Bumi tersusun oleh beberapa lapisan batuan. Jenis jenis batuan penyusun lapisan bumi terdiri atas batuan beku, batuan metamorf dan batuan sedimen. Batuan sedimen merupakan jenis batuan yang dihasilkan dari pelapukan batuan, baik pelapukan kimia maupun pelapukan mekanik. Batuan sedimen seringkali disebut batuan endapan karena terbentuk dari proses pengendapan material yang terbawa oleh air, angin maupun es.
Berdasarkan teksturnya, batuan sedimen terbagi menjadi 2 yakni batuan sedimen klastik dan non klastik. Batuan sedimen klastik bertekstur keras dan kompak, sedangkan sedimen non klastik bertekstur halus. Salah satu contoh batuan sedimen non klastik adalah batu serpih. Apa yang dimaksud dengan batu serpih? Berikut adalah ulasan lengkap mengenai batu serpih.
Pengertian batu serpih
Batu serpih (shale) disebut juga batu lanau atau argilit. Batu serpih didefinisikan sebagai jenis batuan sedimen yang tersusun dari mineral utama berukuran halus atau lempung yakni berupa illite, smektit dan kaolinit, serta mineral dengan butiran berat seperti oksida besi, kuarsa, karbonat, mineral sulfida, feldspar dan bahan organik lainnya. Komposisi mineral- mineral tersebut tergantung pada lingkungan tempat terjadinya proses sedimentasi atau pengendapan (baca : Batuan Endapan).
Menurut Blatt (1970) batu serpih merupakan batuan yang membentuk sekitar 69 persen dari jumlah total batuan sedimen di lapisan kulit bumi. Meskipun keberadaannya di kerak bumi sangat banyak, tetapi batu serpih kurang dieksplor seperti batu pasir atau batu gamping. Hal tersebut karena batu serpih mempunyai komposisi yang rumit, bertekstur sangat halus dan sulit diamati di bawah mikroskop sehingga mineral penyusunnya tidak mudah dipahami seperti batuan sedimen lainnya. Pengamatan material penyusun batu serpih harus dilakukan menggunakan teknik penelitian khusus seperti differtial thermal analysis dan difraksi sinar X.
Proses pembentukan batuan serpih masih menjadi bagian dari proses terbentuknya batuan sedimen. Pada awalnya pelapukan akan memecah batuan menjadi mineral- mineral berukuran halus (lempung). Lempung yang bercampur dengan air akan menjadi lumpur. Lumpur tersebut kemudian terbawa oleh aliran air. Ketika aliran air berhenti pada tempat yang cekung seperti danau atau rawa maka lumpur tersebut mengendap. Setelah itu endapan lumpur akan mengalami proses pembatuan yang meliputi 3 tahap yaitu pemampatan, penyimenan dan penghabluran ulang. Berikut adalah penjelasannya.
Tahap pemampatan atau compaction diawali dengan proses penekanan pada butiran batuan sehingga menjadi lebih padat dan lebih tipis. Pemampatan ini juga bertujuan untuk menghilangkan kadar air sehingga hanya tersisa 20 – 40 persen saja. Pemampatan yang terjadi terus menerus menyebabkan butiran batu saling bersentuhan antara satu dengan yang lain. Tempat bersentuhannya batuan akan mengalami tekanan sehingga air yang membawa mineral silika masuk ke dalam celah di antara butiran dan menghasilkan simen.
Setelah tahap pemampatan menghasilkan simen, maka akan dilanjutkan ke tahap penyimenan (cementation). Penyimenan yaitu proses pengendapan simen di permukaan butiran batu. Ada 2 jenis simen yaitu kalsit dan kuarza. Simen kalsit terbentuk saat pengendapan, sedangkan simen kuarza berasal dari diagnesa kimia mineral liat.
