Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut vertikal secara tiba-tiba sehingga menghasilkan gelombang yang sangat tinggi di bibir pantai. Kata tsunami sendiri berasal dari bahasa Jepang, yaitu tsu yang artinya pelabuhan dan nami yang berarti gelombang. Jadi secara harafiah, tsunami berarti gelombang pelabuhan. Tsunami sering diidentikkan dengan istilah seismic sea wave. Namun para ahli lebih menyukai penggunaan kata tsunami.
Sesuai dengan penamaannya, tsunami memang sering terjadi di Jepang. Setidaknya tsunami telah terjadi sekitar 196 kali di Jepang. Sebelum perkembangan penelitian seperti sekarang, tsunami disamakan dengan gelombang pasang. Hal ini dikarenakan penampakan peristiwa keduanya yang mirip. Baik tsunami maupun gelombang pasang sama sama menghasilkan gelombang air yang bergerak ke daratan. Bedanya, gelombang tsunami jauh lebih besar dan lebih lama. Sekarang diketahui bahwa tsunami tidak sama dengan gelombang pasang. Penyebab dan morfologis keduanya berbeda. Selain itu, tsunami juga tidak terjadi di sekitar pelabuhan saja. Bisa disimpulkan sebenarnya kata tsunami pun kurang cocok untuk fenomena alam ini.
Tsunami rawan terjadi di negara-negara sekitar samudra Pasifik. Karena disekitar daerah itu pergeseran lempeng bumi lebih mungkin terjadi. Negara-negara yang rawan akan benacana ini adalah Jepang, Hawai, Chilie, India, Bangladesh dan Indonesia.
Di Indonesia sendiri, tsunami sudah terjadi beberapa kali. Yang paling dikenang sampai menjadi bencana nasional tentunya adalah yang terjdi di Aceh tahun 2004 silam. Butuh bertahun-tahun untuk bangkit dan kembali memperbaiki kerusakan yang terjadi. Orang Aceh menyebutnya Alon Buluek.
Penyebab Terjadinya Tsunami
Tsunami terjadi jika terjadi gangguan pada “wadah” lautan. Gangguan ini menyebabkan mobilitas air laut yang sangat kuat di sisi wadahnya (dalam hal ini bibir pantai). Secara visual, proses terjadinya tsunami bisa dilihat pada skema di atas.
Pertama perhatikan keadaan lempeng bumi pada situasi normal. Lalu terjadi gangguan yang menyebabkan lempeng bumi berubah. Perubahan itu menyebabkan pergerakan air di kedua sisinya. Sisi yang berada di tengah laut tidak akan terasa pengaruhnya. Tapi di sisi lainnya (pantai) akan terjadi gelombang pasang yang sangat besar.
(baca juga : Penyebab Tsunami dan Akibatnya
8 ciri ciri akan terjadinya tsunami )
Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan lempengan bumi yang memicu tsunami. Setidaknya ada lima hal yang menjadi penyebab terjadinya tsunami. Yaitu gempa bumi bawah laut, longsor bawah laut, letusan gunung api, hantaman meteor dan ulah manusia. Berikut adalah beberapa penyebab terjadinya tsunami :
1. Gempa Bawah Laut
Gempa bumi yang terjadi di bawah laut merupakan penyebab paling umum terjadinya tsunami. Gerakan vertikal pada kerak bumi (gempa) dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang menyebabkan gangguan keseimbangan air yang ada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi laut, yang ketika sampai di pantai menjadi tsunami.
Meskipun demikian tidak semua gempa yang terjadi di bawah laut menyebabkan tsunami. Gempa bumi bawah laut yang menyebabkan terjadinya tsunami adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
Contoh tsunami yang diakibatkan gempa bumi adalah tsunami Aceh tahun 2004 dan tsunami Jepang tahun 2011 silam.
( Baca juga Macam macam gempa bumi dan akibatnya
9 akibat gempa bumi dan jenisnya )
2. Letusan Gunung Merapi
Gunung berapi tersebar hampir di seluruh penjuru dunia. Letusan dari gunung merapi itu menyebabkan terjadinya gempa vulkanik (gempa yang terjadi karena letusan gunung merapi). Meskipun sangat jarang terjadi, tsunami yang disebabkan letusan gunung merapi sangat dahsyat. Apalagi jika gunung merapinya ada di bawah laut.
