Indonesia yang sebagian besar wilayahnya merupakan kepulauan memiliki beberapa gunung berapi yang terapat di beberapa daerah, dari Sabang sampai Merauke. Gunung-gunung tersebut sebagian masih aktif dan sebagian lagi sudah normal kembali. Sehingga, Indonesia termasuk dalam kawasan the Ring of Fire karena dilalui oleh lintasan kegunung berapian di seluruh dunia.
Suatu gunung berapi dikatakan aktif jika gunung tersebut masih menunjukkan aktifitas atau kegiatan kegunungberapian atau gunung yang memiliki aliran lava yang masih aktif, misalnya, Gunung Merapi, Gunung Sinabung, Gunung Gamalama, Gunung Agung, Gunung Rinjani, dan lain sebagainya.
Merujuk dari berbagai sumber, aktifitas yang terjadi pada suatu gunung berapi sangat beragam, dari aktifitas yang tidak berbahaya hingga sangat berbahaya bagi kehidupan mahkluk hidup yang tinggal di seputaran lereng gunung berapi. Salah satu aktifitas yang dapat diketahui atau dapat terjadi secara tiba-tiba adalah erupsi gunung berapi. Berikut ini akan dipaparkan pengertian erupsi freatik, penyebab, dampak, cara menanggulangi dan contohnya.
1. Pengertian
Erupsi merupakan meningkatnya aktifitas pelepasan material yang berada di dalam gunung berapi, seperti magma, gas, abu, dan maerial lainnya ke lapisan atmosfer atau keluar dari gunung berapi melaui lubang kawah ke permukaan bumi. Aktifitas erupsi ini dapat terjadi sewaktu-waktu karena berkaitan dengan fluktuasi erupsi magma dan tekanan gas yang berada di dalam perut bumi.
Secara khusus, erupsi gunung berapi memiliki tiga jenis erupsi, yaitu erupsi freatik, freatomagmatik, dan magmatik. Masing-masing erupsi ini memiliki karakteristik dan penyebab yang berbeda antara satu erupsi dengan erupsi lainnya. Erupsi Freatik adalah proses keluarnya magma ke permukaan bumi karena pengaruh uap yang disebabkan sentuhan air dengan magma baik secara langsung ataupun tidak langsung.
2. Penyebab
Erupsi Freatik terjadi ketika adanya air tanah, air laut, air danau kawah, atau air hujan yang menyentuh magma di dalam bumi. Panas dari magma akan membuat air tersebut menjadi uap, dan ketika tekanan uap sudah sangat tinggi dan tidak bisa dibendung, maka akan terjadi letusan yang disebut Erupsi Freatik. Pada erupsi freatik, sumbernya uap air dan berasal dari air bawah tanah yang mengalami pemanasan intensif oleh sumber panas tertentu. Sedangkan erupsi freatomagnetik mirip dengan erupsi freatik, namun sebagian tenaganya berasal dari magma segar yang sedang bergerak naik.
Erupsi magmatik sama sekali berbeda dari keduanya karena ditenagai sepenuhnya oleh magma segar yang sudah keluar di permukaan Bumi dan menghasilkan lava maupun awan panas. Erupsi hidrovulkanik atau freatomagmatik disebabkan adanya kontak antara magma dengan air bawah permukaan atau formasi batuan yang banyak mengandung air menghasilkan abu dan material vulkanik halus. Erupsi ini dicirikan dengan semburan abu vulkanik yang kadang kala diselingi oleh suara gemuruh dan dentuman. Erupsi freatik adalah erupsi yang disebabkan adanya kontak air dengan magma. Bedanya dengan erupsi freatomagma, erupsi freatik sebagian besar terdiri dari gas atau uap air.
3. Dampak
Pada saat terjadinya erupsi atau letusan freatik, suatu gunung berapi akan memuntahkan awan panas bercampur debu vulkanis dari dapur magma ke atas permukaan gunung berapi hingga mencapai radius beberapa kilometer ke arah atas. Akan tetapi, pada saat suatu gunung berapi mengalami erupsi freatik, erpusi ini membawa material yang tidak sangat berbahaya bagi manusia dan tumbuhan karena erupsi ini hanya berisikan debu dan beberapa diantaranya mengandung kerikil yang halus. Berbeda halnya pada saat terjadi erupsi vulkanis yang membawa sejumlah material yang dapat membahayakan jiwa dan harta benda. Dampak yang ditimbulkan dari adanya letusan freatik ini hanyalah hujan abu dan debu yang arahnya ditentukan oleh arah angin.
4. Langkah antisipasi
Meskipun erupsi freatik ini tidak membahayakan jiwa dan harta benda penduduk yang tinggal di sekitar kawasan gunung berapi, namun langkah antisipasi perlu dilakukan untuk menghadapi situasi yang tidak diinginkan atau dapat menjadi bahaya bagi penduduk di sekitar gunung berapi. Adapun beberapa langkah antisipasi yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
- Menyiapkan masker dan kacamata. Masker ini berguna untuk mencegah masuknya debu ke dalam rongga pernapasan yang dapat menyebabkan penyakit ISPA, sedangkan kacamata berguna untuk mencegah masuknya debu kedalam mata yang dapat mengganggu pen.
- Mengaktifkan titik pengungsian. Titik-titik pengungsian yang telah dipersiapkan atau dibangun sebelumnya dapat menampung para warga yang tinggal di dekat gunung berapi sebagai tempat berkumpul dan berlindung dari guyuran hujan debu.
- Pemetaan area rawan bencana erupsi gunung berapi. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa dan melokalisir daerah yang sangat rawan terkena bencana erupsi.
- Penyediaan logistik. Dengan adanya bencana erupsi, para pengungsi memerlukan bahan makanan dan pakaian yang layak digunakan untuk bertahan hidup selama terjadinya bencana erupsi.
5. Contoh
Pada pertengahan bulan Mei 2018, Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Sleman Propinsi D.I. Yogyakarta mengalami aktifitas gunung berapi yaitu erupsi freatik selama beberapa kali. Pada tanggal 11 Mei 2018 dalam sehari Gunung Merapi mengalami erupsi freatik sebanyak 3 kali dan di hari selanjutnya terjadi erupsi freatik kembali. Erupsi ini menyebabkan terjadinya hujan abu di sejumlah wilayaha di Propinsi DI Yogykarta, diantaranya sejumlah kawasan di Kabupaten Sleman dan Bantul.
Selain itu, guyuran hujan abu erupsi freatik ini juga menyebar ke wilayah luar Yogyakarta karena arah angin yang menuju Utara wilayah Yogyakarta sehingga hujan abu ini juga mengguyur wilayah Magelang yang berada di Propinsi Jawa Tengah. Di wilayah Magelang, ada sejumlah daerah yang terkena hujan abu erupsi freatik ini, diantaranya Desa Keningar, Desa Sumber, Desa Ngargomulyo, Desa Ngadipuro, Desa Wates, Desa Kalibening, dan Desa Dukun yang berada di wilayah Kecamatan Dukun, selain itu wilayah di Kota Mungkid, Muntilan, Sawangan, Pabelan, Tempuran, Candimulyo, Ketep, Blabak, Kalinegoro dan Salaman juga mengalami dampak yang sama.
Demikian pemaparan tentang erupsi freatik yang terjadi beberapa bulan lalu di wilayah Propinsi DI Yogyakarta.