Apakah kalian merasakan jika suhu akhir-akhir ini semakin meningkat? Mungkin beberapa di antara kalian juga pernah mendengar istilah pemanasan global atau global warming. Sudah sejak lama jika banyak pihak yang mendukung untuk melakukan gerakan Go Green untuk mengurangi pemanasan global ini.
Pemanasan global tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Seluruh bagian di muka bumi pun ikut terkena dampaknya. Hal ini juga menjadi bahan penelitian bagi para ahli, apakah benar bahwa bumi mengalami peningkatan suhu. Dan hasil penelitian tersebut cukup mengejutkan. Pemanasan global sudah terjadi sejak akhir abad ke 18. Penyebab utama dari terus meningkatnya suhu rata-rata bumi yaitu berasal dari kegiatan yang di lakukan oleh manusia. Beberapa bukti telah menunjukan peningkatan suhu telah terjadi dalam kurun waktu 60 tahun terakhir ini. Lalu bagaimana bisa terjadi pemanasan global? Nah, berikut penjelasannya.
Global Warming atau pemanasan global terjadi akibat adanya efek rumah kaca atau biasa dikenal dengan sebutan Green House Effect. Lalu apa itu efek rumah kaca? Efek rumah kaca merupakan kondisi dimana panas yang berasal dari matahari masuk ke dalam atmosfer bumi, tetapi tidak dapat keluar kembali keluar angkasa. Mengapa bisa begitu?
Sebenarnya, ini merupakan fenomena alam yang normal. Sinar matahari yang masuk ke dalam bumi berwujud gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang yang pendek. Hal itulah yang menyebabkan bumi menjadi hangat. Sedangkan bumi sendiri akan memantulkan kembali gelombang radiasi tersebut dalam bentuk gelombang infrared dan sinar ulta violet. Sinar-sinar tersebut akan menembus atmosfer dan sebagian lagi akan kembali lagi ke arah bumi. Kejadian tersebut akan berlangsung jika kandungan gas-gas yang ada di dalam atmosfer bumi seperti H2O, CO2, CH4, dan gas – gas lain berada dalam kondisi yang cukup ideal.
Seiring berkembangnya zaman dan semakin meningkatnya jumlah manusia. Sudah banyak terjadi peningkatan polusi udara akibat dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Seperti contoh gas metana (CH4) yang dihasilkan dari asap kendaraan dan industri. Tidak hanya metana saja, terdapat N2O, CFC, hidrofluorokarbon, dan sulfur hexaflorida. Gas – gas tersebut masuk ke dalam gas rumah kaca. Gas – gas tersebut yang menutupi atmosfer bumi.
Jika jumlah gas rumah kaca yang berada di atmosfer bumi semakin banyak, gelombang infra red dan sinar ultra violet yang dipancarkan oleh bumi akan kembali lagi ke bumi. Sebab gas rumah kaca menghalangi sinar – sinar tersebut untuk keluar dari atmosfer. Akibatnya suhu bumi menjadi lebih hangat. Hal itulah yang menyebabkan terjadinya pemanasan global atau global warming yang membuat suhu di bumi menjadi meningkat dan semakin panas.
Akibat pemanasan global ini tidaklah main-main. Banyak kerugian yang ditimbulkan akibat kejadian ini terutama bagi manusia. Perubahan suhu bumi yang meningkat berpengaruh pada perubahan iklim yang cukup ekstrim di beberapa belahan bumi. Tentunya ini berdampak pada ekosistem – ekosistem lainnya terutama hutan yang bertugas untuk menyerap sebagian besar karbondioksida juga ikut terganggu.
Sebagian gunung – gunung es yang berada di kutub utara juga terkena dampak sebagai akibat dari pemanasan global. Para ilmuan memperhitungkan jika pada tahun 2040, lapisan es yang berada di kedua kutub akan habis menjadi cair. Mencairnya gunung – gunung es mengakibatkan naiknya permukaan air laut. Permukaan air laut yang lain ternyata memberikan ancaman lain bagi pulau – pulau kecil. Jika ini terus berlanjut, ada kemungkinan pulau – pulau tersebut akan tenggelam di kemudian hari.
