Ketika musim kemarau, kita banyak mendengar berita tentang munculnya beberapa titik api di hutan sehingga menyebabkan kebakaran hutan. Hampir setiap tahun wilayah hutan di Indonesia selalu berkurang karena kebakaran hutan. Pada pembahasan kali ini akan dijelaskan dampak apa saja yang timbul akibat kebakaran hutan, sehingga kita tahu bahaya yang ditimbulkan dan dapat berperan dalam mengurangi penyebab kebakaran hutan. Berikut adalah beberapa dampak kebakaran hutan bagi lingkungan.
Hutan merupakan tempat tinggal bagi berbagai macam jenis flora dan fauna. Selain menjadi tempat tinggal, hutan juga menjadi tempat mencari makan dan tempat berlangsungnya kehidupan flora dan fauna. Jika hutan terbakar maka lingkungan tempat berkembangbiaknya flora dan fauna akan rusak. Lebih jauh lagi, rusaknya habitat atau tempat hidup akan mempengaruhi kelangsungan hidup flora dan fauna yang tinggal di dalam hutan (baca : Cara Melestarikan Flora dan Fauna).
Setelah habitat flora dan fauna terancam, selanjutnya adanya keanekaragaman hayati juga akan terancam. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa hutan adalah tempat tinggal bermacam- macam hewan dan tumbuhan. Berbagai spesies hewan dan tumbuhan berada di dalamnya, baik itu spesies endemik maupun spesies lagi.
Ketika hutan terbakar maka mereke akan kehilangan tempat berlindung. Jika sudah kehilangan tempat berlindung, hewan dan tumbuhan langka lama- kelamaan juga akan mati. Matinya berbagai spesies tersebut akan mengurangi keanekaragaman hayati di Indonesia yang tadinya amat sangat beragam jenisnya.
Dampak selanjutnya yakni terganggunya keseimbangan ekosistem. Ekosistem dapat terganggu keseimbangannya karena peran hutan sebagai penyeimbang tersebut sudah tidak ada lagi. Hutan sudah rusak karena terbakar. Pohon- pohon yang tumbuh di hutan telah mati. Pohon- pohon yang biasanya mengurangi polusi udara dan menyimpan cadangan air sudah tidak ada lagi. Jika sudah terjadi demikian, maka ekosistem tidak akan bisa seimbang lagi (baca : Dampak Akibat Hutan Gundul).
Kebakaran hutan saja sudah merupakan bencana. Satu bencana tersebut akan menimbulkan berbagai jenis bencana lain seperti banjir dan tanah longsor (baca : Pengertian Longsor). Banjir disebabkan karena sungai tidak bisa menampung banyaknya air hujan sehingga menjadi air bah yang menggenangi pemukiman di sekitar sungai. Tanah yang biasanya membantu sungai untuk menahan air sudah tidak dapat lagi menjalankan perannya.
Hal tersebut karena tidak adanya pohon- pohon yang akar- akarnya menghujam kuat ke tanah. Akar – akar pohon itu lah yang tadinya menyerap air dan menyimpan cadangan air. Pohon- pohon yang sudah mati karena terbakar tidak bisa lagi membantu tanah dan sungai untuk menahan air hujan yang jatuh ke bumi. Air hujan yang sangat deras tersebut akhirnya menjadi bencana banjir air (baca : Cara Mencegah Banjir) .
Selain banjir, bencana lain yang disebabkan oleh kebakaran hutan adalah longsor. Bencana ini masih berkaitan dengan matinya pepohonan. Pohon tidak hanya berperan sebagai penyerap air, tetapi akar pohon juga berguna untuk memperkuat struktur tanah. Adanya akar pohon membuat struktur tanah akan tetap kuat meski di guyur tingginya intensitas hujan. Hilangnya akar- akar pohon membuat tanah lembek saat musim penghujan. Struktur tanah menjadi lemah karena tidak ada akar pohon yang menopang. Lemahnya struktur tanah yang terus menerus ditimpa air hujan akan menjadi penyebab tanah longsor. Longsoran tersebut bisa saja menimbun pemukiman dan membahayakan nyawa manusia (baca : Cara Mencegah Tanah Longsor).
Kebakaran hutan yang hebat akan menimbulkan banyak debu sisa pembakaran. Banyaknya sisa pembakaran hutan akan berterbangan dan dapat terbawa oleh aliran air. Setelah itu partikel- partikel sisa pembakaran akan mengalami proses sedimentasi di sungai dan mengakibatkan pendangkalan atau sedimentasi sungai. Sungai yang dangkal akan berakibat buruk bagi lingkungan. Sungai yang dangkal tidak bisa menampung besarnya volume air sehingga bisa menimbulkan banjir di kemudian hari.
