Dalam proses pelepasan magma dari dalam perut bumi menuju permukaan bumi terdapat dua macam proses, yaitu proses intrusi magma dan proses ekstrusi magma. Dimana pada proses intrusi magma akan menghasilkan beberapa bentuk seperti batolit, lakolit, still, gang, apolisa dan diatrema. Jika pada pembahasan sebelumnya kita telah membahas tentang pengerian lakolit maka pada pembahasan kali ini kita akan membahas tentang batolit.
Pengertian Batolit adalah salah satu batuan beku yang terbentuk didalam dapur magma yang terbentuk karena penurunan suhu yang melambat. Batolit merupakan bentuk intrusi yang tidak memiliki dasar yang biasanya dapat ditemukan dalam inti pegunungan. Bagian atas atau atap dari batolit biasanya dikenal dari sisa-sisa batuan endapan yang akan menggantung, dimana kondisi ini disebut sebagai roofpendants.
Artikel terkait : Perbedaan Intrusi dan Ekstrusi Magma
Yang dimaksud disini adalah hubungan batolit dengan pembentukan pegunungan, dimana terbentuknya batolit ini biasanya bersamaan dengan pembentukan sebuah pegunungan. Bagian atas dari batolit yang berbentuk kubah tidak teratur serta dinding samping dari batuan yang curam. Massa dari batuan tersebut memiliki penyebaran yang luas ke arah bawah dan arah samping, akan tetapi dasarnya tidak pernah tampak dan juga susunan batuan ini biasanya bersifat granit atau granodiorit. Ada sebuah batolit yang memiliki ukuran yang sangat besar, contohnya adalah batolit yang berada di Alaska British Colombia yang memiliki panjang sekitar 1.250 mil dan lebarnya sekitar 50 mil.
Di Indonesia sendiri terdapat batolit yang dikenal di pegunungan Schwaner yang berada di Kalimantan. Proses terbentuknya batolit ini belum diketahui secara pasti akan tetapi ada pendapat lama yang mengatakan bahwa batolit terbentuk karena pengisian dari tempat kosong yang ada di dalam kerak bumi. Kekosongan pada kerak bumi ini disebabkan oleh proses dari lipatan dan sesar ( baca : Macam-macam Lipatan ).
Umumnya batolit bergerak mengikuti bidang yang lemah dalam kerak bumi akan tetapi yang masih menjadi pertanyaan adalah apakah massa batuan tersebut membuat ruang dalam kerak bumi dengan cara menghancurkan batuan atau dengan mendorong batuan di sekelilingnya ke samping dan ke atas. ( baca : Lapisan Kulit Bumi )
Hubungannya dengan Pegunungan
Huhubungan batolit dengan pegunungan didasari oleh pendapat para ahli dan juga bagaimana proses terbentuknya, berikut penjelasannya:
Beberapa ahli berpendapat bahwa magma akan mencari jalan ke atas dengan cara meleburkan batuan yang dilalui oleh jalur magma. Proses ini akan mengakibatkan magma akan berubah susunannya dan akan menghasilkan batuan yang jenisnya berbeda-beda. Namun, pada kenyataannya sebagian besar dari batolit menunjukkan susunan batuan yang hampir mirip satu sama lain.
Jadi, massa yang sama dari batolit tidak cocok dengan teori asiminasi. Ada teori lain yang menerangkan bahwa terjadinya batolit adalah dengan jalan magmatic stoping, yaitu batuan yang terdapat pada bagian atas batolit akan pecah karena adanya ekspansi panas dan kemudian keretakan batuan ini akan dipisahkan satu dengan yang lainnya oleh peresapan gas dan cairan magma yang memasuki retakan dalam kerak bumi.
Bongkahan tersebut nantinya akan tenggelam ke dalam magma. Ada sebuah paham yang menyatakan bahwa proses ini dapat dilihat pada tepi badan batolit yang biasanya memiliki bentuk yang tidak teratur dan terdapat pada batuan asing atau xenotit pada bagian atas batolit. Apabila bongkahan tersebut semakin dalam maka batuan asing tersebut akan berkurang dan lambat laun tidak akan ditemukan lagi. Akan tetapi proses ini ada sedikit keanehan seperti jika magma yang biasanya bersifat granit tersebut naik ke atas, maka magma akan menembus mencapai permukaan bumi dan kemudian akan membentuk gunung api yang akan menghasilkan batuan riolit ataupun batu kaca.
