Alam memberikan pesona keindahan yang tidak dapat digambarkan oleh apapun. Keindahannya bisa kita nikmati dengan indra penglihatan kita. Baik yang berada di sekitar hingga yang berada jauh di luar planet bumi. Dari sekian banyaknya keindahan tersebut tidak jarang beberapa diantaranya sulit sekali untuk bisa kita nikmati setiap hari atau hanya terjadi pada waktu – waktu tertentu seperti gerhana matahari total, gerhana bulan total, fenomena pelangi api, matahari kembar, kemunculan komet Halley dan masih banyak lagi. Keindahan alam yang lain dapat kita nikmati hanya di tempat – tempat tertentu saja seperti fenomena caping gunung, fenomena equinox, kulminasi matahari dan masih banyak lagi.
Keindahan serta fenomena alam tersebut tidak serta merta harus terjadi pada saat khusus atau tempat tertentu saja. Masih banyak kejadian lain yang bisa kita nikmati setiap hari atau sudah sering kita alami sendiri, seperti contoh pergantian siang dan malam, proses terjadinya pelangi hingga proses terjadinya hujan. Berbicara mengenai hujan, mungkin sebagian besar dari kita akan mendefinisikan hujan sebagai butiran air yang jatuh dari langit.
Definisi tersebut tidaklah salah dan hujan sendiri merupakan bagian dari siklus untuk menjaga kesimbangan pada bumi. Di dalam ilmu meteorologi dan klimatologi hujan dijelaskan sebagai bagian dari proses presipitasi. Istilah presipitasi mengacu pada semua bentuk dari hasil kondensasi uap air yang terdapat pada atmosfer bumi. Di atmosfer uap air akan selalu tersedia meskipun tidak dalam wujud awan sekalipun. Presipitasi akan muncul ketika terjadi pendingan udara hingga akhirnya menyebabkan kondensasi.
Setidaknya terdapat 3 faktor yang menyebabkan terjadinya presipitasi, pertama uap air memiliki massa, kedua terdapat inti dari kondensasi seperti kristal garam, debu dan lain sebagainya, terakhir terjadi pendinginan udara akibat adanya pengangkatan udara secara orografik, siklonik dan konvektif. Proses presipitasi sendiri terbagi menjadi 3 macam, antara lain:
Seperti yang telah disinggung di atas, hujan merupakan salah satu bentuk dari presipitasi dalam bentuk cairan. Sebenarnya presipitasi sendiri dapat berbentuk padat contohnya seperti hujan es dan salju dan juga berbentuk gas atau aerosol seperti kabut dan embun. Lalu apa itu presipitasi?
Presipitasi dapat dikatakan sebagai cairan atau zat padat yang berasal dari pengembunan uap air atau hasil dari proses kondensasi yang jatuh dari awan hingga akhirnya menuju ke permukaan bumi. Bentuk – bentuk dari presipitasi antara lain, hujan dan drizzle, hail, salju, hoar frost, rime, kabut dan lain sebagainya.
Seperti yang kita ketahui jika hujan akan terbentuk jika terdapat titik – titik air yang berasal dari awan untuk kemudian jatuh ke bumi. Tahukah kalian jika tidak semua hujan akan selalu jatuh ke tanah atau bumi, beberapa ada yang kembali menguap saat jatuh melewati udara kering. hujan jenis ini dikenal dengan sebutan hujan virga.
Jenis-jenis hujan ada beberapa, jika dilihat dari ukuran butirannya antara lain:
Untuk pembahasan kali ini akan dijelaskan secara terperinci mengenai proses terjadinya drizzle atau hujan gerimis. Seperti yang telah disinggung sedikit di atas, drizzle merupakan salah satu bentuk hujan yang terdiri atas tetes air yang berukuran sangat kecil, sebagian besar terlihat sama dan saling berdekatan antara satu dengan yang lainnya, serta mempunyai diameter kurang dari 0,5 mm.
Drizzle disebabkan oleh adanya awan berjenis stratus atau St. Ada pun ciri-ciri dari drizzle antara lain presipitasi atau endapan terlihat hampir melayang di udara serta gerakannya masih dapat dilihat oleh mata walaupun udara bergerak lemah, drizzle biasa ditemukan di daerah pegunungan atau pantai yang mempunyai suhu dingin, dan laju dari pengumpulan curah hujan tidak kurang dari 1,5 mm per jam.
Drizzle atau hujan gerimis dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
Proses terbentuknya drizzle diakibatkan oleh awan stratus dan juga awan stratocumulus. Awan – awan tersebut terdiri dari titik – titik atau partikel air kecil yang terdapat di udara. Pada titik tertentu awan tersebut akhirnya berubah kembali menjadi partikel – partikel air untuk kemudian jatuh ke permukaan bumi. Akan tetapi tidak semua partikel air tersebut jatuh ke bumi, sebagian besar akan menguap kembali sebelum jatuh ke atas permukaan bumi. Hingga pada akhirnya partikel – partikel air tersebut jatuh dengan ukuran yang kecil atau lebih dikenal dengan sebutan hujan gerimis atau drizzle.
Nah itulah tadi penjelasan mengenai proses terjadinya hujan drizzle. Semoga informasi tersebut bisa bermanfaat untuk Anda.
Siapa sangka ternyata negara Indonesia memiliki sejarah tentang letusan gunung berapi cukup banyak. Diketahui jika…
Hampir sebagian besar gunung berapi yang ada di dunia pernah mengalami erupsi atau letusan. Setiap…
Negara Indonesia merupakan negara iklim tropis dan hanya memiliki dua musim saja, yakni musim kemarau…
Gunung merupakan sebuah daerah yang sangat menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dapat mencapai tinggi lebih…
Gunung memiliki keindahan dan pesonanya tersendiri terutama bagi para pecinta alam. Namun siapa sangka dibalik…
Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi di negara Indonesia yang memiliki keindahan alam yang sangat…