Ada banyak faktor yang menyebabkan bumi menjadi semakin panas. Berikut ini adalah beberapa faktor penyebab Bumi semakin panas:
Planet bumi berotasi pada sumbunya. Namun sumbu bumi tidaklah tegak lurus, melainkan membentuk sudut. Seiring berjalannya waktu, sudut tersebut telah berubah sekitar 41.000 tahun. Pada awalnya sudut tersebut sebesar 22,1 derajat menjadi 24,5 derajat dan kembali lagi. Saat sudut menjadi 24,5 derajat, musim panas menjadi lebih hangat dan musim dingin menjadi lebih dingin.
Di dalam lautan mengandung karbondioksida lebih banyak dibandingkan dengan kandungan yang terdapat di atmosfer. Lautan juga dapat menyerap karbondioksida yang berasal dari atmosfer. Ketika karbondioksida di lautan tidak dapat menyerap panas seperti halnya yang dilakukan oleh atmosfer. Jika karbondioksida terlepas dari lautan dan bergerak ke arah atmosfer, hal inilah yang berkontribusi meningkatkan bumi menjadi panas.
Ternyata pergerakan lempeng tektonik menyebabkan pergeseran benua dari posisi sebelumnya. Seperti, 300 juta tahun yang lalu Inggris berada di dekat garis ekuator di mana daerah tersebut lebih panas dari pada saat ini. Pergerakan lempeng tektonik juga menyebabkan perubahan gunung berapai dan pegunungan yang juga berkontribusi terhadap perubahan iklim. Gunung berapi memberikan efek pada perubahan suhu, terutama saat terjadi erupsi yang menghasilkan gas dan debu vulkanik yang terlempar ke atmosfer bumi. Gas dan debu yang menutupi atmosfer bumi dapat membuat bumi menjadi panas atau menjadi dingin, hal itu tergantung dari kandungan gas yang terkandung dari gunung berapi.
Arus laut ternyata juga berpengaruh meningkatkan suhu bumi. Arus laut membawa hawa panas keseluruh bagian bumi. Arah dari arus laut ini dapat berubah – ubah sehingga beberapa tempat bisa lebih hangat dan tempat lain bisa lebih dingin. Lautan dapat menyimpan panas dalam jumlah yang besar. Sehingga perubahan kecil di arus laut dapat memberikan efek terhadap iklim global.
Dalam skala global, pola dari vegetasi dan iklim memiliki hubungan yang cukup erat. Vegetasi – vegetasi akan menyerap karbondioksida dan juga bisa sebagai penyangga dari efek yang diberikan oleh pemanasan global.
Meteorid juga berkontribusi terhadap perubahan iklim yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Seperti contoh Kawah Chicxulub yang berada di Yucatan Peninsula di Mexico. Dampak yang besar diberikan oleh kawah meteorid tersebut menyebabkan debu dan gas-gas melambung ke atmosfer dan menghalangi masuknya sinar matahari. Material – material ini mengisolasi bumi dari radiasi matahari dan menyebabkan suhu global menjadi turun. Hal ini terjadi selama beberapa tahun.
Setiap faktor – faktor yang berada di atas memberikan kontribusi terhadap perubahan suhu dan iklim di bumi. Dan dampaknya akan semakin besar jika beberapa faktor tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan akan menjadi lebih sulit. Perubahan di salah satunya bisa menjadi pemicu bagi perubahan yang lainnya.
Sebagai contoh, kita tahu jika lautan bisa menyerap karbondioksida dari atmosfer. Jika jumlah karbondioksida di atmosfer meningkat, suhu di bumi juga akan naik. Hal ini juga berdampak pada lautan. Lautan yang hangat akan kurang dapat menyerap CO2 daripada lautan yang dingin. Saat suhu lautan meningkat, lautan akan melepas CO2 ke atmosfer. Hal ini bisa menyebabkan suku meningkat kembali. Proses ini dinamakan umpan balik.
Itulah beberapa penyebab bumi semakin panas. Semoga informasi ini bisa bermanfaat.
Siapa sangka ternyata negara Indonesia memiliki sejarah tentang letusan gunung berapi cukup banyak. Diketahui jika…
Hampir sebagian besar gunung berapi yang ada di dunia pernah mengalami erupsi atau letusan. Setiap…
Negara Indonesia merupakan negara iklim tropis dan hanya memiliki dua musim saja, yakni musim kemarau…
Gunung merupakan sebuah daerah yang sangat menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dapat mencapai tinggi lebih…
Gunung memiliki keindahan dan pesonanya tersendiri terutama bagi para pecinta alam. Namun siapa sangka dibalik…
Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi di negara Indonesia yang memiliki keindahan alam yang sangat…