Categories
Ilmu Bumi

5 Manfaat Tsunami Early Warning System

Seluruh masyarakat Indonesia tentu masih ingat dengan bencana besar tsunami yang terjadi di Aceh pada akhir tahun 2004. Kejadian itu ditandai dengan adanya gempa bumi dahsyat yang diikuti dengan tsunami besar. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan tanda-tanda tsunami membuat banyak korban berjatuhan pada peristiwa tersebut. Bahkan kejadian tsunami pada tahun 2004 tersebut menyita banyak perhatian negara-negara di dunia karena banyak korban yang meninggal atau mengalami kerugian materi. Setelah kejadian tsunami Aceh tersebut, Indonesia bekerja sama dengan Jerman melakukan program untuk membuat sistem peringatan dini terhadap penyebab tsunami sebagai bentuk respon terjadinya tsunami Aceh waktu itu. Proyek pembuatan sistem peringatan dini tsunami (tsunami early warning system) menghabiskan dana lebih dari 7 juta euro dan dinyatakan selesai pada Maret 2014.

Pembuatan tsunami early warning system ini sangat penting, terutama di Indonesia, mengingat Indonesia merupakan tempat bertemunya 3 lempeng tektonik yakni Lempeng Hindia di sebelah selatan, Lempeng Pasifik di sebelah timur, dan Lempeng Eurasia di sebelah utara. Pertemuan tiga lempeng dunia tersebut menyebabkan Indonesia menjadi kawasan yang rawan akan bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami, dan gunung meletus pada lapisan atmosfer. Di Indonesia sendiri, pembuatan tsunami early warning system disebut dengan Ina-TEWS. Ina TEWS merupakan salah satu proyek nasional yang melibatkan berbagai institusi di bawah Kementrian Negara Riset dan Teknologi yang terdiri atas institusi teknis yang melakukan pengamatan dan juga institusi yang berperan dalam pelaksanaan peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat.

Berikut adalah manfaat tsunami early warning system :

  1. Sebagai alat untuk mendeteksi berbagai gejala alam yang kemungkinan dapat menyebabkan tsunami.
  2. Mencari dan menentukan pusat terjadinya gempa dan menentukan apakah gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami atau tidak. (baca : ciri ciri akan terjadi tsunami)
  3. Memberikan prediksi kemungkinan kerusakan yang ditimbulkan dengan mengetahui besaran gempa yang terjadi.
  4. Memberikan informasi dan menentukan daerah yang kemungkinan akan terkena dampak dari terjadinya tsunami.
  5. Memberikan peringatan dini kepada masyarakat sehingga jumlah korban jiwa dapat diminimalkan.

Cara Kerja Ina-TEWS

  • Tsunami early warning system bekerja dengan melibatkan berbagai pihak, seperti badan regional, nasional, daerah, dan juga internasional.
  • Tsunami biasanya ditandai dengan adanya gempa bumi. Saat gempa bumi terjadi, sebuah alat yang bernama seismigraf akan memberikan keterangan lokasi terjadinya gempa, besaran gempa, juga waktu terjadinya gempa. (baca ; cara melakukan mitigasi gempa bumi)
  • Data yang sudah didapat akan diintegrasikan dengan Device Support System (DSS). Melalui DSS tersebut akan diketahui apakah gempa bumi yang terjadi berpotensi pada terjadinya tsunami atau tidak.
  • Sebelum dipublikasikan, data yang diperoleh dari DSS tersebut terlebih dahulu harus disinkronkan dengan data yang berasal dari buoy atau OBU.
  • Jika data menunjukkan bahwa gempa bumi berpotensi menimbulkan tsunami, maka BMKG akan mengumumkan peringatan tsunami kepada masyarakat.
  • Oleh OBU, data akan dikirimkan melalui sistem underwater acoustic modem yang selanjutnya akan sampai kepada tsunami buoy yang dipasang di permukaan laut.
  • Data yang diterima oleh buoy akan ditransmisikan ke pusat pemantau tsunami yang disebut dengan Read Down Station (RDS) di BPPT melalui satelit.
  • RDS akan merekam kedatangan gelombang tsunami untuk diteruskan kepada Warning System di BMKG.

Harapan dari Pembuatan Ina-TEWS

Pembuatan Ina-TEWS yang menghabiskan dana hingga jutaan Euro tidak dapat memberikan manfaat yang maksimal apabila tidak ada partisipasi aktif dari masyarakat. Perlu adanya wawasan, pengetahuan, dan juga kesadaran masyarakat sekitar untuk menjaga dan juga mendayagunakan alat tersebut sehingga diperoleh manfaat yang optimal. Jika kesadaran dan juga partisipasi baik dari masyarakat maupun pemerintah rendah, maka pembuatan Ina-TEWS tersebut tidak akan memberikan manfaat kepada masyarakat serta ruang publik untuk kehidupan.

Pembuatan Ina-TEWS untuk mengantisipasi terjadinya bencana besar seperti tsunami dan gempa bumi diharapkan dapat meminimalisir jumlah korban jiwa. Perlu adanya pemberitahuan informasi kepada masyarakat seperti dengan penyebaran informasi melalui media cetak, media elektronik, poster, brosur, dan berbagai media lainnya. Selain itu, perlu juga dibuat peta-peta bencana, melakukan pelatihan evakuasi bencana, dan juga penyediaan insfrastruktur untuk pelatihan. Semua itu harus diupayakan agar timbul kesadaran dan juga pengetahuan masyarakat untuk mengantisipasi terjadinya bencana tsunami.

Peringatan akan adanya bahaya tsunami dapat sampai kepada masyarakat dalam waktu 4 sampai 5 menit. Namun, yang lebih penting dari hal tersebut ialah adanya kesiapan dan juga kesigapan dari masyarakat terkait untuk melakukan tindakan tepat dalam waktu yang secepat mungkin agar jumlah korban jiwa dapat diminimalkan. Sampai saat ini, salah satu alat yang terbukti paling menunjang untuk persiapan dan juga sistem peringatan dini terhadap terjadinya bencana adalah radio. Sistem kerja radio yang tidak selalu bergantung pada listrik dapat memberikan manfaat penting untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat. Selain itu, radius komunikasi dari radio juga dianggap cukup memadai.

Demikian beberapa hal yang berkaitan dengan tsunami early warning system. Meskipun alat itu relatif mutlak digunakan untuk melakukan antisipasi terhadap adanya bencana tsunami, namun partisipasi dari masyarakat dan juga pemerintahan terkait adalah hal yang lebih penting. Jika bencana tsunami terjadi, diharapkan tsunami early waring system dapat meminimalkan jumlah korban jiwa melalui informasi yang diberikan.