Sejarah Singkat Krakatau
Krakatau sebenarnya merupakan komplek pegunungan vulkanik aktif yang berada di tengah laut. Gunung Krakatau ini sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu, yang dikenal dengan nama Krakatau Purba. Gunung Krakatau Purba diperkirakan memiliki tinggi 2.000 mdpl dengan diameter hingga 11 km yang terletak di tengah laut. Konon letusan Krakatau purba sangat dasyat hingga dampaknya memisahkan Pulau Jawa dan Sumatera dan mempengaruhi hingga ke beberapa belahan dunia serta memusnahkan beberapa peradaban. Setelah letusan yang maha dasyat ini gunung Krakatau purba dengan menyisakan kaldera atau kawah besar yang ada di bawah laut. Tepi kawah tersebut membentuk tiga pulau vulkanik yaitu Pulau Rakata, Pulau Panjang dan Pulau Sertung. Setelah itu lahirlah Gunung Krakatau.
Karakteristik Gunung Krakatau
Gunung Krakatau merupakan sebuah gunung api yang khas karena memiliki memori tersendiri bagi masyarakat Indonesia khususnya yang berada di sekitar selat Sunda. Gunung ini memiliki beberapa karakteristik yang khas, antara lain sebagai berikut:
Salah satu karakteristik yang sangat khas dari gunung Krakatau adalah letaknya yang berada di tengah- tengah laut, tepatnya di Selat Sunda. Karena berada di tengah- tengah laut maka sebagian badan gunung ini berada di bawah permukaan air laut dan karena tingginya maka bagian atas lah yang muncul di permukaan laut.
Tidak banyak orang yang tahu bahwa Gunung Krakatau ini terbentuk dari gabungan 3 gunung lainnya, yakni gunung Danan dan Gunung Perbuwatan yang tumbuh di sekitar Gunung Rakata (Pulau vulkanik yang tumbuh akibat dari meletusnya Gunung Krakatau Purba). Ketiga gunung tersebut menyatu menjadi gunung yang lebih besar dan dinamakan Krakatau.
Gunung Krakatau lahir dari kaldera yang tumbuh. Kaldera ini terbentuk akibat meletusnya gunung Krakatau Purba yang berukuran sangat besar dan memiliki ketinggian lebih dari 2.000 mdpl.
Salah satu karekateristik yang dimiliki oleh gunung Krakatau adalah memiliki ketusan yang sangat dasyat. Letusannya tidak hanya menimbulkan gempa vulkanik dan memuntahkan material dari perut Bumi saja, namun juga menimbulkan tsunami karena keberadaannya yang ada di tengah laut. Hal ini sudah dibuktikan pada tahun 1883.
Salah satu fakta yang dimiliki oleh gunung Krakatau adalah sebagian (tepatnya bagian atas)d dari gunung ini telah hancur akibat letusannya sendiri.
Nah itulah beberapa karakteristik yang dimiliki oleh gunung Krakatau. Krakateristik tersebut khas dan belum tentu dimiliki oleh gunung api lainnya.
Letak Gunung Krakatau
Gunung Krakatau merupakan gunung yang berada di tengah laut, tepatnya di Selat Sunda. Selat Sunda merupakan selat yang memisahkan antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Jadi, apabila kita menyeberang dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakaheuni dan sebaliknya, kita akan melihat beberapa gunung api salah satunya adalah gunung Krakatau ini.
Material yang Terkandung di Gunung Krakatau
Material yang dimiliki oleh gunung Krakatau tidak begitu jauh berbeda dengan gunung- gunung api lainnya di Indonesia. Beberapa material yang dimuntahkan oleh gunung Krakatau pada saat erupsi dasyatnya pada tahun 1883 antara lain adalah:
Nah itulah beberapa material yang tersimpan di perut gunung Krakatau yang dimuntahkan pada tahun 1883. Material- material tersebut berada di perut gunung Krakatau yang berada di bawah laut.
Sejarah Meletusnya Gunung Krakatau
Gunung Krakatau telah beberapa kali menorehkan sejarah letusan, baik itu erupsi kecil maupun yang maha dahsyat. Erupsi maha dahsyat yang dialami oleh gunung Krakatau ini terjadi pada tahun 1883, tepatnya pada tanggal 26 Agustus- 28 Agustus 1883. Letusan ini didengar oleh 1/8 penduduk di dunia dan terdengar hingga ke benua lain. Riwayat meletusnya gunung Krakatau sebelumnya juga pernah terjadi pada tahun 416 Sebelum Masehi yang diikuti oleh letusan pada abad ke- 3, 9, 10, 11, 12, 14, 16 dan 17.
Letusan maha dahsyat sebenarnya terjadi pada gunung yang sama namun pada saat itu peradaban manusia masih sedikit. Dan letusan dahsyat lainnya terjadi pada tahun 1883, pada saat itu populasi manusia sudah agak padat sehingga korban yang terkena pun mencapai lebih dari 36.000 jiwa. Hal ini tentu mendapatkan perhatian besar. Bahkan tsunami yang terjadi tercatat sebagai tsunami terdahsyat di Samudera Hindia hingga tanggal 26 Desember 2004.
Letusan gunung Krakatau pada tahun 1883 ini terjadi selama 3 hari yakni 26 – 28 Agustus 1883. Namun tanda- tandanya terlihat sejak bulan Mei. Tidak hanya berujung pada 28 Agustus saja, namun letusan ini juga memiliki ekor hingga Februari 1884. Pada taggal 26 Agustus 1883 tersebut, letusan sasyat beruntun terjadi 4 kali yaitu:
Masing- masing letusan tersebut menimbulkan tsunami yang rata- rata tingginya mencapai 30 meter.
Penyebab dan Dampak Letusan Krakatau
Gunung Krakatau setelah letusan dasyat pada tahun 1883 memang telah menurun aktivitasnya. Yang lebih aktif sekarang adalah anak Gunung Krakatau yang terus tumbuh. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan apabila Gunung Krakatau bisa meletus lagi. Ada beberapa hal yang kemungkinan bisa menjadi penyebab meletusnya gunung Krakatau, yaitu:
Adapun beberapa dampak yang kemungkinan bisa ditimbulkan apabila Gunung Krakatau ini meletus antara lain:
Nah itulah beberapa informasi yang dapat kami sampaikan mengenai Gunung Krakatau yang merupakan salah satu gunung api tua di Indonesia. Semoga bermanfaat untuk semua.
Siapa sangka ternyata negara Indonesia memiliki sejarah tentang letusan gunung berapi cukup banyak. Diketahui jika…
Hampir sebagian besar gunung berapi yang ada di dunia pernah mengalami erupsi atau letusan. Setiap…
Negara Indonesia merupakan negara iklim tropis dan hanya memiliki dua musim saja, yakni musim kemarau…
Gunung merupakan sebuah daerah yang sangat menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dapat mencapai tinggi lebih…
Gunung memiliki keindahan dan pesonanya tersendiri terutama bagi para pecinta alam. Namun siapa sangka dibalik…
Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi di negara Indonesia yang memiliki keindahan alam yang sangat…