Sungai

Karakteristik Sungai Darling Hingga Permasalahan yang Dihadapi

Sebagai salah satu negara dan benua yang memiliki nama yang sama, Australia dikenal dengan julukannya sebagai negara kanguru. Negara yang termasuk ke dalam negara persemakmuran Kerajaan Inggris ini terletak di sebelah selatan Indonesia yang dibatasi oleh Samudra Hindia dengan luas wilayah mencapai 7,69 km persegi. Negara Australia terkenal pula akan hasil sumber daya alamnya yang melimpah terutama di bidang pertanian dan peternakan. Tidak heran jika beberapa hasil peternakan dan pertaniannya seperti daging, susu, wol, buah – buahan, biji – bijian dan lain sebagainya diekspor ke beberapa negara.

Hal ini didukung oleh kenampakan alam yang luar biasa, berupa padang rumput yang sangat luas dan sangat cocok untuk perkembang biakan ternak. Tidak hanya itu saja, iklim yang cocok untuk berbagai macam tanaman seperti buah – buahan dan biji – bijian tumbuh dengan subur di Australia. Meskipun ada beberapa tempat di Australia yang sangat panas dan cukup gersang yaitu daerah gurun dan gurun terbesar di Australia bernama Gurun Victoria Besar. Berbicara mengenai gurun, sudah tentu sumber daya alam berupa air sangat sulit untuk ditemukan sehingga tidak heran jika sungai menjadi sumber kehidupan yang amat penting bagi sebagian besar masyarakat Australia.

Sudah sejak dahulu sungai banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber air. Tidak hanya itu saja, sungai juga dijadikan sebagai jalur transportasi selain melewati jalur darat. Maka tidak heran jika ditemukan berbagai macam peradaban di seluruh dunia berada tidak jauh dari sungai. Salah satu sungai yang berada di Australia Sungai Darling. Nah, untuk mengetahui lebih jauh mengenai Sungai Darling, berikut ini adalah pemahasannya.

Karakteristik Sungai Darling

Sungai yang termasuk ke dalam sungai terpanjang di Benua Australia ini berada diwilayah New South Wales. Diketahui jika Sungai Darling mempunyai panjang sekitar 2.739 km tidak heran jika beberapa cabang anak sungainya berada di wilayah bagian Queensland menjadi Sungai Condamine dan Sungai Warrego. Sumber mata air Sungai Darling berasal dari gugus utama Pegunungan Australia Timur yaitu Eartern Highlands. Dalam perjalanannya, aliran sungai mencapai perbatasan Victoria – New South Wales lalu bergabung dengan Sungai Murray hingga akhirnya berakhir di Teluk Encounter, selatan Australia.

Debit air Sungai Darling berbeda – beda tergantung musim. Debit air akan meningkat saat musim hujan telah tiba, bahkan dapat menjadi banjir. Aliran Sungai Darling harus melewati kawasan padang rumput dengan semak belukar yang cukup luas, ditambah dengan curah hujan yang kurang dari 25 mm per tahunnya. Maka tidak heran jika aliran atau debit air Sungai Darling berkurang volumenya akibat proses penguapan.

Menurut sejarah, nama sungai tersebut diberikan oleh dua orang penjelajah yang bernama Charles Sturt dan Hamilton Hume saat melakukan penelitian di Sungai Macquarie. Nama tersebut berasal dari nama seorang gubernur yang memerintahkan mereka berdua untuk mengeksplor Sungai Macquarie pada tahun 1829, yaitu Gubernur New South Wales Sir Ralph Darling. Pada tahun 1856, dilakukan misi yang bernama Ekspedisi Blandowski untuk mengeksplor Sungai Darling dan Sungai Murray guna mengungkap dan mengumpulkan spesies ikan yang selanjutnya dikumpulkan di Museum Nasional. Ekspedisi tersebut berhasil dengan menemukan setidaknya 17.400 spesimen yang tiba di Adelaide tahun berikutnya.

Sungai Darling pernah dimanfaatkan sebagai jalur atau sarana transportasi utama pada abad 19. Sungai ini dimanfaatkan untuk mengirim benang wool yang berasal dari barat New Sout Wales menuju dermaga di Bourke dan Wilcannia untuk selanjutnya diteruskan menuju Jembatan Murray dan Morgan. Di akhir abad Sungai Darling sudah tidak digunakan lagi sebagai jalur transportasi akibat sungai yang semakin dangkal.

