Berdasarkan dari epistemologinya, kata laterit berasal dari bahasa Latin yaitu later yang bermakna batu bata. Hal ini berdasarkan dari temuan oleh Buchanan (1807) yang pada catatannya melaporkan bahwa pada saat melakukan perjalanan ke negara India di daerah tersebut banyak sekali ditemukan endapan tanah residual merah yang cukup keras yang dipergunakan oleh penduduk daerah tersebut untuk membuat batu bata. Tanah laterit merupakan tanah yang memiliki tingkat kesuburan yang rendah karena unsur hara yang terdapat didalamnya telah tererosi oleh derasnya intensitas air hujan yang tinggi dan kemudian terbawa oleh aliran air sehingga menyebabkan kandungan mineral dan hara dalam tanah ikut hilang. Tanah jenis ini tidak cocok untuk lahan pertanian dan perkebunan karena kondisi dan kandungan tanahnya tidak mendukung pertumbuhan akar dan perkembangan tumbuhan yang tumbuh diatasnya. Tanah laterit merupakan lapisan tanah yang merupakan hasil pelapukan akhir dari proses desintegrasi dan dekomposisi. Lebih lanjut, pada proses pembentukannya, tanah laterit terbentuk dari pemindahan silika secara kimiawi yang keluar dari solum tanah sehingga konsentrasi Fe dan Al meningkat secara relatif. Prosesnya sendiri terbentuk pada daerah tropis dimana intensitas curah hujan dan suhu yang tinggi dimana menyebabkan kandungan Si mudah terlarut dan membentuk tanah oksisol yang meliputi tanah laterit dan latosol.
Tanah laterit sendiri merupakan salah satu jenis tanah pada tanah oksisol berdasarkan klasifikasi tanahnya. Tipe tanah yang ada dalam ordo oksisol merupakan jenis tanah tua sehingga kandungan mineralnya mudah lapuk dan memiliki kandungan liat yang sangat tinggi tetapi tidak aktif sehingga kapasitas tukar kation atau KTK kurang dari 16 me/100 g liat dan banyak mengandung kandungan oksida besi atau oksida Al. Sedangkan dalam perkembangannya, tanah laterit banyak ditumbuhi oleh vegetasi alang-alang dan rumput. Jika diamati di lapangan, tanah laterit ini kebanyakan berada di daerah seputar penambangan dan daerah yang memiliki pegunungan kapur atau karst. Hal ini ditunjukkan dengan tanahnya yang berwarna merah agak kekuning-kuningan akibat telah hilangnya kandungan hara dan humus pada lapisan tanah tersebut karena erosi air hujan dan proses penambangan. Selain itu, di sekitar lokasi penambangan dan pegunungan kapur atau karst tumbuhan pangan dan sejenisnya sulit untuk tumbuh dan berkembang serta banyak sekali ditemukan belukar dan alang-alang, yaitu jenis tumbuhan yang dapat bertahan di lingkungan ekstrem yang kurang kandungan mineral dan sedikitnya pasokan cadangan air.
Dari penjelasan di atas, ciri-ciri tanah laterit dapat disimpulkan berdasarkan struktur kandungan yang ada di dalamnya beserta penjelasan lainnya, sebagaimana berikut ini:
Berdasarkan karateristik dari tanah laterit tersebut di atas, maka pemanfaatan tanah laterit dapat dijadikan sebagai bahan industri karena tekstur tanahnya yang liat dan kokoh. Beberapa pemanfaatannya adalah sebagai berikut:
Demikianlah pembahasan mengenai ciri-ciri tanah laterit, dan semoga bermanfaat.
Siapa sangka ternyata negara Indonesia memiliki sejarah tentang letusan gunung berapi cukup banyak. Diketahui jika…
Hampir sebagian besar gunung berapi yang ada di dunia pernah mengalami erupsi atau letusan. Setiap…
Negara Indonesia merupakan negara iklim tropis dan hanya memiliki dua musim saja, yakni musim kemarau…
Gunung merupakan sebuah daerah yang sangat menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dapat mencapai tinggi lebih…
Gunung memiliki keindahan dan pesonanya tersendiri terutama bagi para pecinta alam. Namun siapa sangka dibalik…
Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi di negara Indonesia yang memiliki keindahan alam yang sangat…