Hujan merupakan karunia Tuhan bagi seluruh alam semesta. Hujan tidak hanya bermanfaat bagi manusia tetapi juga bagi makhluk hidup yang lain (Baca: Manfaat Hujan bagi Bumi dan Makhluk Hidup). Hujan dengan intensitas normal membawa kebaikan bagi seluruh alam. Fenomena alam yang terjadi akhir-akhir ini mengalami perubahan. Intensitas hujan yang tinggi dapat menimbulkan masalah bencana banjir bagi kawasan atau daerah tertentu. Banyak faktor yang menjadi menyebab sehingga intensitas hujan yang tinggi dapat menyebabkan najir. Salah satunya adalah sistem resapan air hujan yang tidak baik (Baca: Penyebab Banjir, Akibat dan Cara Mengatasi banjir ). Tanah tidak mampu menyerap air hujan sepenuhnya karena beberapa kendala seperti banyaknya bangunan ditasnya, pengerasan permukaan tanah seperti jalan aspal, cor beton, dan lain sebagainya.
Meningkatkan resapan tanah terhadap air hujan merupakan salah satu cara untuk menjaga tingginya permukaan air dalam tanah dan mengurangi potensi terjadinya banjir (Baca: Ciri-ciri Air Tanah Permukaan dan Penjelasannya). Salah satu cara yang cukup mudah untuk membuat resapan air hujan adalah dengan membuat resapan biopori. Metode resapan dengan lubang biiopori ini pertama kali dikemukakan oleh Dr. Kamir R. Brata, seorang ahli peneiliti dalam bidang tanah dan sumber daya lahan dari IPB (Institut Pertanian Bogor).
Bentuk resapan air hujan biopori berupa lubang lubang yang disebut dengan lubang biopori. Istilah biopori merupakan istilah untuk lubang di dalam tanah yang terbentuk karena aktifitas-aktifitas mikroorganisme seperti cacing, semut, dan rayap yang terjadi di dalam tanah.
Lubang biopori merupakan lubang silindris dengan diameter anatara 10-30 cm yang dibuat secara vertikal kedalam tanah dengan kedalaman sekitar 100 cm atau 1 meter. Prinsipnya kedalaman lubang tidak melebihin kedalam permukaan air tanah. Dalam kasus tertentu terdapat tanah dengan kedalaman permukaan air tanah tidak sampai 1 meter maka lubang biopori dibuat diatasnya misalnya 50 cm. Pembuatan lubang biopori ini harus memperhatikan bentuk tanah (Baca: Sifat Fisik Tanah dan Pengertiannya). Jika menemui tanah yang mengeras, kedalaman lubang biopori juga tidak perlu dipaksakan. Lubang biopori ini dibuat dalam jumlah yang banyak. Jarak antara lubang yang satu dengan lubang yang lainya berkisar antara 30-100 cm. Permukaan lubang bagian atas dapat diperkuat dengan semen setebal 2 cm dengan lebar sekitar 2-3 cm.
Lubang biopori ini kemudian diisi dengan sampah-sampah organik. Sampah organik dapat berupa sisa tanaman dan dedaunan atau bisa juga gunakan rumput. Lubang biopori ini harus tetap dalam keadaan penuh agar tidak terisi oleh material yang lain. Sampah organik ini kemudian akan berubah menjadi kompos karena aktifitas organisme.
Semakin banyak lubang biopori yang bisa dibuat maka tingkat resapan air juga akan semakin baik. Hal ini juga harus memperhatikan jarak antara satu lubang dengan lubang yang lainnya. Idealnya jarak antara lubang tersebut adalah 50 cm. Pembuatan lubang-lubang biopori dilakukan pada lokasi-lokasi tertentu. Lokasi mana saja yang baik untuk dibuatkan resapan air hujan lubang biopori.