Dalam kasus ini batuan riolit seharusnya merupakan batuan leleran (batuan beku luar) yang jumlahnya banyak. Akan tetapi berdasarkan penyelidikan tentang batuan leleran, kebanyakan dari batuan tersebut memiliki susunan basal meski terdapat batuan dalam yang sebagian besar terdiri atas batuan granit. Umumnya, batuan endapan yang terletak di sekitar batolit tidak akan menunjukkan gejala dislokasi, yaitu sebuah gejala perubahan dari posisi yang mendatar dari batuan endapan.
2. Pendapat tentang Batuan Asal
Sebagian besar ahli menganggap bahwa pada hakikatnya batuan asal yang dibahas diatas itu masih ada pada tempat semulanya dan batuan tersebut dapat berubah menjadi batuan yang menyerupai batuan granit, hal ini bisa terjadi karena batuan samping tersebut dimasuki oleh gas dan mineral sehingga dapat mengubah susunan batuannya serta dipengaruhi oleh penambahan dan pengurangan bahan yang ada sehingga terbentuklah batuan yang bersifat granit. Ada pula sebuah anggapan yang menyatakan bahwa terjadinya batuan granit pada bakolit disebabkan oleh pertukaran antara atom atom dalam keadaan padat.
Itulah mengapa batolit memiliki hubungan dengan pembentukan pegunungan dimana batolit ini akan membentuk suatu pegunungan berdasarkan aktivitas magma dan juga proses pemadatannya.
Artikel terkait : Proses Terjadinya Siklus Batuan
Selain batolit besar yang berada di Alaska British Colombia yang memiliki panjang sekitar 1.250 mil dan lebarnya sekitar 50 mil dan juga batolit di Indonesia yang dikenal di pegunungan Schwaner yang berada di Kalimantan. Ada pula contoh bentuk batolit yang terkenal di bagian Barat dari Amerika Utara adalah singkapan batolit raksasa yang bernama Half Dome yang terbentuk di Sierra Nevada, Amerika Serikat yang mana batolit ini memiliki komposisi batuan granit.
Terjadinya singkapan batolit raksasa ini dipengaruhi oleh desakan lempeng tektonik. Batolit yang teringkap ke permukaan bumi dari dalam perut bumi ini dipengaruhi oleh dua tenaga pengubah bentuk muka bumi yaitu tenaga endogen dan eksogen. Tenaga eksogen adalah tenaga pengubah bentuk muka bumi yang berasal dari luar bumi, contohnya adalah pelapukan, erosi, sedimentasi dan masswating. edangkan tenaga endogen adalah tenaga pengubah bentuk muka bumi yang berasal dari dalam bumi, contohnya adalah vulkanisme, tektonisme dan gempa bumi.
Batolit yang tersingkap karena tenaga endogen terbentuk karena pengaruh erosi. Dimana proses awalnya batolit yang tertutup oleh material batuan lapuk akan mengalami erosi pada lapisan atasnya yang lama kelamaan akan menyingkapkan batolit tersebut. Kemudian pada batolit yang tersingkap karena tenaga eksogen dipengaruhi oleh adanya proses pengangkatan di daerah tersebut. Batolit yang mengalami pengangkatan tersebut dipengaruhi oleh desakan lempeng tektonik yang bergerak dibawahnya. Perlu diketahui bahwa pembentukan batolit di Amerika ini terdiri atas berbagai pluton yang terbentuk selama 150 juta tahun terakhir.
Artikel terkait : Pengertian Tektonisme dan Pembagiannya
Siapa sangka ternyata negara Indonesia memiliki sejarah tentang letusan gunung berapi cukup banyak. Diketahui jika…
Hampir sebagian besar gunung berapi yang ada di dunia pernah mengalami erupsi atau letusan. Setiap…
Negara Indonesia merupakan negara iklim tropis dan hanya memiliki dua musim saja, yakni musim kemarau…
Gunung merupakan sebuah daerah yang sangat menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dapat mencapai tinggi lebih…
Gunung memiliki keindahan dan pesonanya tersendiri terutama bagi para pecinta alam. Namun siapa sangka dibalik…
Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi di negara Indonesia yang memiliki keindahan alam yang sangat…