Indonesia merupakan negara yang terletak di antara dua Benua yakni Asia dan Australia dan antara dua Samudera yakni Pasifik dan Hindia sehingga menjadi zona pertemuan lempeng dunia. Hal inilah yang menjadi penyebab kenapa Indonesia memiliki banyak gunung terutama yang berstatus masih aktif. Setiap tahun lempeng terus bergerak aktif, saling menjauhi ataupun saling menabrak satu sama lain dan terus terjadi dalam kurun waktu jutaan tahun.
Lempeng yang saling bertabrakan tentu saja akan ada salah satu lempeng yang kalah dan pada akhirnya terangkat ke atas membentuk dataran tinggi dan pengunungan. Seperti contoh lempeng/ plate India-Australia yang bergerak menabrak lempeng Eurasia 5.6 cm per tahun yang terjadi pada pulau Sumatera, Jawa hingga Nusa Tenggara dan lempeng Pasifik yang bergerak mendekati lempeng Philipina dan Eurasia sebesar 12 cm per tahun yang terjadi pada sekitar pulau Papua dan kepulauan Maluku menyebabkan banyak gunung berapi di wilayah tabrakan antar lempeng tersebut.
Ketika terdapat dua lempeng yang saling bergerak menyebabkan gesekan diantara keduanya dan tak jarang menimbulkan gempa teknonik yang selalu terjadi tiap tahun di seluruh wilayah Indonesia, khususnya pantai barat Sumatera, pantai selatan jawa dan Nusa tenggara hingga sebagian besar wilayah Papua sekitarnya. Dan menurut fakta yang sering terjadi, gempa tektonik di Indonesia terjadi pada wilayah lautan sehingga tak jarang menimbulkan potensi Tsunami.
Pengertian Tsunami
Tsunami berasal dari dua kata jepang, “Tsu” yang berarti pelabuhan dan “Nami” yang berarti gelombang dan secara harafiah berarti gelombang besar di pelabuhan merupakan perpindahan badan air skala besar yang disebabkan oleh perubahan air laut secara tiba tiba dengan gerakan vertikal yang terjadi di lautan lepas.
Gelombang Tsunami dapat bergerak ke segala arah hingga mencapai jarak ribuan kilometer, daya kerusakan-nya akan semakin kuat pada daratan yang dekat dengan pusat gangguan. Pada lautan dalam gelombang tsunami tidaklah terlalu tinggi yakni hanya 1 meter namun kecepatannya bisa mencapai 500 hingga 1000 kilometer per jam (setara dengan kecepatan pesawat jet), sehingga tidak terasa oleh kapal yang berada di lautan.
Semakin mendekati daratan kecepatan tsunami akan semakin menurun setidaknya hingga mencapai 35 hingga 50 kilometer per jam, namun gelombangnya semakin tinggi yakni dapat mencapai 20 meter sehingga dapat masuk puluhan kilometer kedalam daratan, sehingga dapat meluluh-lantakan apapun yang menghadangnya seperti kendaraan dan material lainnya.
Gelombang tsunami skala besar dapat menimbulkan jatuhnya korban jiwa yang tidak sedikit, hal ini disebabkan oleh daya hantam yang begitu besar sehingga dapat merusak apapun seperti tumbuhan, bangunan dan manusia yang hanyut terbawa gelombang, selain itu tsunami juga dapat merusak areal pertanian dan sumber air bersih seperti sumur karena pencemaran air asin ketika gelombang tsunami masuk ke daratan.
Penyebab Terjadinya Tsunami
Pada jaman dahulu, banyak orang yang beranggapan bahwa tsunami merupakan salah satu wujud gelombang pasang yang terjadi dalam skala besar, namun saat ilmu pengatahun sudah semakin berkembang khususnya dibidang Oseanografi, anggapan tersebut terbukti keliru dan tidak sesuai lagi. Memang secara penampakan tsunami mirip dengan gelombang pasang yakni air naik ke daratan, namun terdapat perbedaan yang begitu mencolok yakni gelombang pasang terjadi secara perlahan dan bertahap sehingga tidak merusak, sedangkan tsunami bersifat sebaliknya.Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab tsunami seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Gempa Bumi Bawah Laut
Penyebab tsunami yang paling umum adalah Gempa bumi bawah laut. Ia Merupakan penyebab yang paling sering menimbulkan tsunami dengan persentase 90 persen kerjadian tsunami disebabkan oleh terjadinya gempa yang berada dibawah samudera.Sebagai zona pertemuan lempeng dunia, menjadikan Indonesia sangat berpotensi mengalami gempa yang berpusat di bawah laut. Namun tidak semua gempa bawah laut bisa menimbulkan tsunami.
