Berbagai penemuan yang ditemukan oleh beberapa ahli memberikan banyak manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, tidak terkecuali ilmu astronomi. Perlu diketahui jika astronomi merupakan salah satu ilmu tertua yang pernah diteliti keberadaannya. Sejarah mencatat jika astronomi telah dipelajari sejak Zaman Babilonia, Mesir,China bahkan setelah runtuhnya kebudayaan Yunani Kuno dan Romawi. Hingga akhirnya perkembangan astronomi berpindah pada bangsa Arab. Oleh bangsa Arab astronomi berkembang sangat pesat terutama saat masa kerajaan Islam sekiter 8 hingga 15 Masehi.
Tidak heran jika banyak ilmuwan – ilmuwan Islam yang muncul dan mempelajari khususnya ilmu astronomi. Dan berikut ini adalah beberapa ilmuwan atau astronom Islam yang mempunyai peran penting dalam perkembangan ilmu astronomi di dunia. Siapa sajakah astronom tersebut, berikut daftarnya:
Tidak heran jika rasa keingintahuan yang dimilikinya, ia bergabung dalam projek pengukuran dari derajat garis lintang bumi. Selain itu, dia juga berhasil menjabarkan jarak serta diameter dari beberapa planet yang merupakan suatu pencapaian luar biasa saat itu. Al – Farghani menulis seluruh hasil pengamatan dan penelitiannya di dalam sebuah buku yang berjudul “Harakat as-Samawiyya wa Jawami Ilm an-Nujum” atau Asas – Asas Ilmu Bintang, buku tersebut menjadi salah satu buku yang berpengaruh bagi dunia astronomi di Eropa. Tidak heran jika buku tersebut sudah diterjemahkan menjadi beberapa bahasa salah satunya bahasa Inggris dan berubah judul menjadi Elements of Astronomy.
Salah satu penemuan terbesarnya selain tabel cotangen yaitu penentuan tahun matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik. Sebelumnya perhitungan tersebut pernah dilakukan oleh Ptolemy dengan hasil tahun matahari yaitu 365 hari, 5 jam, 55 menit dan 12 detik. Selain memperbaiki hasil perhitungan dan menyusun tabel baru matahari dan bulan milik Ptolemy, Al – Battani juga menemukan arah matahari mengalami perubahan.
Tidak hanya itu saja, Al – Battani juga membuat sebuah kitab yang sangat populer yaitu al – Zih al-Sabi dan kitab tersebut menjadi rujukan bagi para ahli astronomi di dunia Barat atau Eropa. Banyak ahli astronomi dari Eropa yang berpedoman pada kitab tersebut, sebut saja Copernicus, Regiomantanus, Kepler, hingga Peubach. Bahkan Copernicus mengaku berhutang budi pada Al – Battani dan hal tersebut tercatat di dalam bukunya yang berjudul “De Revoltionibus Orbium Clestium”.
Hasil karya terbesar miliknya berupa Kitab dengan judul al-Kawakib ats – Tsabit al – Musawwar yang berisi katalog bintang hasil dari pengamatannya sendiri. Kitab tersebut juga merupakan atlas bintang pertama yang membahas mengenai nebula yang terdapat pada Galaksi Andromeda. Selain itu, Al – Sufi juga melakukan pengamatan dan juga menggambarkan bintang – bintang, posisi atau letaknya, besar hingga warnanya.
Di dalam penelitiannya banyak membahas tentang senja serta lingkaran cahaya yang terdapat di sekitar bulan dan matahari termasuk bayang – bayang dan gerhana. Salah satu penelitiannya yaitu mengenai cahaya fajar dimulai saat matahari berada di garis 19 derajat sebelah timur.
Sedangkan warna merah pada senja akan menghilang jika matahari ada di garis 19 derajat ufuk barat. Tidak hanya itu saja, Ibnu Haitham melakukan percobaan pada kaca yang dibakar dan dari sanalah muncul teori lensa pembesar.
Menurut sejarah Ibnu Yunus merupakan orang pertama yang menggunakan bandul sebagai alat ukur waktu di abad ke-10 dengan akurat dan tepat waktu. Ia juga dapat menjelaskan mengenai 40 planet, menyaksikan 30 gerhana bulan, serta menjelaskan tentang konjungsi planet Venus dan Merkurius pada rasi bintang Gemini. Tidak hanya itu saja, Ibnu Yunus juga tabel a(h) saat terjadi equinox di mana h = 1, 2, …, 60 derajat. Untuk mengenang jasanya, nama Ibnu Yunus diberikan pada sebuah kawah yang terdapat di permukaan bulan.
Al – Biruni telah melakukan berbagai macam perhitungan terkait dengan astronomi seperti menghitung garis lintang Kath, Khawarazam dengan metode altitude maksimal matahari, membuat proyeksi peta kartografi termasuk proyeksi belahan bumi di bidang datar, dan penelitian mengenai radius Bumi pada 6.339,6 km.
Jam astrolabe merupakan salah satu instrumen astronomi yang berfungsi sebagai penentu lokasi dan memperkirakan posisi matahari, bulan, planet serta bintang, menentukan letak bujur dan letak lintang, survei dan juga triangulasi. Selain jam astrolabe, Ibnu Al-Shatir juga menemukan jam matahari dan merupakan jam dengan polar axis sundial paling tua yang masih ada hingga saat ini. Kompas juga menjadi barang temuannya dengan menganut dasar jam matahari dan kompas magnetis di awal abad ke 14 M.
Itulah tadi beberapa ilmuwan Islam yang berkontribusi di bidang astronomi. Semoga informasi di atas bisa membantu.
Siapa sangka ternyata negara Indonesia memiliki sejarah tentang letusan gunung berapi cukup banyak. Diketahui jika…
Hampir sebagian besar gunung berapi yang ada di dunia pernah mengalami erupsi atau letusan. Setiap…
Negara Indonesia merupakan negara iklim tropis dan hanya memiliki dua musim saja, yakni musim kemarau…
Gunung merupakan sebuah daerah yang sangat menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dapat mencapai tinggi lebih…
Gunung memiliki keindahan dan pesonanya tersendiri terutama bagi para pecinta alam. Namun siapa sangka dibalik…
Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi di negara Indonesia yang memiliki keindahan alam yang sangat…