Apabila terdapat sebuah pohon, maka area sekitar pohon tersebut sangat bagus untuk dibuat lubang-lubang biopori. Selain lubang biopori berfungsi untuk meningkatkan penyerapan tanah terhadap air hujan. Kompos yang ada di dalam lubang biopori tersebut dapat dimanfaat sebagai pupuk bagi pohon tersebut.
Sebuah lokasi yang terdapat benyak pohon seperti di taman, arena ini dapat dimanfaatkan untuk membuat banyak lubang biopori. Lubang-lubang biopori dapat dibuat pada area kosong yang berada diantara pohon yang satu dengan pohon yang lainnya.
Saluran air hujan yang berada disekitar bangunan rumah, bangunan kantor dan gedung-gedung lainya biasanya telah dibuat dengan semen. Hal ini mengakibatkan air hujan tidak akan terserap kedalam tanah. Air hujan justru akan mengalir mengikuti arus sesuai dengan saluran yang telah dibuat. Jika volume air yang mengalir cukup besar maka dapat menimbulkan banjir. Saluran air ini sebaiknya diberi lubang-lubang biopori sehingga air hujan yang mengalir dapat terserap kedalam tanah melalui lubang biopori tersebut.
Lubang-lubang biopori yang digunakan untuk menyerap air hujan memiliki manfaat yang cukup banyak.
Tanah yang telah dibuat lubang biopori akan mampu menyerap air lebih banyak dibanding tanah yangt tidak memiliki lubang biopori. Lubang biopori dapat menjadi pintu masuknya air yang kemudian akan diserap oleh tanah dengan luasan sebesar dinding lubang biopori tersebut. Semakin banyak lubang yang bisa dibuat maka semakin besar daya resapan air yang akan dimiliki oleh tanah tersebut.
Lubang biopori yang diisi dengan sampah organik akan berubah menjadi kompos. Kompos akan bermanfaat sebagai pupuk bagi tanah tersebut dan dapat bermanfaat untuk kesuburan tanah. Dengan adanya lubang ini, lokasi akan menjadi bersih dari sampah organik sehingga menjadi terjaga kelestariannya (Baca: Pelestarian Lingkungan: Pentingnya dan Cara Pelestariannya)
Ketika curah hujan tinggi dan resapan tanah tidak maksimal, maka air yang tidak terserap akan menggenang di permukaan tanah. Genangan air ini dapat dimanfaatkan oleh nyamuk untuk berkembang biak sehingga dapat menimbulkan penyakit seperti demam berdarah dan lainnya. Lubang biopori meningkatkan daya resap tanah sehingga mengurang adanya genangan air di atas tanah.
Salah satu penyebab banjir adalah banyaknya air hujan yang tidak terserap oleh tanah (Baca: Penyebab Banjir). Jika intensitas curah hujan tinggi maka berpotensi menimbulkan banjir. Salah satu cara untuk mempercepat menyerapan air kedalam tanah adalah dengan membuat resapan air hujan berupa lubang biopori ini.
Terjadinya lubang biopori adalah karena aktifitas mikroorganisme didalam tanah. Salah satu aktifitas tersebut adalah mengubah sampah organik menjadi kompos yang kemudian berfungsi sebagai penyubur tanah. Tumuhan yang ada di area tersebut mendapat pusuk dari kompos tersebut. Dalam siklus ini, peran dari flora dan fauna (Baca: Pengertian Flora dan fauna) pada tanah menjadi maksimal.
Siapa sangka ternyata negara Indonesia memiliki sejarah tentang letusan gunung berapi cukup banyak. Diketahui jika…
Hampir sebagian besar gunung berapi yang ada di dunia pernah mengalami erupsi atau letusan. Setiap…
Negara Indonesia merupakan negara iklim tropis dan hanya memiliki dua musim saja, yakni musim kemarau…
Gunung merupakan sebuah daerah yang sangat menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dapat mencapai tinggi lebih…
Gunung memiliki keindahan dan pesonanya tersendiri terutama bagi para pecinta alam. Namun siapa sangka dibalik…
Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi di negara Indonesia yang memiliki keindahan alam yang sangat…