Beberapa kriteria yang dapat menyebabkan terjadinya tsunami seperti, pusat gempa yang terletak di kedalaman 0 hingga 30 km dibawah permukaan laut. Semakin dangkal pusat gempa maka akan semakin besar peluang munculnya tsunami hal ini disebabkan oleh getaran yang dihasilkan akan semakin kuat. Selain itu gempa besar dengan kekuatan di atas 6.5 SR juga menjadi pemicu, karena dengan kekuatan sebesar itu sudah mampu mempengaruhi gelombang laut.
Kriteria selanjutnya adalah jenis persesaran gempa berjenis naik turun, sehingga akan menimbulkan gelombang baru yang jika bergerak ke daratan bisa menghasilkan tsunami. Lebih parah lagi jika terjadi patahan di dasar laut sehingga menyebabkan air laut turun secara mendadak dan menjadi cikal bakal tsunami.
2. Letusan Gunung Berapi Bawah Laut atau Atas Laut
Dampak letusan gunung berapi bawah laut dapat menjadi penyebab tsunami yang sangat besar. Tidak hanya di daratan, lautan yang begitu luas sebenarnya juga terdapat gunung berapi, yang apabila meletus akan menimbulkan getaran yang efeknya sama dengan gempa tektonik bawah laut tadi. Meskipun jarang terjadi namun jika sekali terjadi dapat menimbulkan tsunami. Semakin besar skala letusan maka akan semakin besar tsunami yang dihasilkan.
Peristiwa tsunami yang paling terkenal akibat letusan gunung berapi yakni terjadi pada tahun 1883 dimana saat itu gunung krakatau meletus dengan begitu dahsyat sehingga menimbulkan gelombang tsunami yang menyapu bersih desa desa di pantai sekitar selat sunda. Begitu juga dengan letusan gunung Tambora pada tahun 1815 yang menimbulkan tsunami di daerah Jawa timur, Nusa tenggara hingga mencapai kepulauan Maluku.
Indonesia sebagai negara yang memiliki gunung berapi terbanyak sehingga dijuluki Ring of Fire harus waspada terhadap potensi tsunami yang disebabkan oleh letusan vulkanik gunung berapi. Terutama pada gunung yang berdekatan dengan laut seperti gunung Gamalama di kepulauan Maluku utara dan Anak Krakatau di selat Sunda (baca : ciri ciri gunung berapi akan meletus).
3. Longsor Bawah Laut
Penyebab tsunami yang juga termasuk sering adalah karena longsor. Kejadian longsor tidak hanya terjadi di daratan yang sering diberitakan selama ini. Di dasar laut sebenarnya juga memiliki struktur yang mirip dengan daratan yakni terdapat bukit/ punggung laut dan lembah/ palung laut, serta cekungan yang dapat saja longsor dimana semakin besar volume longsoran maka akan semakin tinggi potensi terjadi tsunami.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan munculnya longsor laut, seperti gempa bumi tektonik dan letusan gunung bawah laut atau didaratan yang dekat dengan laut. Kedua faktor ini tentu saja menimbulkan getaran yang memicu longsor pada struktur dasar laut. Pada daratan pun sering terdengar peristiwa longsor yang disebabkan oleh gempa bumi.
Penyebab lainnya yaitu terjadinya tabrakan antar lempeng yang terjadi di dasar laut, sehingga menimbulkan patahan dan longsor. Pada tahun 2008 diadakan penelitian di samudra Hindia yang menyebutkan adanya palung laut yang membentang dari pulau Siberut hingga pesisir pantai Bengkulu yang apabila longsor dapat menyebabkan tsunami di pantai barat Sumatera. Tsunami yang terjadi akibat longsor disebut juga dengan tsunamic submarine landslide.
