Karakteristik Gunung Salak
Gunung Salak termasuk gunung api strato tipe A, tidak heran jika gunung ini masih memiliki beberapa kawah aktif namun bukan berada di bagian puncak. Kawah terbesarnya bernama Kawah Ratu yang merupakan kawah termuda. Terdapat kawah lain yakni Kawah Hirup dan Kawah Cikuluwung Putri yang masih menjadi bagian dari Kawah Ratu. Letusan Gunung Salak tercatat sudah terjadi sejak tahun 1600-an, yaitu tahun 1668-1688, 1780, 1902 – 1903, dan 1935. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1938 yang masuk erupsi freatik terjadi pada Kawah Cikuluwung Putri. Dari serangkaian letusan yang pernah terjadi, letusan di tahun 1699 merupakan erupsi magmatis dan bersifat merusak sedangkan jumlah korban tidak diketahui.
Untuk para pecinta alam, Gunung Salak menjadi salah satu gunung yang banyak didatangi oleh para pendaki dengan tujuan Puncak Salak I dan Puncak Salak II. Ada banyak jalur yang bisa dipilih untuk didaki, dan jalur Curugnangka merupakan jalur yang paling ramai dipilih oleh para pendaki. Jalur Curugnangka berada di bagian utara gunung dan akan membawa pendaki menuju Puncak Salak II. Sedangkan untuk mencapai Puncak Salak I, para pendaki biasanya memiliki jalur dari Cimelati yang berada di sebelah timur atau tidak jauh dari Cicurug, Sukabumi. Sebenarnya Puncak Salak I bisa dicapai dari Puncak Salak II, hanya saja medan yang ditempuh cukup sulit terutama dari Sukamantri, Ciapus. Di Puncak Salak I terdapat sebuah petilasan berupa makam yang disebut sebagai makam “Embah Salak”.
Flora dan Fauna Di Gunung Salak
Flora yang berada di Gunung Salak cukup beragam. Untuk mempermudah, hutan yang terdapat di Gunung Salak terbagi menjadi 2 jenis yaitu, hutan pegunungan bawah atau submontane forest dan hutan pegunungan atas atau montane forest. Perhutani sendiri pernah menjadikan bagian bawah Gunung Salak sebagai hutan produksi dengan ditanami oleh tusam dan rasamala. Terdapat tumbuhan lain seperti pohon puspa, pohon saninten, pasang serta beberapa jenis huru. Di beberapa lokasi hutan juga dapat ditemukan tumbuhan langka yakni Rafflesia rochussenii yang tersebar hingga ke Gunung Pangrango dan Gunung Gede. Bahkan beberapa masyarakat melakukan budidaya tanaman kaliandra merah, kayu afrika, dadap cangkring dan bambu di dekat perbatasan hutan atau tidak jauh dari aliran sungai.
Sedangkan untuk fauna banyak ditemukan di lereng – lereng Gunung Salak seperti amphibi, reptil, mamalia hingga burung. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh D.M Nasir dari Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor diketahui terdapat 11 jenis kodok dan katak termasuk katak pohon dan katak gunung, bahan ditemukan juga katak terbang serta bangkong bertanduk. Untuk reptil ditemukan ular siput, ular tangkai, ular sanca kembang, kadal kebun, bunglon, biawak dan lain sebagainya. Spesies burung yang terdapat di Gunung Salak sudah tidak perlu diragukan lagi keberadaannya. Menurut Hoogerwerf di tahun 1948 setidaknya terdapat kurang dari 232 jenis burung dan salah satunya sangat terkenal yakni elang jawa. Untuk kelompok mamalia tercatat tidak terlalu banyak informasi yang diperoleh, namun ditemukan macam tutul, surili, trenggiling dan owa jawa hidup di Gunung Salak.
Fakta – fakta Gunung Salak
Demikian penjelasan mengenai Gunung Salak yang perlu diketahui. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat.
Siapa sangka ternyata negara Indonesia memiliki sejarah tentang letusan gunung berapi cukup banyak. Diketahui jika…
Hampir sebagian besar gunung berapi yang ada di dunia pernah mengalami erupsi atau letusan. Setiap…
Negara Indonesia merupakan negara iklim tropis dan hanya memiliki dua musim saja, yakni musim kemarau…
Gunung merupakan sebuah daerah yang sangat menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dapat mencapai tinggi lebih…
Gunung memiliki keindahan dan pesonanya tersendiri terutama bagi para pecinta alam. Namun siapa sangka dibalik…
Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi di negara Indonesia yang memiliki keindahan alam yang sangat…