Awan cumola nimbus adalah jenis awan yang masuk dalam kategori awan dengan perkembangan vertikal seperti awan cumulus. Awan cumola nimbus ini menjulang tinggi ke atas, bentuknya padat dan awan ini memiliki hubungan dengan badai petir dan cuaca dingin. Awan cumola nimbus ini terbentuk karena ketidakstabilan di lapisan atmosfer. Pada dasarnya dapat terbentuk sendiri, penyebarannya secara berkelompok atau disepanjang front dingin di garis squall. Awan ini adalah salah satu awan yang dapat menciptakan petir melalui jantung awan. Awan cumola nimbus juga awan yang terbentuk dari awan cumulus dan dapat berkembang menjadi supercell, yaitu badai yang ditandai adanya mesosiklan, yaitu pusaran udara dalam badai konvektif. ( baca : Proses Terjadinya Badai Matahari )
Dasarnya, awan ini memiliki lebar hingga beberapa kilometer, pada bagian dasar awan umumnya terbentuk pada saat berada di ketinggian 500-13000 kaki (200-4000 m) dan pada bagian atas puncaknya mencapai ketinggian 20000-75000 kaki (6000-23000 m)
Berikut adalah beberapa jenis cumola nimbus :
Berdasarkan prosesnya, awan cumola nimbus dibagi menjadi 3 proses, yaitu :
Pertumbuhan ke atas ini menjadikan tubuh awan mencapai di daerah yang lebih dingin daripada lapisan atmosfer bagian atas. Akibatnya terbentuklah tetesan-tetesan air atau butiran es. Apabila tetesan air atau es ini lebih besar dan lebih berat daripada dorongan ke atas yang menyangganya, maka jatuhlan air atau es ini sebagai hujan atau bahkan hujan es. ( baca : Manfaat Hujan )
Awan cumola nimbus sering disebut sebagai awan pembawa hujan, badai dan petir. Lalu bagaimanakah proses terjadinya petir tersebut ? Berikut penjelasannnya :
Petir terjadi karena akibat perpindahan muatan negatif (elektron) menuju muatan positif (proton). Para ilmuan yang pernah melakukan percobaan menduga bahwa lompatan bunga api listriknya sendiri terjadi melalui beberapa tahapan.
Pertama adalah pemampatan muatan listrik pada awan cumola nimbus. Pada umumnya akan menimpuk di bagian paling atas awan adalah listrik muatan negatif, sedang dibagian tengah adalah listrik muatan positif dan bagian dasar adalah muatan negatif yang berbaur dengan muatan positif. Pada bagian bawan inilah petir biasa terjadi.
Artikel terkait : Cara Menghindari Sambaran Petir
Beberapa catatan mengenai terjadinya petir, bahwa petir bisa saja terjadi antara hal-hal berikut :
Awan ini adalah satu-satunya awan yang ditakuti bahkan sangat ingin dihindari dalam dunia penerbangan. Alasannya adalah bahwa awan ini dapat menghasilkan petir atau bahkan sampai badai tornado sehingga hal ini sangat membahayakan dalam dunia penerbangan. Sampai saat ini masih menjadi permasalahan yang masih dibahas.
Dalam dunia penerbangan, pesawat tidak boleh terbang masuk ke dalam bagian awan cumola nimbus ini karena apabila pesawat masuk dalam bagian awan ini maka yang terjadi adalah pesawat akan mengalami turbulensi hebat. Turbulensi adalah guncangan yang terjadi di pesawat yang disebabkan oleh benturan massa udara yang datang dengan kecepatan yang tinggi dari berbagai arah sehingga pesawat mengalami guncangan bahkan seperti dihempaskan.
Komposisi yang terdapat di awan ini dapat membuat mesin pesawat mati, bahkan hingga hilang kendali dan dapat menyebabkan kecelakaan. Beberapa kasus jatuhnya pesawat ketika cuaca buruk sebagian besar disangkut pautkan dengan awan cumola nimbus ini.
Artikel terkait : Penyebab Angin Topan
Siapa sangka ternyata negara Indonesia memiliki sejarah tentang letusan gunung berapi cukup banyak. Diketahui jika…
Hampir sebagian besar gunung berapi yang ada di dunia pernah mengalami erupsi atau letusan. Setiap…
Negara Indonesia merupakan negara iklim tropis dan hanya memiliki dua musim saja, yakni musim kemarau…
Gunung merupakan sebuah daerah yang sangat menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dapat mencapai tinggi lebih…
Gunung memiliki keindahan dan pesonanya tersendiri terutama bagi para pecinta alam. Namun siapa sangka dibalik…
Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi di negara Indonesia yang memiliki keindahan alam yang sangat…