Menurut beberapa ahli, musim seringkali diidentikkan dengan iklim. Hal ini sangat beralasan karena iklim di suatu tempat mengakibatkan terjadinya musim yang terjadi di sepanjang tahun. Akan tetapi, ada suatu perbedaan yang mencolok antara iklim dan musim. Jika iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam kurun waktu yang lama dan pada kawasan yang luas, lain halnya dengan musim, yang merupakan interval waktu dengan cuaca yang memiliki gejala ekstrim atau mencolok. Atau dengan kata lain, musim merupakan variasi yang terjadi pada kondisi cuaca tertentu.
Misalnya pada iklim tropis, musim yang terjadi akibat posisi garis lintang yang berada di sepanjang garis ekuator, menyebabkan kawasan yang beriklim tersebut memiliki dua musim saja, yaitu musim kemarau yang mana interval waktu yang banyak terjadi kemarau dan menyebabkan kekeringan, dan musim hujan yaitu interval waktu yang banyak curah hujan yang deras.
Sama halnya, kawasan yang beriklim sub-tropis memiliki empat musim dalam setahun, yaitu musim dingin, panas, semi, dan salju yang masing-masing musim memiliki interval waktu dengan gejala tersendiri. Contohnya, pada musim panas, siang hari akan terjadi sangat lama dan malam harinya begitu singkat yang bersuhu hangat. Sebaliknya, pada musim dingin, malam hari akan terasa lama dan siang hari sangat pendek yang suhunya sangat dingin. Serta, kawasan yang beriklim kutub hanya memiliki musim dingin yaitu interval waktu yang terjadi suhu dingin yang ekstrim sepanjang tahunnya, meskipun ada musim panas tetapi frekuensinya tidak begitu lama.
Lebih lanjut, ada dua bagian dalam menjelaskan musim itu sendiri, yaitu:
Awal dan panjang musim ini berbeda-beda setiap tahunnya tergantung pada kondisi dan pola cuaca lainnya secara menyeluruh serta letak geografis suatu kawasan.
Dengan meninjau pengertian musim di atas, maka penjelasan berikut ini akan menyoroti penentuan atau penyebab terjadinya perubahan musim. Perubahan ini menurut beberapa sumber terjadi karena beberapa hal, akan tetapi dapat dikelompokkan menjadi dua penyebab, yaitu:
1. Faktor Internal
2. Faktor Eksternal
Sebagai contoh kasus, pada pembagian musim di Indonesia, BMKG mengklasifikasikan musim di Indonesia berdasarkan pada kategori curah hujan yang terjadi selama sepuluh harinya. Dikarenakan letak geografis Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa, maka musim yang terjadi di Indonesia sebagian besar dipengaruhi oleh iklim tropis. Dengan adanya iklim tropis ini, Indonesia memiliki variasi musiman yaitu musim yang dibedakan atas banyak atau sedikitnya curah hujan yang terjadi sepanjang tahunnya.
Pada umumnya, musim yang terjadi di Indonesia dapat ditentukan setiap tahunnya. Pada bulan Oktober sampai Maret saat posisi matahari berada di belahan bumi selatan, curah hujan sangat banyak sehingga Indonesia pada bulan-bulan tersebut mengalami musim hujan. Serta, pada bulan April sampai September, saat posisi matahari berada di atas belahan bumi bagian utara, curah hujannya sangat sedikit yang mana hal ini menandai bahwa Indonesia telah berada pada musim kemarau.
Karena musim sangat terpengaruh oleh siklus iklim yang terjadi di bumi, maka dampak yang dirasakan di bumi dapat terlihat sebagai berikut:
Demikian penjelasan mengenai penyebab terjadinya perubahan musim yang dapat kami jabarkan. Semoga bermanfaat.
Siapa sangka ternyata negara Indonesia memiliki sejarah tentang letusan gunung berapi cukup banyak. Diketahui jika…
Hampir sebagian besar gunung berapi yang ada di dunia pernah mengalami erupsi atau letusan. Setiap…
Negara Indonesia merupakan negara iklim tropis dan hanya memiliki dua musim saja, yakni musim kemarau…
Gunung merupakan sebuah daerah yang sangat menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dapat mencapai tinggi lebih…
Gunung memiliki keindahan dan pesonanya tersendiri terutama bagi para pecinta alam. Namun siapa sangka dibalik…
Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi di negara Indonesia yang memiliki keindahan alam yang sangat…