Nama tersebut sebenarnya merujuk kepada bulan purnama tambahan, dimana dalam setahun yang biasanya hanya mengalami 12 kali bulan purnama. Istilah “blue moon” ini diterapkan kepada bulan purnama ketiga pada sebuah musim yang sewajarnya memiliki empat bulan purnama. Hal ini terjadi sekali dalam dua atau tiga tahun dalam wilayah beriklim sub-tropis.
Satu rata-rata siklus bulan adalah 29,53 hari. Ada sekitar 365,24 hari dalam setahun. Maka dari itu ada 12,37 siklus bulan (hasil dari pembagian 365,24 dengan 29,53) yang muncul dalam setahun. Sama seperti tahun kabisat dimana 365,24 menghasilkan satu tahun kabisat (tahun berhari 366), kelebihan dari 12,37 siklus bulan itu menghasilkan satu bulan purnama ekstra dalam dua atau tiga tahun. Bulan purnama ekstra itu timbul pada salah satu dari keempat musim. Itu sebabnya dalam musim tersebut ada empat bulan purnama daripada tiga, dan disebut “blue moon”.
Namun berhubung pernah terjadi kesalahan-pahaman yang terjadi karena artikel yang ditulis oleh James Hugh Pruett dalam Sky and Telescope (Maret 1946), makna “Blue Moon” berarti adalah bulan purnama kedua dalam satu bulan. Artikel tersebut berjudul “Once in a Blue Moon” (suatu ketika di bulan biru). Penulisnya salah mengartikan Almanak Para Petani Maine tahun 1937.
“Tujuh kali dalam 19 tahun semasa hidup kita, ada 13 bulan purnama dalam setahun. Ini menyebabkan 11 bulan dengan satu bulan purnama, dan ada satu bulan yang mempunyai dua purnama. Maka aku artikan bulan kedua tersebut sebagai Blue Moon.”. Definisi dalam artikel ini kemudian disebar-luaskan melalui acara radio “Star Date” pada 31 Januari 1980 dan sebuah pertanyaan dalan permainan “Trivial Pursuit” tahun 1986.
Pernah terjadi pada tahun 2010 di zona waktu timur UTC+07, pada bulan Januari dan Maret masing-masing memiliki dua bulan purnama. Purnama kedua dalam bulan itu kemudian disebut dengan “Blue Moon”. Karena rentang waktu siklus bulan adalah 30-31 hari, maka bisa dipastikan bulan Februari tidak akan pernah memiliki Blue Moon.
Lalu, makna mana yang benar mengenai Blue Moon? Apakah kita akan tetap menggunakan definisi yang asli atau yang telah disalah-pahami tersebut? Berhubung bahasa selalu berkembang seiring kemajuan zaman, makna manapun tidak ada yang salah.
Seorang astronom Texas, Donald W. Olson menulis di tahun 2006 pada majalah Sky & Telescope; “Dua dekade telah berlalu sejak istilah yang disalah-artikan tersebut digunakan. Namun, seperti Jin yang sudah terlanjur dipanggil keluar dari botolnya, dia tidak bisa dipaksakan untuk masuk kembali (nasi sudah menjadi bubur). Tapi itu bukanlah hal buruk yang perlu dipermasalahkan.”
Contoh Fenomena Blue Moon
Memang ada saat dimana bulan sungguh-sungguh jadi berwarna biru. Syarat untuk menjadikan bulan tampak biru adalah memenuhi udara dengan banyak partikel yang sedikit lebih lebar daripada gelombang cahaya merah (0.7 micron)–tidak lebih besar atau lebih kecil dari itu. Memang sebuah peristiwa langka, namun gunung berapi kadang mengeluarkan awan semacam itu, sebagaimana kebakaran hutan.
Berikut adalah contoh kejadian nyata dimana bulan sungguh terlihat berwarna biru.
Penggunaan Kata “Blue Moon” dalam Kehidupan Sehari-Hari
Mengesampingkan fenomena alam yang melekat dalam Blue Moon, sesungguhnya orang sering menggunakan nama ini sebagai istilah yang memiliki makna menunjukkan sesuatu yang tidak ada.
Menggunakan kata “blue moon” seperti mengatakan sesuatu yang tidak akan terjadi. Misalnya, seseorang mengatakan “aku akan datang ke rumahmu ketika bulan berwarna biru”, itu sama saja artinya dengan “aku tidak akan pernah pergi ke rumahmu”. Hal ini disebabkan karena siapapun tahu bahwa bulan berwarna pucat, atau kekuningan. Warna merah masih mungkin terlihat tapi, biru itu tidak pernah menjadi warna bulan.
Namun lama kelamaan terbukti juga bahwa bulan ternyata bisa berubah warna menjadi biru (terutama setelah terjadi erupsi gunung berapi), lama kelamaan makna yang melekat padanya berubah menjadi “jarang” atau “langka”.
Selain itu, “Blue Moon” pada zaman dahulu juga punya makna “pengkhianat”. Kata “Blue” sesungguhnya menggantikan kata yang sudah lama tidak digunakan lagi, yaitu “belewe” yang artinya “pengkhianat”. Jadi sesungguhnya nama bulan ke 13 ini adalah “betrayer moon” (bulan pengkhianat). Pemberian nama ini ada sangkut pautnya dengan budaya masyarakat setempat yang melakukan puasa (umat kristiani) berganda gara-gara kemunculan Blue Moon tersebut.
Fenomena Supermoon
Apa yang sedang terjadi?
Pada saat itu terjadi, bulan telah mencapai fase purnama untuk kedua kalinya di bulan yang sama; Januari. Ini menjadikan hari itu sebagai hari dimana Blue Moon muncul. Pada saat itu orbit bulan telah berada di titik terdekatnya dengan Bumi. Menjadikannya “Supermoon”, dimana purnama tampak lebih benerang 14% daripada yang biasanya. kemudian, bulan sepenuhnya menyusup ke dalam bayangan Bumi pada saat ini, menimbulkan gerhana bulan total. NASA menyebutnya “ffenomena Super Blood Blue Moon.”
Bagi para pengamat di Amerika Utara, inilah pertama kalinya ketiga fenomena tersebut terjadi sejak tahun 1866. Peristiwa ini begitu langka sehingga tidak semua orang di seluruh belahan Bumi dapat menyaksikannya.
Siapa sangka ternyata negara Indonesia memiliki sejarah tentang letusan gunung berapi cukup banyak. Diketahui jika…
Hampir sebagian besar gunung berapi yang ada di dunia pernah mengalami erupsi atau letusan. Setiap…
Negara Indonesia merupakan negara iklim tropis dan hanya memiliki dua musim saja, yakni musim kemarau…
Gunung merupakan sebuah daerah yang sangat menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dapat mencapai tinggi lebih…
Gunung memiliki keindahan dan pesonanya tersendiri terutama bagi para pecinta alam. Namun siapa sangka dibalik…
Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi di negara Indonesia yang memiliki keindahan alam yang sangat…