Komet Encke sendiri merupakan komet yang durasi orbitnya cukup singkat, dia terlihat satu kali dalam 3,3 tahun. Pertama kali terlihat oleh Pierre Mechain pada tahun 1786 dan orang pertama yang menemukan durasi orbitnya itu adalah Johann Franz Encke di sekitar tahun 1800.
Menariknya, Encke dan Taurid diyakini merupakan sisa-sisa peninggalan dari komet yang jauh lebih besar lagi. Komet tersebut telah terkikis sejak 20.000-30.000 tahun yang lalu. Partikel-partikel kecilnya terlepas di ruang angkasa dan bersinanggungan dengan Bumi ataupun planet lainnya (Whipple (1940), dan Klacka (1999)). Secara keseluruhan, materi ini merupakan materi paling besar di dalam tata surya.
Proses terjadinya hujan meteor Taurid berlangsung cukup lama bila dibandingkan dengan hujan meteor lainnya. Rentang waktunya bisa berlangsung selama beberapa minggu. Hal ini disebabkan oleh karena hujan meteor ini cenderung menyebar di ruang angkasa. Bila dilihat lebih dekat, hujan meteor Taurid sesungguhnya terdiri dari materi yang lebih berat seperti batu kerikil, ketimbang debu seperti hujan meteor lainnya. Tidak menutup kemungkinan ada ukuran Taurid yang lebih besar daripada batu kerikil. Bila ukurannya lebih besar daripada kerikil, maka meteor yang terlihat dari Bumi akan terlihat menyala seterang bulan, bahkan sampai meninggalkan asap.
Kepingan meteor Taurid memang cukup besar dibandingkan dengan kepingan meteor lainnya. Kadang ada kepingan yang cukup besar untuk jatuh sampai ke atas tanah, lolos dari kikisan atmosfir. Meteorit ini belum pernah ditemukan sampai sekarang, namun menurut Astronom Cooke, penemuan tersebut akan menjadi sesuatu yang sangat bernilai. Walau tidak diketahui pasti berapa persisnya ukuran meteorit Taurid, namun Cooke menakar bahwa beratnya mungkin beberapa ons.
Waktu Terjadinya Hujan Meteor Taurid
Taurid pada umumnya muncul lima kali dalam waktu satu jam, bergerak perlahan melintasi langit dengan kecepatan sekitar 28km/detik, atau 100.800 km/j. Taurid selatan atau STA, terlihat sejak tanggal 10 September hingga 20 November. Sedangkan Taurid utara atau NTA akan terlihat pada tanggal 20 Oktober hingga 10 Desember.
Selain itu ada lagi yang disebut dengan Beta Taurid dan Zeta Perseid. Keduanya berpapasan dengan Bumi pada bulan Juni-Juli. Namun mereka melintas pada siang hari, maka dari itu tidak dapat diamati secara langsung seperti halnya Taurid utara dan selatan.
Arus Taurid memiliki aktivitas siklus yang memuncak kira-kira sekitar 2.500-3000 tahun sekali. Ketika pusat dari arus meteor tersebut melintas semakin dekat dengan Bumi, menyebabkan hujan meteor yang semakin deras. Berdasarkan perhitungan para astronom, puncak berikutnya akan terjadi sekitar tahun 3000 masehi.
Menurut Astronom Cooke, sulit untuk menentukan hari terbaik untuk menyaksikan hujan meteor Taurid. Hal ini disebabkan oleh durasi yang panjang, berlangsung selama beberapa minggu. Dan dalam rentang waktu yang lama itu, jumlah meteor yang terlihat di langit relatif sama banyaknya. Walau demikian, beliau berpendapat bahwa waktu terbaik untuk melihatnya adalah pada pagi-pagi sekali, sebelum subuh.
Para pengamat astronomi juga seringkali menemukan ada bintang jatuh yang tidak jelas asal usulnya, tidak berhubungan dengan Taurid. Mereka berpendar dari tempat lain selain dari konstelasi Taurus, menuju ke arah yang tidak dapat diprediksikan.
Untungnya, Taurid dapat dilihat dari sudut manapun dari atas Bumi, kecuali wilayah kutub selatan. Mereka berpendar dari konstelasi Taurus sang kerbau. Untuk menemukan konstelasi Taurus itu, carilah konstelasi Orion, kemudian menyisir ke timur laut untuk menemukan bintang merah, bintang Aldebaran, yang juga adalah mata dari Taurus.
Penampakan Taurid sangat indah ketika disaksikan dari atas Bumi. Segaris bola api besar berwarna hijau neon melintasi langit subuh hari. Tertarik untuk menonton hujan meteor Taurid? Pada tanggal 5 November 2018 nanti, diprediksikan Taurid akan mencapai puncak peredarannya.
Asteroid di Dalam Arus Taurid
Sesuatu menjadi perhatian para astronom baru-baru ini. Mereka menyadari bahwa selain batu besar yang melayang di luar angkasa, ada juga asteroid 2015 T24 dan 2005 UR, yang berbagi orbit dengan arus Taurid. Asteroid 2015 TX24 ditemukan pada tanggal 8 Oktober 2015. 20 hari kemudian terjadi peningkatan dalam arus hujan meteor Taurid di tahun 2015.
Asteroid ini ukuran diameternya bervariasi sekitar 200-300 meter. Hal ini memang sedikit meresahkan, karena Taurid melintasi Bumi satu tahun sekali. Bisa saja terjadi ada objek yang cukup besar terbawa di dalam arus Taurid dan menabrak Bumi. Bila ini terjadi, kerusakan yang berdampak pada Bumi bisa berakibat fatal. Namun hingga saat ini, belum ada asteroid yang dinyatakan berbahaya atau mengancam akan bertubrukan dengan Bumi.
Pengaruh Jupiter Terhadap Taurid
Komet Encke melintasi tata surya dengan matahari sebagai pusat orbitnya. Reruntuhan dari Encke tersebut juga turut melintasi tata surya dan suatu ketika berdekatan dengan Jupiter. Elemen gravitasi Jupiter yang besar itu menyenggol remah-remah komet Encke tersebut sehingga mereka terpantulkan menuju ke Bumi. Menurut Cooke dari space.com pada tahun 2017, para ilmuwan memprediksi pantulan Jupiter itu akan sampai di Bumi pada tahun 2019.
Fenomena yang Berhubungan dengan Taurid
Demikian penjelasan mengenai proses terjadinya hujan meteor Taurid dan beberapa fenomenanya. Semoga bermanfaat.
Siapa sangka ternyata negara Indonesia memiliki sejarah tentang letusan gunung berapi cukup banyak. Diketahui jika…
Hampir sebagian besar gunung berapi yang ada di dunia pernah mengalami erupsi atau letusan. Setiap…
Negara Indonesia merupakan negara iklim tropis dan hanya memiliki dua musim saja, yakni musim kemarau…
Gunung merupakan sebuah daerah yang sangat menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dapat mencapai tinggi lebih…
Gunung memiliki keindahan dan pesonanya tersendiri terutama bagi para pecinta alam. Namun siapa sangka dibalik…
Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi di negara Indonesia yang memiliki keindahan alam yang sangat…