adanya udara yang panas, suhu lingkungan yang tinggi serta bersamaan dengan angin yang berputar putar. Biasanya terjadi di daerah yang di lewati garis khayal khatulistiwa atau ekuator. Hal ini di sebabkan karena adanya pertemuan antara angin pasat timur laut dengan angin pasat tenggara. Setelah itu angin tersebut naik, lalu menggumpal di atas awan yang berada di garis ekuator.

Setelah awan tersebut sampai pada titik jenuhnya, hujan ini akan mengawali  dengan mendung yang sangat gelap setelah itu turunlah hujan yang membasahi keseluruh permukaan bumi yang memberikan dampak positif kepada seluruh makhluk hidup yang hidup di bumi dan dinantikan oleh makhluk hidup yang ada di bumi.

2.Hujan orografis

hujan orografisMerupakan hujan yang terjadi karena adanya angin yang mengandung uap air, kemudian arah pergerakannya secara horizontal. Perjalanan angin tersebut harus melewati pegunungan yang menyebabkan suhu angin menjadi dingin akibat adanya proses kondensasi (saat melewati pegunungan tadi).

Lalu pembentukan titik-titik air yang mulai mengendap yang akan menyebabkan terjadinya hujan pada lereng gunung yang menghadap ke arah datangnya angin tersebut yang biasanya bergerak secara horizontal, dan angin akan bertiup terus mendaki pengunungan dan menuruni lereng tetapin angin tidak membawa uap air lagi sehingga di lereng yang membelakangi arah datangnya angin tidak akan turun hujan. Kemudian karena berat massa air yang semakin besar, di mana tidak mampu di bawa oleh angin, maka turunlah hujan di atas pegunungan.

3.Hujan frontal

hujan frontalHujan jenis ini bisa terjadi karena adanya pertemuan antara massa udara yang dingin dan suhu yang rendah dengan massa udara yang panas dan suhu yang tinggi. Saat bertemu, suhu udara yang rendah dan massa udara yang dingin lebih berat dari pada suhu tinggi dan massa udara yang panas, menyebabkan uap yang di bawa udara dingin jatuh dengan lebat di atas permukaan bumi. Biasanya perbedaan ke dua massa tersebut bertemu di bidang front, yakni salah satu tempat yang paling mudah terjadi kondensasi dan pembentukan awan. Itulah mengapa nama hujan ini adalah hujan frontal.

Biasanya hujan frontal terjadi di daerah yang berada pada letak astronomis lintang sedang atau pertengahan lintang utara dan selatan. Jika daerah yang beriklim tropis (berada sekitar garis ekuator) mengalami hujan ini, maka yang keluar bukan sekedar hujan biasa tapi sampai hujan es. Hal ini bisa terjadi karena adanya penyinaran matahari yang menyebabkan air di samudra, laut, rawa rawa dan tempat lainnya naik ke atas secara konveksi sehingga menyebabkan proses kondensasi dan pembentukan awan. Akibat titik udara yang naik secara konveksi tadi sangat dingin, bahkan suhunya mencapai di bawah 0⁰ celcius. Air yang naik tersebut menjadi beku, dan saat awan sudah sampai pada titik jenuh, turunlah hujan ke daerah tropis. Biasanya bukan hanya air yang turun, juga Kristal Kristal es.

4. Hujan Muson (hujan musiman)

iklim musonAngin ini terjadi karena adanya pergerakan semu tahunan matahari dengan garis balik utara dan garis balik selatan. Hujan ini turun dalam kurun waktu tertentu. Dam dari sebab inilah yang menyebabkan musim kemarau dan penghujan. Di negara kita, Indonesia juga sering terjadi angin muson. Yakni pada bulan Oktober sampai dengan April. Makanya biasanya pada bulan bulan ini sering kali datang hujan. Sedangkan selain pada bulan itu, negara kita berada pada musim kemarau. Selain itu, di beberapa negara Asia Timur juga terjadi angin muson pada bulan Mei sampai dengan Agustus.

5.Hujan zenithal (hujan konveksi)

hujan zenithalHujan ini terjadi akibat adanya pertemuan angin pasat timur laut dengan angin pasat tenggara, sehingga membentuk gumpalan dan naik secara vertikal karena terkena pemanasan ke atas awan. Hal ini menyebabkan awan yang memiliki massa berat mengalami penurunan suhu, yang menyebabkan terjadinya proses kondensasi. Karena air yang menggumpal tadi sampai pada titik jenuhnya, akhirnya turunlah hujan. Karena letak turun hujan ini berada di atas garis khayal ekuator atau khatulistiwa, maka di namakan dengan hujan zenithal. Biasnaya daerah yang kerap di datangi dengan hujan zenithal ini memiliki iklim di negaranya adalah tropis seperti iklim di Indonesia dengan intensitas penyinaran matahari yang termasuk tinggi, sebab hampir setiap tahun mendapat penyinaran.

