Kehidupan merupakan sebuah proses, dimana ada awal dan ada akhirnya. Bumi (baca: inti bumi) dan seisinya merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan menciptakan berbagai makhluk baik makhluk hidup maupun benda mati. Makhluk hidup dan benda mati yang ada di alam ini saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Keduanya merupakan sebuah komponen, yakni biotik (komponen hidup) dan abiotik (komponen mati). Baik komponen biotik maupun tidak hidup keduanya saling mempengaruhi satu sama lain dan saling membutuhkan.
Dalam kehidupan makhluk hidup pasti kita percaya jika ada yang lahir pasti ada yang mati. Hidup dan mati adalah sebuah siklus yang tidak dapat dihindari oleh makhluk hidup, bahkan dalam agama pun juga sudah dihukumi demikian. Namun ternyata siklus hidup mati ini juga berlaku untuk komponen- komponen tak hidup (komponen abiotik). Misalnya adalah batu. Batu merupakan komponen abiotik yang mempunyai siklusnya sendiri. Salah satu masa yang ada di siklus batuan adalah pelapukan. Pelapukan sendiri tidak hanya terjadi pada batu saja, namun juga pada karang dan bahkan pada bangunan- bangunan seperti dinding. Pelapukan ini merupakan proses kehancuran dari benda- benda keras ini. Oleh karena hancur maka bentuknya menjadi berubah dan pada akhirnya menjadikan material penyusun tanah (baca: jenis batuan penyusun lapisan Bumi) atau batuan sedimen yang mengendap.
Apa Itu Pelapukan?
Bagi kita yang mempunyai peliharaan, pernahkah mengalami peliharaan Anda sakit? Ya, semua makhluk hidup pasti pernah merasakan sakit, dan semua mahkluk hidup pasti juga akan mati apabila telah tiba masanya. Telah dijelaskan sebelumnya bahwasannya tidak hanya makhluk hidup saja yang bisa mengalami mati, namun benda mati pun juga akan mengalami masa kehancurannya. Beberapa benda mati yang bisa hancur adalah komponen abiotik yang ada di sekitar kita, contohnya adalah batuan (baca: jenis batuan). Batu sering kita temui di sekitar kita. kita menjadikan sebagai benda yang sangat bermanfaat, baik untuk bahan bangunan dan lain sebagainya.
Pernahkah kalian menjumpai batu yang hancur? Atau batu yang tidak sekeras batu- batu yang lainnya? Tentu saja hal ini pernah kita jumpai. Sama halnya dengan makhluk hidup, apabila umur sebuah batu sudah tua, maka batu tersebut tidak akan sekeras sebelumnya. Batu lama- lama akan terasa lebih lunak, bahkan lebih rapuh. Hal ini karena batu telah megalami pelapukan. Pelapukan merupakan sebuah proses alterasi dan fragsiasi batuan dan juga material tanah pada dan/ atau dekat kerak Bumi yang disebabkan oleh berbagai proses, yakni fisika, kimia dan biologi. Pelapukan terjadi karena adanya peristiwa- peristiwa yang terjadi dan saling berakumulasi serta berlangsung secara terus menerus. Peristiwa- peristiwa yang mendukung terjadinya pelapukan batuan antara lain perubahan suhu siang dan malam, gerak angin (baca: jenis angin), hujan (baca: hujan asam), gelombang air laut, dan lain sebagainya. Pelapukan batuan terjadi karena banyak faktor dan juga meliputi waktu yang tidak sebentar. Batu yang telah mengalami pelapukan akan menghasilkan material- material yang menjadi asal dari tanah dan asal dari batuan sedimen.
Macam- macam pelapukan
Pelapukan pada batuan terjadi karena berbagai faktor alam dan juga faktor non alam. Beberapa faktor alam yang menyebabkan terjadinya pelapukan pada batuan seperti pergantian suhu udara yang ekstrim (sangat panas berubah menjadi sangat dingin), terpaan angin, air hujan yang lebat maupun tidak, juga timbulnya mikrobiologisme atau tumbuhan tertentu. Dan beberapa faktor non alam yang menyebabkan pelapukan dalah adanya bahan kimia dari limbah pabrik. Semuanya membuat batuan menjadi cepat mengalami pelapukan.