4. Hantaman Meteor
Meskipun sangat jarang terjadi namun kekuatan tsunami yang disebabkan oleh meteor yang jatuh ke samudera/ lautan sangatlah masif. Sepanjang sejarah peradaban manusia, belum ada dokumentasi mengenai tsunami akibat hamtaman meteor ini. Namun berdasarkan simulasi yang dilakukan pada komputer canggih, dampaknya merupakan paling besar jika dibandingkan dengan tsunami yang disebabkan faktor lain.
Jika meteor nya berukuran kecil tidak terlalu berpengaruh, namun jika ukuran meteor sangat besar, misalnya berdiameter lebih dari 1 km maka akan menimbulkan mega tsunami dengan ketinggian gelombang ratusan meter. Dan hal ini tentu saja akan mengakibatkan kehancuran peradaban manusia dan menyapu bersih daratan hingga ratusan kilometer dan menenggelamkan pulau pulau kecil disekitar pusat hamtaman. (baca : penyebab banjir dan tanah longsor)
Belum lagi dampak jangka panjangnya yang mempengaruhi bumi seperti perubahan iklim, hancurnya pertanian dunia dan kelaparan massal serta pada akhirnya menyebabkan kematian makhluk hidup dalam skala besar. Perlu diketahui bahwa kecepatan meteor saat menabrak bumi yaitu sekitar puluhan ribu kilometer per jam, sehingga dapat dibayangkan betapa besar energi yang dihasilkan akibat hantaman, terlebih jika ukurannya sangat besar.
Seperti pada bencana alam secara umumnya, tsunami juga memiliki tanda tanda khas yang sebenarnya dapat dipelajari sehingga akan meminimalisir jatuhnya korban jiwa. Ada tanda tanda yang sangat jelas namun ada pula yang samar. Tanda yang sangat jelas merupakan indikator utama yang apabila muncul sudah dapat dipastikan bencana tsunami akan segera datang. Berikut tanda tanda awal yang sering terjadi sebelum datangnya tsunami.
1. Diawali Dengan Terjadinya Gempa Bumi
Pemicu awal sebelum terjadinya tsunami adalah terjadinya gempa besar terutama di sekitar pantai dan laut. Seperti yang sudah dijelaskan di atas minimal kekuatan gempa sebesar 6.5 SR baru dapat dikategorikan sebagai tanda awal. Namun jika gempa bumi skala kecil maka tidak perlu dihiraukan karena tidak akan menimbulkan tsunami.
2. Air Laut Yang Tiba Tiba Surut
Tanda yang paling jelas sebelum terjadinya tsunami adalah air laut yang surut secara tiba tiba. Jika terjadi kejadian seperti ini, segera lakukan evakuasi secepatnya karena tidak lama setelah tanda ini ,muncul tsunami datang dan menghantam daratan. Semakin jauh surutnya maka biasa nya akan semakin kuat dan besar tsunami yang dihasilkan, meskipun surutnya air laut tidak selalu berkaitan dengan bahaya tsunami namun perlu diwaspadai supaya tidak jatuh banyak korban jiwa.
Sebenarnya yang menyebabkan air laut surut karena, sesaat sebelum munculnya gelombang tsunami, permukaan laut turun secara mendadak yang disebabkan oleh gempa bumi, longsor dan faktor lain, sehingga terdapat kekosongan ruang dan menyebabkan air laut pantai tertarik dan ketika gelombang tsunami sudah tercipta baru kembali ke pantai dengan gelombang yang besar.
3. Tanda Tanda Alam Yang Tidak Biasa
Seperti gerakan angin yang tidak biasa, perilaku hewan hewan yang aneh, misalnya kelelawar yang biasanya tidur di siang hari terlihat aktif akif pada 30 menit sebelum terjadinya tsunami. Burung burung yang terbang bergerombol yang sebelumnya tidak pernah terjadi. Begitu juga perilaku hewan hewan darat yang gelisah seperti yang terjadi di Thailand dimana sekitar satu jam sebelum tsunami menghantam negara tersebut, diketahui gajah gajah berlarian menuju bukit untuk menyelamatkan diri.