6.Hujan asam

hujan asamBiasanya hujan memiliki ph netral (7). Namun ada juga hujan yang memiliki ph rendah, yakni di bawah 5 atau 6 derajat keasaman. Inilah yang di namakan dengan hujan asam. Hal ini bisa terjadi ketika karbondioksida (CO2) yang berada di udara bisa larut dengan air hujan. Kemudian air hujan yang awalnya memiliki ph asam lemah (6) bereaksi dengan CO2 atau karbondioksida tadi dan hasilnya adalah air yang bertambah asam. Air yang memiliki ph di bawah 5 tadi naik ke atas awan dan menggumpal. Kala massa awan sudah melewati batas jenuh, jatuhlah ke permukaan bumi.

Manfaat hujan asam ini mampu mempercepat pelarutan mineral yang ada di dalam tanah, dimana sangat di butuhkan oleh flora dan fauna. Sayangnya hujan asam ini membawa dampak buruk pada manusia, yakni mempercepat proses korosi pada besi. Jika anda melewati papan reklame yang terpasang di toko toko yan sudah keropos, itu merupakan salah satu bukti hujan asam, Menjadi sangat berbahaya jika selalu terjadi hujan asam di tempat yang banyak jembatannya. Sebab bisa mengeroposkan pegangan jembatan (yang biasanya terbuat dari besi) tersebut.

7.Hujan meteor

hujan meteorHujan meteor akan terjadi ketika matahari terbenam, kemudian muncullah perseid dimana saat itu juga terlihat dengan jelas keberadaannya sistem tata surya seperti Planet Venus, Saturnus, Mars, juga bulan sabit di barat secara bersama sama. Perseid merupakan salah satu nama rasi bintang Perseus. Banyak orang beranggapan bahwa hujan meteor ini berasal dari arah munculnya rasi bintang tersebut.

Kecepatan meteor yang jatuh tersebut bisa mencapai 60 kilo meter per jam dengan keadaan cahaya yang terang dan panjang. Adanya hujan meteor ini menawarkan keindahan lain, yakni munculnya fireball. Ketika anda melihat cahaya yang paling terang dan paling besar berjalan di antara meteor meteor lainnya, itulah yang di namakan dengan fireball.

8.Hujan buatan

hujan buatanHujan yang di buat langsung oleh manusia dengan teknik menambahkan curah hujan. Caranya dengan penyemaian awan atau di kenal dengan cloud seeding atau membuat awan menggumpal dan di semai sehingga memberikan efek turun hujan. Hal ini kerap dilakukan di daerah yang membutuhkan hujan alami, namun sayangnya hujan tersebut tidak kunjung turun.

Cara menurunkan hujan ini melalui proses fisika, yakni dengan melibatkan proses tumbukan dan penggabungan (collision dan coalescence) kemudian di olah dengan proses pembentukan es atau ice nucleation. Lalu pemilihan awan yang memiliki kandungan air cukup banyak. Fungsinya agar massa yang di tambahkan tadi cukup untuk menurunkan hujan tersebut ke permukaan bumi yang memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia. Seperti pada fungsi danau bagi kehidupan manusia yang di penuhi air dikarenakan turunnya hujan yang stabil sehingga tidak menyebabkan kekeringan.

Bentuk hujan berdasarkan ukuran

Selain dari jenis-jenis hujan yang ada seluruh dunia, hujan juga memiliki bentuk hujan berdasarkan ukuran, dan biasanya hanya di negara tertentu saja yang mengalami bentuk hujan yang jarang ada di Indonesia. Karena di indonesia di pengaruhi oleh letak astronomis Indonesia sehingga jarang mengalami hujan salju atau batu es seperti di negara lain.

Hujan yang ada sekarang ini banyak di teliti dan di ukur diameternya adalah :

  • Hujan gerimis : biasanya di sebut dengan dizzle yang memiliki diameter < 0,5 mm
  • Hujan salju : terbuat dari Kristal es dengan ukuran beragam dimana suhunya < 0⁰ Celcius
  • Hujan batu es : biasanya turun di suhu yang tinggi dan cuaca panas, namun batu es ini tetap bersuhu di bawah 0⁰ celcius
  • Hujan deras : inilah yang biasa di sebut rain dengan suhu di atas 10⁰ celcius dan memiliki diameter kurang lebih 7 mm

Berikut adalah jenis-jenis hujan beserta bentuk hujan yang berdasarkan ukurannya. Hujan yang berlebihan dan hujan yang kurang  juga dapat menyebabkan :

Semoga penjelasan ini bisa bermanfaat.