Tahap terakhir yakni penghabluran ulang (recrystallization). Tahap ini merupakan proses perubahan bentuk dan ukuran batuan yang tidak disertai perubahan struktur mineralnya. Karena batuan sedimen awalnya dari endapan lumpur, maka endapan lumpur tersebut akan berubah bentuk menjadi batu lumpur atau mud stone. Batu lumpur yang memiliki karakter fisil dan laminasi inilah yang disebut dengan batu serpih (shale).
Keberadaan mineral- mineral penyusun turut mempengaruhi warna batu serpih. Berdasarkan warna tersebut, jenis- jenis batuan serpih dibedakan menjadi 2 yaitu :
Batu serpih yang memiliki warna abu- abu dan hitam mengindikasikan bahwa terdapat bahan organik di dalamnya. Meski demikian, jumlah bahan organik tersebut sangat sedikit, yakni hanya berkisar antara 1 sampai 2 persen. Selain menunjukan keberadaan bahan organik, warna hitam dan abu- abu juga menunjukan bahwa batu serpih tersebut terbentuk di lingkungan yang kadar oksigennya sedikit.
Batu serpih dengan warna kuning disebabkan oleh adanya mineral oksida besi yang bernama limonite. Batu serpih berwarna merah dipengaruhi oleh keberadaan mineral hematit, sedangkan warna coklat merupakan akibat adanya mineral goethite. Warna- warna tersebut mengindikasikan bahwa lingkungan tempat terjadinya proses sedimentasi kaya akan oksigen.
Batu serpih yang mempunyai permukaan halus dan licin membuat batuan ini memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan manusia. Nilai ekonomis dari batu ini juga cukup tinggi. Diantara manfaat tersebut yaitu :
Pada zaman batu tengah atau mesolithikum, manusia sudah menggunakan batu serpih sebagai alat untuk mengupas makanan. Alat pengupas tersebut disebut dengan flaces. Penggunaan batu serpih sebagai alat pengupas dikarenakan sifat batu serpih yang berbentuk pipih. Batu serpih juga dapat digunakan untuk memotong seperti halnya batu intan.
Serpih lempung atau clay shale yang memiliki tingkat kemurnian tinggi dapat digunakan sebagai filter kertas.
Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa batu serpih dapat digunakan sebagai alat mengupas dan memotong, sehingga batu ini juga dimanfaatkan untuk titik proyektil dalam pembuatan pisau, grinda, alat pencakar dan palu.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa batu serpih yang mempunyai warna hitam mengandung bahan organik. Bahan organik tersebut berfungsi sebagai perangkap minyak bumi dan gas alam yang berada di dalam lapisan kulit bumi.
Jika batu serpih dihancurkan dan dicampurkan dengan air maka akan membentuk tanah liat. Tanah liat tersebut dapat dibentuk dan dijadikan berbagai jenis gerabah dan benda- benda keramik yang berguna bagi kegiatan manusia. Selain gerabah, tanah liat yang terbentuk dari batu serpih juga dapat digunakan untuk membuat genting dan batu bata.
Dalam industri semen, batu serpih dan batu kapur merupakan bahan baku utama. Kedua jenis batu tersebut akan dipanaskan pada temperatur yang sangat tinggi untuk menghilangkan kadar air. Proses pemanasan juga bertujuan untuk mengubah batu kapur menjadi kalsium oksida dan karbon dioksida. Kalsium oksida kemudian dicampur dengan batu serpih sehingga menghasilkan bubuk semen, sedangkan karbon dioksida akan menghilang sebagai emisi atau gas buangan.
Siapa sangka ternyata negara Indonesia memiliki sejarah tentang letusan gunung berapi cukup banyak. Diketahui jika…
Hampir sebagian besar gunung berapi yang ada di dunia pernah mengalami erupsi atau letusan. Setiap…
Negara Indonesia merupakan negara iklim tropis dan hanya memiliki dua musim saja, yakni musim kemarau…
Gunung merupakan sebuah daerah yang sangat menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dapat mencapai tinggi lebih…
Gunung memiliki keindahan dan pesonanya tersendiri terutama bagi para pecinta alam. Namun siapa sangka dibalik…
Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi di negara Indonesia yang memiliki keindahan alam yang sangat…