Pada dasarnya proses pelapukan batuan terdiri atas tiga jenis, yakni pelapukan fisik, pelapukan kimia dan juga pelapukan biologi. Ketika jenis pelapukan tersebut perbedaannya terletak pada penyebab terjadinya pelapukan itu sendiri. Meski demikian, ketiga jenis pelapukan tersebut pada dasarnya terjadi secara bersama- sama, namun ada satu faktor yang lebih dominan sehingga seolah sebuah batu disebabkan karena salah satu jenis pelapukan. Dan mengenai masing- masing jenis pelapukan akan kita bahas sebagai berikut:
Itulah ketiga jenis pelapukan batuan yang seringkali kita jumpai. Ketiga jenis pelapukan tersebut menyerang batuan serta mineral- mineral sehingga hancur dan sebagian menjadi tanah, serta sebagian lagi mengendap menjadi batuan sedimen. Pelapukan sering kita temui, misalnya ketika kita sedang berada di sebuah gua. Gua mempunyai banyak air yang menetes di sebuah sudutnya bukan? Nah, tetesan dari air tersebut apabila mengenai batu secara terus menerus maka batu tersebut pasti akan menjadi cekung karena terlalu sering dikenai oleh tetesan air. Dan itulah salah satu contoh dari pelapukan batuan.
Pelapukan Biologi
Kita telah mengetahui mengenai tiga bentuk pelapukan batuan dari penjelasan di atas. Masing- masing pelapukan yakni pelapukan fisika, pelapukan kimia dan juga pelapukan biologi. Ketiga jenis pelapukan tersebut terjadi karena faktor yang mempengaruhinya berbeda- beda. Pelapukan fisik disebabkan karena adanya peristiwa- peristiwa alamiah, pelapukan kimia disebabkan karena adanya limbah pabrik yang bersifat kimiawi, sementara pelapukan biologi disebabkan karena adanya aktivitas makhluk hidup, baik binatang maupun tumbuhan. Dalam kesempatan ini kita akan membahas salah satu jenis pelapukan, yaitu pelapukan biologi.
Pelapukan biologi merupakan pelapukan batuan yang disebabkan oleh adanya aktivitas makhluk hidup, baik manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan. Pelapukan biologi ini juga seringkali disebut dengan pelapukan organis. Di atas sudah dijelaskan sebelumnya bahwa ketiga jenis pelapukan (fisika, kimia dan biologi) bekerja bersama dalam melapukkan batuan (baca: jenis batuan). Sebenarnya pelapukan biologi ini selalu berperan dalam pelapukan batuan (baca: batuan beku dan batuan metamorf). Pelapukan biologi bersifat menyempurnakan pelapukan fisika dan juga kimia yang telah terjadi sebelumnya. Sebagai contoh adalah ketika kita melihat batu yang sudah retak karena ada perubahan suhu yang tadinya sangat panas menjadi sangat dingin. Kemudian dari sela- sela retakan batuan (baca: batuan penyusun lapisan bumi) yang telah terbentuk tadi muncul tanaman- tanaman semacam lumut dan juga mikrobiologime, tentu lama- kelamaan batu tersebut akan hancur. Itulah contoh dari perpaduan pelapukan fisika dan biologi.
Proses Pelapukan Biologi
Pelapukan biologi merupakan pelapukan yang disebabkan karena adanya aktivitas makhluk hidup, baik itu manusia, binatang maupun tumbuh- tumbuhan seperti yang sudah dijelaskan di atas. Proses pelapukan biologi melibatkan 2 cara, yakni cara mekanis dan juga cara biokimia. Untuk lebih jelasnya, kita akan mempelajari mengenai contoh- contoh pelapukan biologi dan juga prosesnya .
Itulah beberapa contoh dari pelapukan biologi yang sering berada di sekitar kita. selain contoh yang telah disebutkan, sebenarnya masih banyak contoh lain apabila kita mau untuk mengamati kejadian- kejadian di sekitar kita. semoga hal ini memberikan manfaat bagi kita semua
Siapa sangka ternyata negara Indonesia memiliki sejarah tentang letusan gunung berapi cukup banyak. Diketahui jika…
Hampir sebagian besar gunung berapi yang ada di dunia pernah mengalami erupsi atau letusan. Setiap…
Negara Indonesia merupakan negara iklim tropis dan hanya memiliki dua musim saja, yakni musim kemarau…
Gunung merupakan sebuah daerah yang sangat menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dapat mencapai tinggi lebih…
Gunung memiliki keindahan dan pesonanya tersendiri terutama bagi para pecinta alam. Namun siapa sangka dibalik…
Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi di negara Indonesia yang memiliki keindahan alam yang sangat…