Dalam bidang astronomi ada istilah mengenai bola langit. Bola langit adalah sekumpulan atau sejumlah benda langit yang bertebaran di langit yang seolah-olah melekat pada suatu bola raksasa. Posisi sekumpulan atau suatu benda langit ini dinyatakan dengan arah yaitu dinamakan tata koordinat (Siregar, 2008). Jadi, bola langit sebenarnya bola khayal yang merepresentasikan bentuk planet Bumi yang berbentuk bulat dimana sejumlah benda-benda langit kelihatannya menempel pada bola Bumi tersebut sebagai bidang proyeksi benda-benda langit.
Hal ini dapat terlihat pada saat kita berdiri di tepian pantai dan pada saat kita melihat horizon atau cakrawala maka seolah-olah di atas horizon tersebut terdapat setengah lingkaran yang menggambarkan bentuk planet Bumi. Selanjutnya dalam pembahasan berikut dijelaskan mengenai sistem tata koordinat bola langit dan macam-macam tata koordinatnya.
Sistem Bola Langit
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bola langit adalah bola khayal yang memproyeksikan kedudukan benda-benda yang berada di atas planet Bumi berdasarkan pada letak si pengamat. Maka, sistem bola langit ini merupakan sistem pegamatan letak proyeksi benda-benda langit yang berpusat pada posisi pengamatannya. Sistem ini memiliki beberapa bagian yang dapat dijelaskan sebagai berikut ini:
Klasifikasi Tata Koordinat Bola Langit
Dari pemaparan di atas mengenai sistem bola langit, maka penjelasan berikut ini mengulas tentang klasifikasi tata koordinat bola langit yang ada. Pembagiannya dibagi menjadi tiga bagian yang berdasarkan pada sistem bola langit yang ada. Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya bahwa bola langit adalah garis imajiner yang memotong bola dunia menjadi beberapa bagian. Adapun tata koordinat bola langit meliputi, antara lain:
Tata koordinat horizon ini berguna dalam melakukan pemetaan bola horizon Bumi. Beberapa bagian penting dalam tata koordinat horizon ini meliputi Zenith (titik yang berada tepat di atas si pengamat), Nadir (titik yang berada di bawah si pengamat), dan titik-titik arah mata angin (Utara, Selatan, Barat dan Timur).
Selain itu, tata koordinat horizon juga memiliki beberapa bagian, yaitu Altitude (titik ketinggian) dan Azimuth. Altitude merupakan titik ketinggian suatu benda di atas horizon, dimana tanda positif (+90˚) menuju ke arah Zenith dan tanda negatif (-90˚) menuju ke arah Nadir. Sebagai catatan, suatu bintang akan nampak oleh si pengamat yang berada di ketinggian 0 meter jika altitude bertanda positif. Sedangkan, Azimuth merupakan posisi benda yang diukur dari beberapa titik arah mata angin yang memiliki rentang dari 0˚ sampai 360˚ atau jika diwakilkan dengan waktu maka mulia dari 0 jam hingga 24 jam.
Tata koordinat ekuatorial berfungsi untuk memetakan posisi suatu benda langit yang nampak atau tidak nampak di atas bola langit. Tata koordinat ini tidak berdasarkan pengamatannya pada posisi atau letak si pengamat. Secara khusus, tata koordinat ekuatorial memiliki dua sistem, yaitu:
Sistem ini adalah sistem yang meliputi Asensio Recta dan Deklinasi. Asensio Recta adalah posisi bintang diukur sepanjang ekuator langit dari titik Aries positif (titik meridian 0˚ dari bola langit) bila diukur berlawanan arah dengan putaran bola langit dan pergerakan beberapa bintang. Sedangkan deklinasi merupakan suatu garis lintang yang menunjukkan letak ketinggian posisi benda jika diukur dari ekuator langit atau dari +90˚ hingga -90˚.
Sistem ini merupakan gabungan antara koordinat horizon dan koordinat ekuatorial atau kombinasi sistem Hour Angle dan Deklinasi. Hour Angle adalah posisi bintang dari titik kulminasinya yang diukur dari titik stigma sepanjang ekuator langit yang bertanda positif jika searah dengan putaran bola langit dan pergerakan bintang yang memiliki nilai +12 jam hingga -12 jam. Sedangkan, deklinasi sama seperti dengan sistem RA-DEC.
Tata koordinat ekliptika berfungsi untuk memetakan posisi suatu benda langit yang nampak atau tidak nampak di atas bola langit berdasarkan bidang edar bumi mengelilingi matahari dimana kemiringan edar bumi adalah sebesar 23,5˚ dari garis ekuator. Dengan kata lain, tata koordinat ekliptika ini sesuai dengan tata koordinat ekuatorial sistem RA-DEC namun berbeda bidang pengamatannya. Lebih lanjut, tata koordinat ekliptika terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
Tata koordinat bola langit ini sangat berfungsi dalam menentukan posisi dan letak benda-benda langit yang berada di atas lapisan atmosfer Bumi.
Siapa sangka ternyata negara Indonesia memiliki sejarah tentang letusan gunung berapi cukup banyak. Diketahui jika…
Hampir sebagian besar gunung berapi yang ada di dunia pernah mengalami erupsi atau letusan. Setiap…
Negara Indonesia merupakan negara iklim tropis dan hanya memiliki dua musim saja, yakni musim kemarau…
Gunung merupakan sebuah daerah yang sangat menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dapat mencapai tinggi lebih…
Gunung memiliki keindahan dan pesonanya tersendiri terutama bagi para pecinta alam. Namun siapa sangka dibalik…
Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi di negara Indonesia yang memiliki keindahan alam yang sangat…