Masalah Sungai Darling

Hingga saat ini sudah banyak permasalahan yang dihadapi oleh Sungai Darling. Pada tahun 1992 sungai ini pernah dipenuhi oleh cyanobacterial yang berkembang dengan sangat cepat di sepanjang aliran sungai. Setelah diteliti ternyata diakibatkan oleh kandungan fosfor yang tinggi sehingga mempercepat pertumbuhan alga beracun untuk berkembang. Aliran sungai, turbulensi, suhu dan lain sebagainya ikut berkontribusi untuk membuat populasi cyanobacterial terus meningkat.

Salah satu kasus terbesar yang pernah terjadi di Sungai Darling yaitu matinya ribuan ekor ikan di sepanjang aliran sungai pada awal tahun 2019. Ribuan ikan yang mati tersebut diduga sebagai akibat dari perubahan suhu air yang drastis akibat kemarau yang cukup panjang. Menurut Menteri urusn perairan regional New South Wales mengatakan bahwa penemuan ribuan bangkai ikan tersebut merupakan ketiga kalinya dalam dua bulan terakhir. Pemerintah telah melakukan upaya untuk mencegah kejadian serupa agar tidak terulang kembali dengan cara melakukan pemasangan aerator atau penambah oksigen di sepanjang Sungai Darling. Namun cara tersebut belum membuahkan hasil dan menemui jalan buntu.

Jutaan bangkai ikan yang ditemukan di Menindee salah satu tempat yang dialiri Sungai Darling, diperkirakan ikan – ikan tersebut mati akibat adanya ganggang yang terdapat di sungai mengambil keseluruhan oksigen yang terdapat di dalam air. Tidak hanya itu saja, perubahan suhu udara yang terjadi secara tiba – tiba serta curah hujan ikut menambah buruk keadaan Sungai Darling yang menyebabkan ganggang semakin cepat berkembang. Diketahui saat peristiwa ini terjadi suhu udara di Menindee cukup panas dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Akibatnya saat suhu udara turun 20 derajat celcius ikan – ikan di Sungai Darling tidak dapat bertahan.

Ternyata tidak semua ikan mati di Sungai Darling. Masih ada ikan gurame yang mampu bertahan hidup di aliran Sungai Darling. Namun hal tersebut tidak membuat masyarakat di sekitar merasa senang, sebab keberadaan ikan gurame tersebut dianggap sebagai hama dan merusak ekosistem ikan asli Sungai Darling. Tidak heran jika ikan gurame menjadi pembahasan politik di tahun 2015 oleh Wakil Perdana Mentri, Barnaby Joyce dengan menyebut ikan gurame sebagai “pemakan lumpur menjijikan” dan menyerukan untuk melakukan pemusnahan ikan gurame. Menurut nelayan setempat mengatakan jika ikan gurame sendiri memiliki predator alami yaitu ikan Cod (ikan asli sungai Darling selain ikan Bony Bream dan Perch). Namun ikan cod banyak mengalami kematian.

Masalah lain yang dihadapi yaitu kualitas air sungai yang jauh dari kata aman. Hal ini pulalah yang menyebabkan sebagian besar masyarakat terpaksa membeli air bersih untuk dikonsumsi. Sebagian besar masyarakat pedalaman Australia menyalahkan kebijakan yang diambil oleh Murray – Darling Basin Authority untuk melakukan pengosongan Danau Menindee pada tahun 2014 dan 2017.

Demikian pembahasan mengenai Sungai Darling serta permasalahan yang sedang dihadapi. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat.

Recent Posts

5 Letusan Gunung Berapi Paling Dahsyat Di Indonesia

Siapa sangka ternyata negara Indonesia memiliki sejarah tentang letusan gunung berapi cukup banyak. Diketahui jika…

3 years ago

6 Letusan Gunung Berapi Paling Dahsyat Di Dunia

Hampir sebagian besar gunung berapi yang ada di dunia pernah mengalami  erupsi atau letusan. Setiap…

3 years ago

4 Gunung Indonesia Yang Bersalju

Negara Indonesia merupakan negara iklim tropis dan hanya memiliki dua musim saja, yakni musim kemarau…

3 years ago

5 Gunung Yang Ada Di Tengah Laut

Gunung merupakan sebuah daerah yang sangat menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dapat mencapai tinggi lebih…

3 years ago

9 Gunung Paling Angker di Indonesia

Gunung memiliki keindahan dan pesonanya tersendiri terutama bagi para pecinta alam. Namun siapa sangka dibalik…

3 years ago

Kenapa Warna Air Danau Kelimutu Berubah-Ubah?

Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi di negara Indonesia yang memiliki keindahan alam yang sangat…

3 years ago