Negara Suriah merupakan salah satu negara di kawasan Timur Tengah atau Asia Barat yang sudah tidak asing di telinga kita. Negara ini sudah sejak lama mengalami konflik perang saudara yang dipicu dari pemberontakan di tahun 2011.
Selain perang saudara, pemanasan global juga menjadi salah satu pemicu terjadinya pemberontakan tahun 2011 berupa kekeringan parah yang melanda negara Suriah. Hal inilah yang memaksa sebanyak 1,5 juta orang mulai bermigrasi dari pedesaan ke perkotaan, hingga akhirnya memperparah tingkat perekonomian dan memunculkan kekacaan sosial.
Negara Suriah yang memiliki ibu kota di Damaskus ini, berbatasan dengan:
Kondisi alam yang dimiliki oleh negara Suriah cukup beragam, mulai dari sisi barat yang memiliki tanah subur dengan curah hujan lebih dari 380 mm per tahun. Untuk di bagian utara kondisi alam berupa padang stepa “fertile crescent” yang terbentang dari Laut Tengah hingga ke arah Mesopotamia.
Bagian tengah dan tenggara Suriah terdapat gurun pasir yang masih menjadi bagian dari Gurun Arab yang bernama Gurun Suriah. Sedangkan di sisi barat tidak jauh berbeda dengan kondisi alam di negara Libanon, dan sisi timur merupakan wilayah Pegunungan Jabal Al Ansariyah.
Iklim yang terdapat di Suriah termasuk iklim Laut Tengah yang sangat ekstrim akibat adanya pengaruh dari gurun di sisi timur dan selatan, tidak heran jika saat musim panas rata – rata suhu mencapai 40oC. Sedangkan musim hujan hanya akan turun sekitar bulan September sampai dengan Mei dan hujan lebat terjadi antara Desember hingga Maret.
Sedangkan selama musim dingin khususnya yang berada di pantai, suhu udara berkisar 15 – 20 derajat celcius saat siang hari, dan akan semakin dingin saat berada di wilayah pedalaman dan menjadi di bawah 0 derajat celcius di daerah pegunungan. Terkadang saat musim dingin, akan turun salju di gurun.
Penduduk yang tinggal di Suriah terdiri atas beberapa etnik, antara lain:
Diperkirakan jumlah penduduk Suriah mencapai 12,2 juta jiwa dengan rata – rata pertambahan penduduk sekitar 3,8 persen setiap tahunnya. Meskipun begitu, konflik yang sedang dialami oleh negara ini berdampak pula pada jumlah penduduk yang meninggal dunia akibat perang saudara tersebut.
Penduduk Suriah banyak tinggal di wilayah barat dan timur laut, terutama di pinggir sungai. Pada umumnya masyarakat Suriah menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa sehari – hari. Untuk orang – orang yang bukan berasal dari Suriah atau warga asing, pada umumnya tidak menggunakan bahasa ini namun mereka masih dapat memahami bahasa Arab.
Sekitar 90 persen penduduk Suriah beragama Islam dengan aliran Sunni. Agama lain yang juga terdapat di Suriah yaitu Kristen (8,9%) yang terbagi menjadi beberapa gereja.
Diberlakukan pula wajib belajar bagi anak – anak berusia di atas 7 tahun. Akan tetapi akibat konflik yang berkepanjangan banyak anak – anak putus sekolah bahkan lebih dari separuh atau anak berusia 15 tahun ke atas mengalami buta aksara.
Tidak jauh berbeda dengan kondisi alam yang berada di Timur Tengah, Suriah juga mempunyai gurun bernama Gurun Suriah. Gurun ini tidak terlalu kering sehingga banyak ditemukan tumbuhan – tumbuhan khas gurun yang tumbuh saat musim semi tiba, yang memperindah gurun dengan aneka warna – warni bunga.
Beberapa jenis rumput juga tumbuh dengan baik di gurun, bahkan menjadi sumber pangan bagi hewan – hewan ternak seperti kambing, biri – biri dan unta. Di bagian barat banyak ditumbuhi oleh tanaman perdu pendek dan juga hutan ek, pinus, cedar, cemara dan zaitun liar, bahkan terdapat pula kawasan hutan lindung di Pegunungan Ansariah.
Fauna Suriah juga cukup beragam yang bisa ditemukan di gurun seperti kelinci, rubah, dan binatang pengerat lainnya. Untuk wilayah pegunungan menjadi tempat tinggal bagi hewan hutan seperti kucing liar, beruang, babi liar, serigala dan lain sebagainya.
Suriah juga memiliki kawasan rawa – rawa yang menjadi tempat tinggal bagi unggas liar yang hidup di sekitar danau. Bahkan banyak pula ditemukan ikan trout dan beberapa jenis ikan lainnya di perairan tawar dan danau.
Negara Suriah mengandalkan sektor pertanian dan industri sebagai sumber pendapatan negara. Bagi penduduk yang tinggal di gurun dan stepa, mereka memelihara ternak seperti domba dan kambing dengan cara mengembalakannya, namun usaha ini mempunyai potensi yang amat kecil untuk diekspor.
Sektor industri banyak ditemukan di kota – kota besar yakni Damascus, Homs dan Haleb dengan hasil industri berupa semen, gelas, gula, aspal, sabun, tekstil, bahan pangan, dan pupuk. Selain itu, industri pariwisata juga dimanfaatkan oleh Suriah dengan memanfaatkan peninggalan bangunan bersejarah dan reruntuhan bangunan tua.
Namun saat ini setelah mengalami perang sipil negara Suriah mengalami kemerosotan di bidang ekonomi, khususnya kegiatan ekspor barang. Di tahun 2018 kegiatan ekspor barang hanya mencapai US$700 juta padahal di tahun 2010 bisa mencapai US$12,2 milyar.
Dan saat ini negara Suriah mengandalkan mitra perdagangan eksternal bersama Rusia dan Iran untuk menstabilkan perekonomian negaranya.
Siapa sangka ternyata negara Indonesia memiliki sejarah tentang letusan gunung berapi cukup banyak. Diketahui jika…
Hampir sebagian besar gunung berapi yang ada di dunia pernah mengalami erupsi atau letusan. Setiap…
Negara Indonesia merupakan negara iklim tropis dan hanya memiliki dua musim saja, yakni musim kemarau…
Gunung merupakan sebuah daerah yang sangat menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dapat mencapai tinggi lebih…
Gunung memiliki keindahan dan pesonanya tersendiri terutama bagi para pecinta alam. Namun siapa sangka dibalik…
Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi di negara Indonesia yang memiliki keindahan alam yang sangat…