Indonesia memiliki pesona keindahan alam yang tidak dapat dibandingkan dengan apapun. Salah satu keindahan alam tersebut yaitu berupa gunung. Hampir setiap pulau – pulau yang ada di Indonesia terdapat gunung baik itu gunung yang sudah tidak aktif maupun yang masih aktif. Bahkan beberapa gunung menjadi bagian dari sebuah pulau itu sendiri seperti yang terdapat pada Gunung Anak Krakatau. Mengapa di Indonesia banyak terdapat gunung terutama gunung berapi? Hal ini disebabkan karena letak Indonesia berada di kawasan Ring of Fire atau cincin api, dan pulau yang dilewati cincin api ini dimulai dari Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara hingga Papua.
Jika sebelumnya telah dibahas mengenai gunung di Bali hingga gunung di Nusa Tenggara, kali ini kita akan membahas mengenai gunung – gunung yang berada di Kepulauan Maluku. Perlu diketahui jika Kepulauan Maluku terdiri atas beberapa pulau – pulau kecil, bahkan ada beberapa pulau yang sebagian besar merupakan gunung. Lalu apa dan dimana sajakah gunung – gunung tersebut? berikut daftarnya.
Pendakian di Gunung Binaiya termasuk cukup sulit serta membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Setelah mendarat di Ambon, harus melakukan perjalanan darat untuk menuju Pelabuhan Tulehu yang berada di sebelah timur laut. Perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan kapal cepat menuju Kota Masohi di Pulau Seram. Perjalanan menuju Gunung Binaiya belum selesai, masih harus melakukan perjalanan darat menuju Desa Piliana dengan jarak tempuh sekitar 2 jam. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pendakian hingga sampai ke puncak gunung sekitar 1 – 2 hari dengan jarak dari Desa Piliana ke puncak mencapai kurang lebih 20 km. Maka tidak heran membutuhkan stamina yang kuat untuk dapat mendaki Gunung Binaiya.
Nama Gamalama berasal dari kata “Kie Gam Lamo” yang artinya negeri yang besar dan menjadi simbol kebanggan bagi masyarakat yang tinggal di Ternate. Ada sebuah legenda yang berhubungan dengan letusan Gunung Gamalama yaitu tentang asal usul Danau Toire. Dahulu danau ini merupakan sebuah desa yang bernama Soela Takomi, saat Gunung Gamalama meletus di tahun 1775 desa Soela Takomi hancur bersama dengan penduduknya. Dampak letusan tersebut menghasilkan sebuah danau yang dikenal dengan nama Danau Toire.
Gunung Gamalama menjadi salah satu gunung favorit para pendaki karena memiliki jalur pendakian yang cukup menantang. Untuk melakukan pendakian tidak akan dikenakan tarif sama sekali, namun biasanya para tetua adat akan menyarankan untuk melakukan ritual doa terlebih dahulu sebelum melakukan pendakian. Tidak hanya itu saja, para pendaki yang ingin mendaki gunung ini tidak boleh berjumlah ganjil. Para penduduk setempat percaya jika jumlah pendaki ganjil maka salah satu dari pendaki akan mendapat musibah.
Panorama alam serta tumbuhan yang asri dapat ditemukan di sepanjang perjalanan menuju puncak gunung, sangat berbeda dengan Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda, Gunung Ganapus justru banyak ditumbuhi oleh semak belukar hingga pepohonan yang cukup lebat. Tidak heran jika Gunung Ganapus menjadi tempat tinggal bagi 23 jenis burung endemik dan beberapa diantaranya termasuk langka.
Dari atas puncak Gunung Ganapus, dapat dilihat kawah yang menjadi dapur magma yang berada di sebelah barat dan pada sisi timur bisa dilihat keindahan Pulau Naira dan Banda Besar dari kejauhan. Berdasarkan sejarahnya, Gunung Ganapus ternyata merupakan generasi keempat dari gunung api purba yang bernama Gunung Lonthor. Selama kurung waktu empat abad Gunung Ganapus sudah meletus sebanyak 24 kali, aliran lahar yang keluar dari dalam gunung mengalir ke arah laut kemudian membeku membentuk karang. Maka tidak salah jika Gunung Ganapus memiliki titik menyelam tercantik dan telah diakui oleh dunia.
Letusan tersebut masuk ke dalam skala 3 berdasarkan Volcanic Explosivity Index. Setelah letusan besar, Gunung Dukono juga sering mengalami letusan namun dalam skala kecil yang terjadi pada tahun 1719, 1869 dan 1901. Akan tetapi sejak tahun 1933 gunung ini terus mengalami letusan – letusan kecil terus menerus. Bahkan di tahun 2019 Gunung Dukono sempat mengeluarkan abu vulkanik dengan ketinggian mencapai 400 meter sehingga membuat dua bandara yang berada di Maluku Utara tutup untuk sementara waktu.
Gunung ini juga tidak menunjukan aktivitas vulkanik dalam kurun waktu 15.000 tahun terakhir, dan itu sangat jauh dari batas standar gunung berapi aktif yaitu 10.000 tahun. Gunung yang sudah lama tidak mengalami letusan akan melepaskan gas – gas vulkanik menjadi energi yang sangat besar, bahkan letusan tersebut dapat menghancurkan puncak gunung atau keseluruhan bagian gunung. Sehingga pada tahun 2019, Gunung Ibu meletus dan mengeluarkan debu vulkanik setinggi 800 meter, BNPB merekomendasikan kepada masyarakat sekitar Gunung Ibu untuk tidak boleh melakukan aktivitas pendakian dalam radius 2 km dan 3,5 km ke arah bukaan kawah.
Demikian penjelasan mengenai beberapa gunung yang ada di Kepulauan Maluku. Semoga bermanfaat.
Siapa sangka ternyata negara Indonesia memiliki sejarah tentang letusan gunung berapi cukup banyak. Diketahui jika…
Hampir sebagian besar gunung berapi yang ada di dunia pernah mengalami erupsi atau letusan. Setiap…
Negara Indonesia merupakan negara iklim tropis dan hanya memiliki dua musim saja, yakni musim kemarau…
Gunung merupakan sebuah daerah yang sangat menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dapat mencapai tinggi lebih…
Gunung memiliki keindahan dan pesonanya tersendiri terutama bagi para pecinta alam. Namun siapa sangka dibalik…
Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi di negara Indonesia yang memiliki keindahan alam yang sangat…