Contoh tsunami yang diakibatkan oleh letusan gunung merapi adalah tsunami besar yang terjadi akibat letusan gunung krakatau tahun 1883.
3. Longsor Bawah Laut
Longsor bawah laut terjadi akibat tabrakan antara lempeng benua dan lempeng samudra yang disebabkan oleh gempa dan peubahan air laut. Proses ini membentuk paling laut secara tiba-tiba yang berpengaruh pada pergerakan volume air yang mendadak. Pada skala tertentu menyebabkan tsunami.
Ciri-ciri tsunami yang disebabkan oleh longsor bawah laut adalah gempa yang berkekuatan kecil tapi mengakibatkan tsunami yang kuat. Misalnya yang terjadi di Pesisir Jawa tahun 2006 silam.
4. Hantaman Meteor
Tsunami juga dapat disebabkan oleh meteor yang jatuh di atas laut. Penggambarannya kira kira seperti melempar bola bowling ke atas kolam renang yang menyebabkan rentetan gelombang yang cukup besar di tepi kolam. Selain itu, meteor yang jatuh ke permukaan laut juga menyebabkan ketidakseimbangan lempeng bawah laut yang menimbulkan gempa. Hal ini jarang terjadi, tapi akibatnya adalah tsunami yang sangat besar.
5. Ulah manusia
Sebagai mahluk dalam strata paling tinggi klasifikasi organisme, manusia juga membawa potensi perusakan bumi lebih besar. Misalnya dalam pengujian senjata untuk perang seperti bom nuklir. Jika pengujiannya dilakukan di lautan, hal ini berpotensi menimbulkan gempa bawah laut yang berpotensi mendatangkan tsunami. Meskipun belum ada kejadian yang dikabarkan, namun para ahli sepakat jika hal itu sangat mungkin terjadi.
Selain tsunami yang kita ketahui, ada juga tsunami sangat besar yang disebut megatsunami. Megatsunami adalah tsunami yang mencapai ketinggian lebih dari 100 meter. Selain tsunami di alaska yang mencapai 520 meter, megatsunami terakhir melanda daerah berpenduduk diketahui terjadi sekitar 4.ooo tahun yang lalu.
Megatsunami dapat naik hingga ratusan meter , dengan kecepatan 890 KM perjam. Dan dapt menerjang daratan hingga sejauh 20 KM.
Penyebab Terjadinya Megatsunami
Tidak semua penyebab tsunami berpotensi menimbulkan megatsunami. Berikut tiga kejadian yang memicu terjadinya megatsunami :
Gempa bumi bawah laut memang bisa menggeser lempengan bumi, namun tidak cukup kuat untuk mengakibatkan runtuhnya sebuah pulau yang menyebabkan megatsunami. Tercatat beberapa megatsunami yang pernah terjadi dalam peradaban manusia. Yang paling dahsyat adalah yang terjadi di teluk Lituya tahun 1958 yang tingginya mencapai 524 meter. Namun yang paling banyak memakan korban jiwa adalah megatsunami di Vajont tahun 1963. Megatsunami setinggi 250 meter itu memakan korban sekitar 2.000 jiwa.
Megatsunami terbesar terjadi di zaman pra sejarah sekitar 65 juta tahun yang lalu. Megatsunami yang disebabkan tumbukan meteorit itu mencapai tinggi 3 kilometer. Hal ini diduga menjadi awal peralihan bumi ke zaman es.
Siapa sangka ternyata negara Indonesia memiliki sejarah tentang letusan gunung berapi cukup banyak. Diketahui jika…
Hampir sebagian besar gunung berapi yang ada di dunia pernah mengalami erupsi atau letusan. Setiap…
Negara Indonesia merupakan negara iklim tropis dan hanya memiliki dua musim saja, yakni musim kemarau…
Gunung merupakan sebuah daerah yang sangat menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dapat mencapai tinggi lebih…
Gunung memiliki keindahan dan pesonanya tersendiri terutama bagi para pecinta alam. Namun siapa sangka dibalik…
Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi di negara Indonesia yang memiliki keindahan alam yang sangat…