4. Terdengar Suara Gemuruh
Menurut pengakuan saksi mata kejadian tsunami tahun 2004 silam, sesaat sebelum datangnya gelombang tsunami terdengar suara gemuruh keras seperti kereta yang mengangkut barang. Ada juga yang mengatakan terdengar suara ledakan kecil dari kejauhan secara berulang ulang dan angin yang berhembus tidak biasa.
Kota kota yang berada di sekitar samudera Pasifik sudah memiliki sistem keamanan terhadap bahaya tsunami. Mereka menciptakan sebuah alarm peringatan yang akan berbunyi jika tsunami muncul serta sudah menyiapkan skema evakuasi secara cepat dan tepat. Sebenarnya bencana tsunami dapat diketahui sejak dini yakni dengan memasang perangkat yang berada di permukaan dan dasar laut yang berfungsi untuk memonitor pergerakan gelombang.
Sehingga ketika terdapat gelombang laut yang tidak biasa, maka perangkat tersebut akan mengirimkan sinyal kepada satelit yang kemudian diteruskan kepada stasiun/ badan yang berwenang untuk segera disampaikan kepada seluruh masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah yang akan terkena dampak tsunami tersebut.
Negara maju seperti Amerika Serikat sudah sejak lama memiliki teknologi seperti ini, diketahui sudah mengembangkan-nya sejak tahun 1920an dan di sempurnakan pada tahun 1949 dan menghubungkannya ke jaringan data Internasional pada tahun 1965. Salah satu sistem peringatan dini tsunami yang sudah dikembangkan AS adalah CREST Project yang telah dipasang di pantai barat Amerika Serikat, Hawaii dan Alaska oleh NOAA, USGS dan PNSN (Pasifik Northwest Seismograph Network).
Sementara untuk Indonesia sudah memiliki sistem peringatan dini bahaya tsunami yang dikembangkan pemerintah dengan bantuan negara negara lain yang dinamakan dengan Indonesia Tsunami Early System (InaTEWS). Sistem tersebut berpusat di Badan Metreologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Jakarta. Diharapkan sistem peringatan tsunami Indonesia tersebut dapat memberikan 3 tingkat peringatan, dan saat ini InaTEWS sedang disempurnakan.
Sebuah perangkat peringatan dini tsunami merupakan sistem yang rumit, sehingga dalam pembuatan dan pengembangan-nya harus melibatkan tenaga tenaga ahli sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemyampaian informasi yang dikeluarkan oleh badan berwenang. Berikut cara kerja sistem peringatan dini tsunami:
Sepanjang sejarah sudah tak terhitung lagi kejadian tsunami, faktor yang menyebabkan-nya karena sedikitnya dokumentasi yang ada atau tsunami skala kecil yang terjadi pada daerah yang tidak berpenduduk sehingga tidak terhitung dan tercatat. Namun terdapat beberapa bencana tsunami yang dampaknya sangat merusak serta menimbulkan banyak korban jiwa dengan daftar sebagai berikut:
Penyebab tsunami di dunia dan di Indonesia sendiri hampir sama, serta banyak tragedi dan korban jiwa yang telah direngut karena kejadian ini. Berdoa pada Tuhan serta penerapan teknologi pendeteksi dini tsunami adalah solusi meminimalisir korban jiwa.
Siapa sangka ternyata negara Indonesia memiliki sejarah tentang letusan gunung berapi cukup banyak. Diketahui jika…
Hampir sebagian besar gunung berapi yang ada di dunia pernah mengalami erupsi atau letusan. Setiap…
Negara Indonesia merupakan negara iklim tropis dan hanya memiliki dua musim saja, yakni musim kemarau…
Gunung merupakan sebuah daerah yang sangat menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dapat mencapai tinggi lebih…
Gunung memiliki keindahan dan pesonanya tersendiri terutama bagi para pecinta alam. Namun siapa sangka dibalik…
Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi di negara Indonesia yang memiliki keindahan alam yang sangat…