Hutan memang memiliki banyak fungsi. Satu lagi fungsi hutan yaitu menahan erosi. Bagaimana hutan bisa menahan erosi? Hal ini sekali lagi berhubungan dengan pepohonan yang tumbuh di hutan. Rimbunnya daun- daun pepohonan dapat menjadi kanopi alami yang melindungi tanah dari derasnya air hujan.
Air hujan yang jatuh ke bumi mengandung tenaga potensial. Jika tenaga tersebut cukup besar maka bisa mengikis permukaan tanah. Jika hutan terbakar, maka tidak ada lagi pohon yang melindungi tanah dari besarnya energi potensial pada hujan sehingga terjadilah pengikisan oleh air atau lebih dikenal dengan erosi tanah (baca : Cara Mencegah Erosi Tanah).
Hutan yang telah terbakar membutuhkan waktu lama untuk mengembalikannya ke kondisi semula. Reboisasi sulit dilakukan karena tanah sudah rusak. Meskipun dilakukan perbaikan tentu tidak akan sepenuhnya kembali seperti hutan sebelum terjadi kebakaran. Hal itu tak jarang membuat beberapa pihak membuat keputusan lain yakni mengalihkan hutan menjadi lahan perkebunan. Alih fungsi hutan tersebut sebenarnya sangat merugikan, baik bagi lingkungan maupun bagi makhluk hidup di sekitarnya (baca : Manfaat Hutan Bagi Manusia).
Seperti yang kita ketahui bahwa hutan merupakan tempat sumber mata air. Ketika hutan terbakar, pohon- pohon mati dan tidak ada lagi yang bisa menyimpan cadangan air di dalam tanah. Jika sudah demikian, kuantitas air akan berkurang drastis dan dapat menimbulkan bencana kekeringan saat musim kemarau. Manusia akan kekurangan air untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari, apalagi air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup (baca : Cara Menjaga Kelestarian Air).
Setiap kali terjadi kebakaran hutan maka akan menimbulkan kabut asap. Kabut asap akan semakin tebal jika wilayah hutan yang terbakar semakin luas. Kabut asap ini menimbulkan polusi udara dan mengurangi jarak pandang. Berkurangnya jarak pandang dapat mengganggu aktivitas manusia dan dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
Selain itu kabut asap menyebabkan timbulnya berbagai jenis penyakit seperti gangguan saluran pernapasan atau ISPA, penyumbatan paru paru, serta iritasi pada mata dan kulit. Bukan hanya manusia yang merasakan akibat dari kabut asap tersebut, hewan- hewan terutama yang tinggal di hutan bisa saja mati karena terkontaminasi asap.
Asap dan karbon dioksida yang dihasilkan oleh bencana kebakaran hutan akan memperparah pemanasan global. Karbon dioksida yang dihasilkan asap kendaraan saja belum diserap secara maksimal oleh pepohonan, tetapi malah diperparah dengan matinya pepohonan dan produksi gas karbondioksida karena kebakaran hutan. Jika kebakaran hutan terus menerus terjadi dan meliputi wilayah yang sangat luas maka akan mempengaruhi iklim global. Perubahan musim menjadi tidak menentu dan menyulitkan manusia itu sendiri.
Begitu buruknya dampak yang timbul akibat kebakaran hutan. Kita sebagai makhluk yang paling cerdas di bumi seharusnya bisa mengurangi kebakaran hutan, bukan malah sengaja membakar hutan untuk dijadikan lahan bercocok tanam. Menjaga hutan berarti menjaga lingkungan dan menjaga kelangsungan hidup kita sendiri. Hutan harus senantiasa dilindungi agar dapat diwariskan untuk generasi selanjutnya.
Siapa sangka ternyata negara Indonesia memiliki sejarah tentang letusan gunung berapi cukup banyak. Diketahui jika…
Hampir sebagian besar gunung berapi yang ada di dunia pernah mengalami erupsi atau letusan. Setiap…
Negara Indonesia merupakan negara iklim tropis dan hanya memiliki dua musim saja, yakni musim kemarau…
Gunung merupakan sebuah daerah yang sangat menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dapat mencapai tinggi lebih…
Gunung memiliki keindahan dan pesonanya tersendiri terutama bagi para pecinta alam. Namun siapa sangka dibalik…
Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi di negara Indonesia yang memiliki keindahan alam yang sangat…