Dahulu jauh sebelum ilmu pengetahuan dan teknologi ditemukan, banyak orang menganggap bahwa bencana alam adalah bentuk kemarahan alam terhadap manusia. Tidak heran jika dahulu orang – orang akan mengadakan upacara persembahan guna menghindari diri dari marabahaya. Seperti contoh saat sebuah gunung berapi mengeluarkan debu vulkanik, justru warga yang tinggal di sekitar gunung tersebut akan tetap bertahan dan menganggap hal tersebut suatu peristiwa yang tidak perlu dipikirkan. Hingga sampailah pada tahap gunung mengalami erupsi, dan warga di sekitar gunung tidak sempat menyelamatkan diri. Mengapa bisa demikian? Hal ini tentu berkaitan dengan ilmu pengetahuan tentang mitigasi bencana alam yang sangat minim serta belum adanya teknologi yang mendukung saat itu.
Namun seiring berjalannya waktu pengetahuan tentang bencana alam terus dipelajari hingga akhirnya ditemukan cara untuk mengurangi bahkan mencegah kerugian yang bisa ditimbulkan akibat bencana alam. Seperti yang kita ketahui jika bencana alam ada beragam jenisnya, dan sudah tentu cara yang dilakukan mulai dari pencegahan, saat menhadapi bencana hingga setelah terjadi bencana memiliki cara yang berbeda pula. Segala rangkaian upaya mengurangi resiko bencana alam baik dengan melakukan pembangunan fisik maupun penyadaran terhadap bencana alam disebut sebagai mitigasi bencana. Tentunya mitigasi tersebut berbeda – beda tergantung dari jenis bencana alam yang dihadapi seperti mitigasi bencana banjir dan juga cara melakukan mitigasi gempa bumi.
Di Indonesia, bencana alam bukan sesuai yang baru dihadapi, terutama ketika memasuki pergantian musim atau pancaroba. Salah satu dampak yang diakibatkan oleh perubahan tersebut yaitu cuaca ekstrim seperti banjir dan tanah longsor. Bahkan bencana alam yang juga harus diwaspadai keberadaannya yaitu angin topan. Angin topan yaitu sebuah pusaran angin yang sangat kencang dengan kecepatan angin bisa mencapai 120 km/jam bahkan lebih dan sering terjadi di wilayah tropis antara belahan bumi utara dan selatan, kecuali daerah yang dekat dengan garis khatulistiwa. Angin topan ini pernah menerjang kota Busan di Korea Selatan dan dampak yang ditimbulkan dari angin topan ini yaitu terhambatnya jalur transportasi udara maupun laut, putusnya jalur telekomunikasi, rusaknya lahan pertanian hingga bangunan. Oleh sebab itu diperlukan penanggulangan atau mitigasi angin topan agar mengurangi dampak yang ditimbulkan. Lalu mitigasi apa yang harus dilakukan untuk menghadapi angin topan tersebut?
Salah satu tindakan yang selalu dilakukan dengan cara sosialisasi oleh Aksi Cepat Tanggap yakni Total Disaster Management. Total Disaster Management merupakan sebuah tindakan yang dilakukan dimulai dari sebelum bencana angin topan, ketika angin topan melanda, dan sesudah terjadinya angin topan. Berikut hal – hal yang perlu dilakukan dalam mitigasi bencana angin topan.
Untuk masyarakat yang tinggal di daerah wilayah pesisir, bencana angin topan pasti akan sangat mungkin terjadi di sini. Sehingga hal yang perlu dipersiapkan sebelum menghadapi bencana angin topan yaitu:
Saat terjadi bencana angin topan, ada baiknya untuk berada di dalam rumah kecuali jika disarankan untuk mengungsi. Meskipun tidak ada anjuran, sebaiknya masyarakat tetap harus bersiap untuk mengungsi. Namun jika memilih untuk tinggal di dalam rumah, hal yang perlu dilakukan yaitu:
Bencana angin topan biasanya disertai dengan banjir. Jika daerah di sekitar tempat tinggal merupakan daerah rendah dan sering terjadi banjir ada baiknya segera mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Selalu waspada terhadap pusat angin tornado sebab bisa mencapai radius 30 – 50 km bahkan badainya sendiri mencapai 600 km. Pusat badai inilah yang biasanya membawa air hingga menyebabkan banjir di wilayah pesisir. Jika pusat badai telah lewat, biasanya akan terasa tenang dan tidak berawan, hal tersebut bukanlah pertanda jika bencana angin topan telah berlalu. Selalu tetap tinggal di dalam rumah sampai informasi pemberitahuan bahwa angin topan telah berhenti.
Demikian penjelasan mengenai mitigasi bencana angin topan. Semoga dapat bermanfaat.
Siapa sangka ternyata negara Indonesia memiliki sejarah tentang letusan gunung berapi cukup banyak. Diketahui jika…
Hampir sebagian besar gunung berapi yang ada di dunia pernah mengalami erupsi atau letusan. Setiap…
Negara Indonesia merupakan negara iklim tropis dan hanya memiliki dua musim saja, yakni musim kemarau…
Gunung merupakan sebuah daerah yang sangat menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dapat mencapai tinggi lebih…
Gunung memiliki keindahan dan pesonanya tersendiri terutama bagi para pecinta alam. Namun siapa sangka dibalik…
Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi di negara Indonesia yang memiliki keindahan alam yang sangat…